Hasil Belajar Siswa SLB Autis Alamanda

commit to user 119

2. Hasil Belajar Siswa SLB Autis Alamanda

Sampai saat ini SLB Autis Alamanda belum meluluskan peserta didik dari tingkat sekolah dasar luar biasa, tetapi SLB Autis Alamanda telah dapat mengantarkan peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikannya di sekolah regular. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Wilis Palupi sebagai berikut : Disini kurang lebih dalam 2 tahun terakhir ini sudah mulai ada kelas transisi dimana kelas transisi ini memang ditujukan untuk anak-anak yang sudah bisa berada di kelas klasikal, jadi artinya tidak lagi one – on – one , satu anak dengan satu guru, tapi sudah mulai anak belajar dengan ada teman yang lain. Kelas transisi ditujukan juga untuk anak-anak supaya nantinya kalau memang dia sudah memungkinkan dikondisikan untuk bisa ke sekolah umum. CL2 : 240, 20 April 2012 Jadi, SLB Autis Alamanda menyediakan kelas transisi sebagai intervensi dini terhadap gangguan-gangguan perilaku dan konsentrasi seperti autis dan ADHD. Kelas transisi ini mempersiapkan peserta didik yang mengalami gangguan perilaku agar dapat meminimalkan atau bahkan menghilangkan perilaku negative pada anak sehingga dapat belajar bersama-sama di kelas dan sekolah regular. Bagi siswa yang kemampuannya tidak dapat mengikuti di sekolah regular, SLB Autis Alamanda tetap menyediakan pelayanan pendidikan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan anak. CL2 : 240, 17 Februari 2012. Dijelaskan pula oleh kepala SLB Autis Alamanda, Ibu Yatmi, bahwa di SLB Autis Alamanda disediakan 2 kelas transisi yang merupakan kelas klasikal dengan jumlah 2-3 orang siswa untuk setiap kelas. Kriteria siswa dapat masuk ke dalam kelas transisi ini yaitu anak sudah memiliki kemampuan dalam menarima commit to user 120 instruksi kelompok, sudah ada kemampuan interaksi social pada anak, kemampuan kemandirian siswa sudah ada, dan anak telah dapat menguasai kemampuan akademik dasar sesuai kurikulum khusus yang digunakan di SLB Autis Alamanda. CL1 : 190, 10 April 2012. Dijelaskan lebih lanjut oleh kepala SLB Autis Alamanda bahwa dalam proses transisi anak dari SLB Autis Alamanda ke kelassekolah regular, anak akan didampingi dengan seorang guru pendamping khusus shadow selama masih diperlukan sebagai upaya membantu penyesuaian anak di kelas regular. CL1 : 190-191, 10 April 2012. Ditambahkan pula oleh wakil kepala sekolah SLB Autis Alamanda bahwa hal-hal yang perlu mendapat perhatian bagi guru pendamping khusus selama menjadi shadow adalah bahwa tugas dari shadow bukanlah membantu anak secara penuh, melainkan hanya membimbing anak untuk dapat menyelesaikan tugas secara mandiri, selain itu shadow juga bertugas untuk membantu menjembatani sosialisasi dan interaksi anak dengan teman-temannya, selalu memberikan motivasi positif kepada anak, serta memberikan kontrol perilaku jika perilaku negative anak masih ada. Shadow juga tetap harus memiliki program dan mencatat hasil program tersebut, baik kemajuan anak, hambatan, serta generalisasi program tersebut untuk melihat seberapa jauh kemajuan anak dan kapan shadow harus dilepas dari anak. CL2 : 241-242, 17 Februari 2012. Berdasarkan hasil wawancara terhadap kepala SLB Autis Alamanda, dalam kurun waktu 2 tahun ini SLB Autis Alamanda telah dapat mengantarkan 8 orang siswa untuk melanjutkan ke sekolah regular pada tingkat Taman Kanak- kanak TK dan Sekolah Dasar SD. Rata-rata usia siswa yang mengikuti kelas commit to user 121 transisi antara 7 – 8 tahun. Dijelaskan pula bahwa perlu memperhatikan kemampuan anak dalam menempatkan anak pada tingkatan sekolah, baik tingkat Taman Kanak-kanak TK dan Sekolah Dasar SD. CL1 : 191, 10 April 2012. Wilis Palupi juga mengungkapkan sedikit pengalaman SLB Autis Alamanda dalam mengantarkan siswa ke kelas transisi sebagai berikut : Sampai saat ini sudah ada 8 anak yang ditransisikan ke sekolah umum. Yang terakhir itu namanya Fikri Fadullah. Jadi pada