Teori tentang Anak Autis

commit to user 43 penyesuaian dan tambahan program khusus sesuai jenis kelainan. Sedangkan untuk anak autis belum diatur secara spesifik dalam perundang-undangan. Oleh sebab itu, sekolah-sekolah autis perlu memodifikasi dan melakukan penyesuaian- penyesuaian kurikulum dengan menyesuaiakan kebutuhan setiap peserta didik yang ada di sekolahnya.

3. Teori tentang Anak Autis

Definisi gangguan autistic dalam DSM-IV Diagnostic Statistical Manual, edisi ke-4, dikembangkan oleh American Psychiatric Association dalam Theo Peeters 2004:1 adalah sebagai berikut : A. Terdapat paling sedikit enam pokok dari kelompok 1, 2 dan 3 yang meliputi paling sedikit dua pokok dari kelompok 1, paling sedikit satu kelompok dari kelompok 2 dan paling sedikit satu pokok dari kelompok 3. 1. Gangguan kualitatif dalam interaksi social yang ditunjukkan oleh paling sedikit dua diantara berikut ini: a. Ciri gangguan yang jelas dalam penggunaan berbagai perilaku non verbal bukan lisan seperti kontak mata, ekspresi wajah, gestur, dan gerak isyarat untuk melakukan intaraksi social. b. Ketidakmampuan mengambangkan hubungan pertemanan sebaya yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. c. Ketidakmampuan turut merasakan kegembiraan orang lain. d. Kekurangmampuan dalam berhubungan emosional secara timbale balik dengan orang lain. 2. Gangguan kualitatif dalam berkomunikasi yang ditunjukkan oleh paling sedikit salah satu dari yang berikut ini : commit to user 44 a. Keterlambatan dan kekurangan secara menyeluruh dalam berbahasa lisan tidak disertai usaha untuk mengimbanginya dengan penggunaan gesture atu mimic muka sebagai cara alternative dalam berkomunikasi. b. Ciri kemampuan yang jelas pada kemampuan untuk memulai atau melanjutkan pembicaraan dengan orang lain meskipun dalam percakapan sederhana. c. Penggunaan bahasa yang repetitif diulang-ulang atau stereotip meniru-niru atau bersifat idiosinktratik aneh. d. Kurang beragamnya spontanitas dalam permainan pura-pura atau meniru orang lain yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. 3. Pola minat perilaku yang terbatas, repetitif, stereotip seperti yang ditunjukkan oleh paling tidak satu dari yang berikut ini : a. Meliputi keasyikan dengan satu atau lebih pola minat yang terbatas atau stereotip yang bersifat abnormal baik dalam intensitas maupun focus. b. Kepatuhan yang tampaknya didorong oleh rutinitas atau ritual spesifik kebiasaan tertentu yang nonfungsional tidak berhubungan dengan fungsi. c. Perilaku gerakan stereotip dan repetitive seperti terus menerus membuka-tutup genggaman, memutir jari atau tangan atau menggerakkan tubuh dengan cara yang kompleks. d. Keasyikan yang terus-menerus terhadap bagian-bagian dari sebuah benda. B. Perkembangan abnormal atau terganggu sebelum usia 3 tahun seperti yang ditunjukkan oleh keterlambatan atau fungsi yang abnormal pada paling sedikit satu dari bidang-bidang berikut ini : 1 interaksi social, bahasa yang digunakan dalam perkembangan social, 2 bahasa yang digunakan dalam komunikasi social, atau 3 permaianan sisbolik atau imajinatif. C. Sebaiknya tidak disebut dengan Gangguan Rett, gangguan integrative Kanak-kanak, atau Sindrom Asperger. commit to user 45 Dalam Ron LeafJohn McEachin 1999 : 7 menyebutkan bahwa :“ autism is a severe distruption of the normal developmental processes that occurs in the first two years of life. It leads to impaired language, play, cognitive, social and adaptive functioning, causing children to fall father ang farther behind their peers as they grow older” . autis adalah gangguan proses perkembangan yang berat kompleks yang terjadi pada tahun kedua hidup seorang anak. Mereka mengalami gangguan dalam bahasa, bermain, kognitif, social dan penyesuaian diri yang menyebabkan anak akan tertinggal dari perkembangan anak seusianya. Dalam Ron LeafJohn McEachin 1999:7 dijelaskan pula beberapa karakteristik yang menonjol pada anak autis yaitu: autistic children do not learn in the same way that other