Apresiasi Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Sejarah Lisan Di Prodi

commit to user Indonesia merupakan kendala yang sering ditemui ketika kita melakukan penelitian lapangan. Pernyataan Nadia dipertegas oleh MM wawancara, 23-10-2011 menyatakan bahwa kendala yang dihadapi pada saat penelitian lapangan adalah sulitnyamencari data informan, terutama yang sesuai kriteria penelitian. Sulitnya informan yang sesuai kriteria menyebabkan data yang diperoleh kurang maksimal.

c. Apresiasi Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Sejarah Lisan Di Prodi

Pendidikan Sejarah FIS UNNES Apresiasi mahasiswa terhadap pembelajaran dapat dibagi dalam beberapa hal, yakni apresiasi terhadap pelajaran sejarah lisan secara umum, apresiasi terhadap materi, apresiasi terhadap metode pembelajaran yang diterapkan oleh dosen, apresiasi terhadap sumber dan media pembelajaran yang dimanfaatkan, serta apresiasi terhadap penugasan dan proses belajar sejarah lisan. Secara umum sebagian mahasiswa menyenangi mata kuliah sejarah lisan, tetapi ada juga mahasiswa yang tidak menyenangi dan kurang tertarik. Salah satu mahasiswa bernama MM Wawancara 12 November 2011 berpendapat bahwa “saya menyukai mata kuliah sejarah lisan, karena dengan belajar sejarah lisan dapat mengetahui bagaimana cara melakuka penelitian kelapangan”. Pendapat mukminin didukung oleh KH Wawancara 12 November 2011 “sejarah lisan mengajarkan saya tentang bagaimana yang harus dilakukan sebagai calon pengajar sejarah dalam menggali nilai-nilai sejarah melalui masyarakat disekitar tempat tinggal dengan cara melakuakan mewawancaraterhadap masyarakat”. commit to user Selain menyenangi mata kuliahsejarah lisan karena manfaatnya, ada juga yang menyenagi karena mata kuliah ini banyak prakteknya. Diungkapkan oleh IRF Wawancara 12 November 2011, mahasiswa sejarah yang bergabung dalam MUSYAFIR Mahasiswa Sejarah Suka Fotografi dan Plesir menyatakan bahwa “saya menikmati mata kuliah ini dengan baik karena ada praktek lapangannya, jadi saya bisa menjalankan tugas kuliah sekaligus hobi”. Pendapat yang berbeda dari SGT wawancara 23 Oktober 2011 yang mengatakan “mata kuliah sejarah lisan sebenarnya menarik, tetapi sebagai mahasiswa pendidikan sejarah mata kuliah ini belum begitu dibutuhkan, karena akan menjadi seorang guru sejarah bukan menjadi sejarahwan. Guru hanya menjelaskan pelajaran sejarah, bukan melakukan penelitian lapangan untuk mencari sumber sejarah”.Ada beberapa sebab kekurang tertarikan mahasiswa terhadap mata kuliah sejarah lisan. Mata kuliah sejarah lisan dianggap hanya untuk sejarahwan saja, bukan untuk para calon pengajarguru. Terkait pandangan mahasiswa terhadap dosen yang mengajar, IRF Wawancara 22 Oktober 2011 menyatakan bahwa “tiap dosen memiliki karakteristik yang berbeda, Bu Nina cara ngajarnya gampang ditangkap, Pak Shokeh dalam mengajar serius sedangkan Prof wasino dalam mengajar lebih enak karena langsung mempraktekan. Ketika beliau mengajarkan tentang penelitian lapangan, beliau langsung memberi contoh siapa saja yang harus diwawancarai dan apa saja isi wawancara. materi wawancara langsung ditulis, kemudian mahasiswa supaya mencontoh”. Pendapat Irfanudin dikuatkan oleh MR Wawancara 22 Oktober 2011 bahwa “dalam mengajar Bu Nina paling asyik, karena beliau mengajar tidak hanya teori saja yang terkesan membosankan tetapi beliau juga sering memberi