commit to user 23
masyarakat tertentu; 2 sejarah lisan membantu mengakomodasi gagasan orang yang tersisihkan, 3 sejarah lisan menyediakan berbagai suara dan wacana; 3
sejarah lisan dapat digunakan dalam pembelajaran dalam kelas bagi siswa untuk melakukan penelitian sejarah; 4 sejarah lisan dapat menumbuhkan kembali
kenangan dan kebersamaan dalam masyarakat Sommer dan Quinlan, 2009: 3-5.
c. Sumber Sejarah Lisan
Sejarah lisan memiliki beberapa sumber sebagai sarana penyusunan cerita sejarah.Vansina 1985: 12 menyatakan bahwa sumber-sumber yang digunakan
oleh sejarawan lisan adalah pengalaman-pengalaman yang masih diingat
reminiscences
, rumor
hearsay
, atau kesaksian individu atas peristiwa dan situasi di masa lalu semasa hidupnya.Dengan demikain secara umum sumber yang
digunakan adalah pengalaman seseorang, termasuk di dalamnya surat-surat, buku harian, pengakuan-pengakuan, dan ingatan Miller, 2006: 698.
Pengakuan lisan dari seseorang sebagai pengalaman individualnya merupakan salah satu sumber yang tertua dan paling sering digunakan sebagai
bukti sejarah.Dalam pengertian ini, penelitian sejarah pada masyarakat yang belum mengetahui tulisan dapat menggunakan sejarah lisan untuk menggali
informasi-informasi kesejarahan. Pengakuan personal secara lisan merupakan sumber utama bagi peneliti
sejarah lisan.Peneliti sejarah lisan menggunakan wawancara untuk mendapatkan informasi. Di masa sekarang peneliti banyak menggunakan alat perekam untuk
mempermudah proses penelitian. Dalam praktiknya, rekaman ini kemudian ditranskripsikan untuk mempermudah proses analisis data Miller, 2006: 698.
commit to user 24
Unsur yang penting dalam sejarah lisan adalah pewawamcara yang melakukan wawancara dan pengkisah yang diwawancarai. Baik pengkisah
maupun pewawancara adalah manusia yang memiliki sifat-sifat yang khas, sehinggan hasil wawancara ditentukan oleh sifat-sifat dari pewawancara maupun
oleh pengkisah. Karena itulah dalam mencari data diperlukan pendekatan yang khusus Lapian, 1985:2.
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan
dengan dialog Tanya jawab secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung. Wawancara sejarah lisan adalah pengalaman pengkisah itu sendiri. Hal ini akan
berbeda dengan tradisi lisan, dimana pengkisah itu mendapat informasi dari neneknya ataupun dari generasi yang lebih tua. Jadi dalam penulisan sejarah lisan
yang diwawancarai adalah pengalaman sendiri Lapian, 1985:7. Struktur wawancara dapat dibedakan dalam dua bagian.
Pertama,
wawancara yang memfokuskan topik.
Kedua
, pendekatan pengalaman hidup
life History
yang menempatkan sejarah kehidupan seseorang dalam konteks sosial dan sejarah Kwa Chong Guan, 2000: 86.
Wawancara sejarah lisan bukan sekadar kisah yang menampilkan kenangan tentang masa lampau. Dengan dorongan, atau kehadiran pewawancara,
kisah bisa menjadi reflektif dan interpretatif. Metodologi pengalaman hidup itu memungkinkan dilakukan perekaman pengalaman subyektif dari orang-orang
yang diwawancarai, bagaimana mereka melihat identitas mereka sendiriKwa Chong Guan, 2000: 96.
commit to user 25
Metode sejarah lisan adalah suatu metode pengumpulan data atau bahan guna penulisansejarah yang dilakukan sejarawan melalui wawancara terhadap
para pelaku sejarah yangingin diteliti. Di Indonesia metode wawancara dalam penulisan sejarah mulaidikembangkan dengan diawali adanya proyek sejarah lisan
yang ditangani oleh BadanArsip Nasional.Berkembangnya metode wawancara dalam penulisan sejarah di Indonesiadilatarbelakangi oleh sulitnya menemukan
jejak masa lampau berupa dokumen yangsezaman serta makin berkembangnya perhatian studi sejarah yangmengarah ke subyek masyarakat berupa orng kecil
dalam peristiwa kecil yang biasanya tidak meninggalkan jejak berupa dokumen.Wawancara adalah kegiatan melakukan tanya jawab dengan narasumber
untuk mendapatkan keterangan tertentu. Wawacara merupakan teknik pengumpulan data yangamat penting dalam penelitian survey selain teknik utama
berupa Observasi. Oleh karenaitu, dalam penelitian survei, teknik wawancara merupakan pembantu utama dari metode obserfasi.
B. Penelitian yang Relevan
Damasus Agung Marwilistya. 2010. Pembelajaran Sejarah Melalui Metode Pemberian Tugas Pendokumentasian Cerita Rakyat, Studi Kasus Di SMA Pangudi
Luhur Giriwoyo. Tesis : Surakarta : Program Studi Pendidikan Sejarah, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Penelitian ini mengacu pada
proses pembelajaran tentang cerita rakyat yang sudah mulai terkikis oleh perkembangan jaman. Cerita rakyat ini menjadi salah satu Kompetensi Dasar
KD dalam KTSP untuk memberikan pemahaman jejak sejarah dalam sejarah lisan folklore, mitologi, dongeng dan legenda. Rumusan penelitian ini adalah 1