children normally learn. They seem unable to understand simple verbal and non verbal communication, are confused by sensory input, and withdraw in varying degrees from people and the world around them. They become preoccupied with certain activities and objects that interfere with development of play. They show little interest in other children and tend not to learn by observing and imitating others .anak autis tidak dapat belajar dengan cara yang sama dengan anak normal. Mereka terlihat tidak mampu mengerti komunikasi verbal dan non verbal sederhana, kebingungan dalam menerima rangsangan sensori, dan lambat laun akan menarik diri dari orang lain dan lingkungannya. Mereka menjadi asik dengan aktivitas tertentu dan obyek- obyek yang mengganggu dengan memainkannya. Mereka terlihat kurang tertarik dengan anak lain dan cenderung tidak belajar dari memperhatikan atau menirukan orang lain. Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa karakteristik yang menonjol pada anak autis yaitu bahwa belajar anak autis tidak dapat disamakan dengan anak normal lainnya karena mereka mengalami ketidakmampuan dalam menangkap commit to user 46 dan mengerti komunikasi baik secara verbal maupun non verbal, mengalami kebingungan dalam menerima rangsangan, menarik diri dari orang di sekitarnya. Sebagian besar anak autis akan asik dengan aktivitas tertentu dan obyek-obyek yang mengganggu dengan memainkannya. Anak autis juga terlihat kurang tertarik dengan anak lain dan cenderung tidak belajar dari memperhatikan atau menirukan orang lain. Pendapat yang sama pun diungkapkan dalam http:www.autis. info index.phptentang-autismeapa-itu-autisme menyebutkan bahwa autisme adalah gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak, yang gejalanya sudah timbul sebelum anak itu mencapai usia tiga tahun. Penyebab autisme adalah gangguan neurobiologis yang mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa sehingga anak tidak mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar secara efektif. Gejala yang sangat menonjol adalah sikap anak yang cenderung tidak mempedulikan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, seolah menolak berkomunikasi dan berinteraksi, serta seakan hidup dalam dunianya sendiri. Anak autis juga mengalami kesulitan dalam memahami bahasa dan berkomunikasi secara verbal. Gejala-gejala autistic juga disampaikan oleh Leo Kanner dalam Rudy Sutadi, Lucky Azizah Bawazir, Nia Tanjung Rina Adeline 2003:9 memberi istilah infantile autism yang menerangkan berbagai gejala didapati pada masa kanak-kanak dengan menggambarkan kesendirian menikmati bermain seorang diri pada anak autism begitu hebat, keterlambatan dalam perkembangan bahasa, menghafalkan sesuatu tanpa berpikir, melakukan aktifitas spontan terbatas, commit to user 47 stereotip, obsesi terhadap cemas dan takut akan perubahan, kontak mata dan hubungan dengan orang lain sangat buruk, serta lebih menyukai gambar atau benda-benda mati. Dijelaskan pula dalam http:www.yousaytoo.comdefinisi-dan- karakteristik-perilaku-autisme175190 bahwa autisme adalah gangguan perkembangan yang kompleks yang gejala-gejalanya meliputi perbedaan dan ketidakmampuan dalam berbagai bidang seperti kemampuan komunikasi sosial, kemampuan motorik kasar dan motorik halus, dan kadang kemampuan intelektual. Tanda-tanda ini semuanya dimulai sebelum anak berusia tiga tahun. Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa autis adalah gangguan perkembangan pervasive yang kompleks pada anak yang ditunjukkan dengan adanya gangguan perilaku interaksi sosial, gangguan komunikasi, dan pola minat perilaku terbatas yang stereotip diulang-ulang serta ketidakmampuan dalam motorik kasar maupun motorik halus. Gejala-gejala atau gangguan ini muncul sebelum anak berusia tiga tahun. Oleh sebab itu, diagnosis dini serta pemberian penangangan sedini mungkin sangat diperlukan untuk mengurangi bahkan menghilangkan gejala-gejala autistic yang muncul pada anak.

4. Teori tentang Kurikulum Khusus Autis