nasehatnya commit to user dalam bentuk gurauan, misalnya dia sering mengatakan bahwa guru sejarah memiliki masa depan suram karena dia selalu melihat kebelakang terus”.Dari pendapat para mahasiswa tampak bahwa ada kalangan yang menganggap dosen menyenangkan, komunikatif, tetapi ada pula yang menganggap kurang menyenangkan. Apresiasi yang berbeda-beda ini menurut NWwawancara 23 November 2011 selaku dosen sejarah lisan adalah hal yang wajar. Hal ini tidak lepas dari karakter dosen yang bersangkutan. Mahasiswa menanggapi berbeda dengan cara mengajar dosen dan materi yang disampaikan, karena mereka melihat dari sisi yang berbeda pula. Ditinjau dari aspek ketertarikan terhadap materi, ada materi-materi yang mendapat perhatian di kalangan mahasiswa. Berdasarkan hasil wawancara terhadap mahasiswa, materi tersebut adalah 1 materi tentang sejarah lisan dan tradisi lisan 2 Karya-karya sejarah yang menggunakan sumber sejarah lisan, 3 Langkah-langkah penelitian sejarah lisan dan tradisi lisan 4 Teknik wawancara dan observasi. Ketertarikan mahasiswa pada materi diatas pada dasarnya dikarenakan mahasiswa membutuhkan materi sejarah lisan walaupun mereka bukan calon sejarahwan. IRF wawancara 22 Oktober 2001 mengatakan bahwa walaupun bukan sebagai calon sejarahwan tetapi sejarah lisan perlu diajarakan kepada mahasiswa sebagai calon pengajar sejarah. Pernyataan Irfanudin diperkuat oleh KH wawancara 22 Oktober 2001 bahwa “sebagai calon guru sejarah harus dibekali dengan ketrampilan bagaimana cara menggali sejarah lokal didaerah commit to user tempat mengajar, karena dalam pelajaran SMU juga ada materi tentang sejarah lokal. Ketrampilan itu bisa didapat di mata kuliah sejarah lisan”. Dari wawancara yang dilakukan terhadap mahasiswa sejarah baik yang telah menempuh mata kuliah sejarah lisan maupun yang sedang menempuh, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya walaupun mereka adalah calon guru sejarah, bukan sejarahwan tetapi mereka membutuhkan mata kuliah tersebut. Ada yang berpandangan bahwa sejarah lisan akan bermanfaat. NAK wawancara 23 Oktober 2011 menyatakan bahwa Keuntungan menempuh mata kuliah sejarah lisan adalah kita menjadi terbiasa melakukan analisis. Dengan menempuh mata kuliah ini mahasiswa bisa tahu keaadaan karena kita langsung terjun kelapangan. Dalam sejarah lisan diajarkan tentang prosedur lapangan, sehingga nanti tidak kaget kalau sudah dilapangan. Mahasiswa tidak tahu kan kalau suatu saat malah bekerja dilapangan sebagai sejarahwan bukan sebagai guru. sejarah lisan juga mengajarkan mahasiswa untuk berkomunikasi, beraani terjun ke masyarakat, belajar menganalisis pendapat. Berkaitan dengan permasalahan metode pembelajaran yang dilakukan oleh dosen, terutama pada mata kuliah sejarah lisan apresiasi peserta didik dalam hal ini mahasiswa cukup baik. Mahasiswa mengakui bahwa metode pembelajaran yang digunakan dosen ketika menyampaikan materi telah dialogis. Artinya mahasiswa telah merasa untuk diajak berpikir tentang materi tersebut. Apresiasi mahasiswa tentang pembelajaran sejarah lisan terkait metode pembelajaran yang dilakukan oleh dosen cukup baik. NAK Wawancara 22 Oktober 2011 menyatakan bahwa dia senang dengan cara mengajar dosen, terutama Nina Witasari. Menurut Nadia dalam mengajar sejarah lisan, Nina tidak terpaku pada buku teks saja tetapi ada tambahan-tambahan pengetahuan yang bersifat