saat itu kondisi anak ketika datang ke Alamanda, dia memang autistic banget autistic murni, pada awal masuk kondisi anak benar-benar yang autistic murni dan memang harus mendapatkan intervensi dini. Sampai kemudian verbalnya sudah keluar , sudah mulai komunikasi 2 arah, dan terutama perilakunya sudah banyak ditekan jadi artinya persyaratan dia untuk bisa mengikuti satu kelas dengan tidak tampak tidak muncul perilaku autistic yang mengganggu, itu sudah dibilang hampir tidak ada, kemudian kita transisikan ke TK dulu dengan pendampingan. Jadi kita adamenyediakan shadow. Targetnya memang waktu itu 3 bulan, dan sebelum ditransisikan ke sekolah umum kita para guru ke sana, kita satu tim ke sekolah yang dituju, jadi kita memberikan gambaran tentang kondisi anak, sekaligus minta izin bahwa nanti akan ada shadow. Kami juga jelaskan bahwa nanti shadow ini tidak menetap. Jadi waktu itu tergetnya 3 bulan dan setelah 3 bulan itu anak sudah harus dilepas. Tapi kemudian tidak sampai lama kita evaluasi Fikri sudah bisa di gradasi dengan jarak yang semakin jauh, sampai kemudian dikondisikan untuk belajar secara mandiri di kelas, Dan Alhamdulillah cukup bagus. Tapi memang sampai sekarang juga masih melakukan pendampingan dengan terapi perilaku di rumah. CL2 : 242-243, 20 April 2012 Prestasi-prestasi dari peserta didik di SLB Autis Alamanda sampai saat ini masih belum nampak. Namun, SLB Autis Alamanda terus menggali kemampuan- commit to user 122 kemampuan dan bakat-bakat peserta didik agar dapat mencapai prestasi. Sebagaimana yang diungkapkan kepala SLB Autis Alamanda, bahwa dalam mengasah bakat dan minat siswa-siswa SLB Autis Alamanda yang dianggap memiliki kemampuan dalam berbagai bidang baik keterampilan, seni, maupun olah raga, SLB Autis Alamanda berusaha memberikan fasilitas kepada peserta didik yang dianggap memiliki kemampuan tersebut. CL1 : 191, 10 April 2012. Dijelaskan oleh kepala SLB Autis Alamanda, untuk peserta didik yang memiliki kemampuan dalam bidang seni tari, SLB Autis Alamanda mendatangkan guru tari sehingga hasil dari latihan tari tersebut dapat diikutkan dalam berbagai lomba dan acara-acara baik acara yang dilaksanakan SLB Autis Alamanda sendiri maupun acara keluar yang diadakan lembaga lain. Untuk peserta didik yang memiliki kemampuan dalam bidang olah raga, SLB Autis Alamanda juga mendatangkan guru olah raga serta menyediakan fasilitas olah raga seperti peralatan basket, volley, dan bulu tangkis. Untuk siswa yang memiliki bakat dalam music dan bernyanyi, SLB Autis Alamanda menyediakan fasilitas berupa peralatan music yaitu piano, rebana, dan peralatan bernyanyi seperti mic, tape, tv, dan vcd. Untuk kegiatan music dan bernyanyi pembelajarannya dilakukan oleh guru-guru SLB Autis Alamanda. Sedangkan untuk mengasah keterampilan lainnya, SLB Autis Alamanda menyediakan fasilitas peralatan untuk membuat telur asin dan membuat jus buah. Pelatihan pembuatannya dilakukan setiap bulan. Hal ini dimaksud agar siswa memiliki tambahan keterampilan yang diharapkan dapat dikembangkan diluar sekolah. CL1 : 191-192, 10 April 2012. commit to user 123 Kegiatan-kegiatan yang pernah diikuti oleh SLB Autis Alamanda dalam satu tahun terakhir yang mengikutsertakan siswa-siswanya dengan menampilkan berbagai bakat yang dimiliki anatara lain kegiatan Pekan Olah Raga dan Kesenian Porseni PLB yang diadakan setiap tahun, kegiatan ulang tahun SLB Autis Alamanda dan bakti social diadakan setiap tahun, kegiatan Hari Autis Sedunia, kegiatan yang dilaksanakan oleh lambaga-lembaga tertentu seperti Presious One di Mal Paragon, dan kegiatan lomba bina diri siswa SLB. Diungkapkan pula bahwa SLB Autis Alamanda selalu mengikutsertakan siswa-siswanya dalam berbagai kegiatan luar sekolah sebagai salah satu pembelajaran bersosialisasi dan berinteraksi anak terhadap lingkungannya serta menumbuhkan motivasi berprestasi pada peserta didiknya. CL1 : 193, 10 April 2012.

3. Kendala Pelaksanaan Kurikulum Khusus SLB Autis Alamanda