kekinian. Pada saat mengajar dosen sering bercerita tentang kondisi commit to user politik yang terjadi sekarang, kemudian dosen mengajak mahasiswa untuk membandingkan dengan kondisi politik pada masa orde lama dan orde baru. Dalam mengajar Nina juga sering menceritakan penghalamannya ketika mahsih menjadi mahasiswa. Dalam mengajar, dosen juga menggunakan metode diskusi, seperti ketika materi tentang langkah-langkah penelitian sejarah lisan dan tradisi lisan yang tercantum dalam KD “Mahasiswa mampu menjelaskan langkah-langkah penelitian sejarah lisan dan tradisi lisan”. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok mambahas materi yang berbeda dengan materi yang dibahas antara lain; cara melakukan penelitian sejarah lisan. Setelah itu tiap kelompok melakukan presentasi dan ditanggapi oleh kelompok lain secara bergiliran. Terkait dengan apresiasi mahasiswa pada saat pembelajaran, SGT Wawancara 22 Oktober 2011 mengatakan bahwa kondisi kelas cukup kondusif,ini bisa dilihat dari kondisi kelas tampak tenang dan mahasiswa tidak berbicara sendiri. Secara lebih rinci Sigit menjelaskan bahwa “kondisi kelas tenang kalau sedang pendalaman materi dan metaeri tersebut dianggap menarik, hal ini disebabkan dosen menjelaskan denga penuh perhatian dan simpati” Pengakuan berbeda di katakan oleh MM Wawancara 22 Oktober 2011, pada saat pembelajaran sejarah “suasana kelas sering ramai karena oknum tertentu” selain itu IRF Wawancara 22 Oktober 2011 menyatakan bahwa “suasana kadang ramai, tetapi kadang juga serius”. Namun demikian ada juga yang mengatakan bahwa susana pembelajaran sejarah seru dan asyik. Suasana commit to user pembelajaran sejarah yang tertib didukung oleh pandangan dari KH, SGT, dan IRF. Dengan demikian, ada berbagai tanggapan yang dilontarkan oleh mahasiswa terkait dengan kondisi kelas pada saat pembelajaran. Kemudian berdasarkan observasi yang dilakukan, secara umum kondisi kelas berjalan dengan cukup kondusif, mahasiswa tidak bercerita sendiri sehingga kelas tampak tenang, walaupun ada beberapa mahasiswa yang tidak fokus pada pembelajaran. Berkaitan dengan pemanfaatan media pembelajaran, mahasiswa menanggapi bahwa pemilihan media pembelajaran yang variatif akan sangat membantu dalam pembelajaran sejarah lisan. Pemanfaatan internet dikalangan mahasiswa sangat membantu dalam pemahaman mereka terhadap mata kuliah sejarah lisan. Pemanfaatan internet oleh mahasiswa tidak semata-mata karena sumber dalam bentuk buku kurang, tetapi dengan memanfaatkan internet mahasiswa bisa memperoleh sumber pembelajaran lisan dalam bentuk film dokumenter maupun dokumen-dokumen yang lain.Dokumen yang bisa di apload di internet antara lain transkip-transkip wawancara sejarahwan ketika melakukan penelitian lapangan. Kebijakan kampus yang mengharuskan satu mahasiswa satu laptop dan tersedia fasilitas untuk mengakses internet diwilayah kampus, membuat mahasiswa dapat memanfaatkan internet dimana saja. Dampaknya adalah mahasiswa sudah tidak lagi kesulitan dalam mencari sumber ajar. Ketertarikan mahasiswa terhadap materi yang diajarkan oleh dosen membuat mereka memanfaatkan media lain diluar pembelajaran di kampus. KH Wawancara 22 Oktober 2011, mahasiswa yang menempuh mata kuliah sejarah commit to user lisan menyatakan bahwa dirinya menggunakan internet untuk mencari sumber- sumber yang tidak ada di dalam buku teks. Selain itu mahasiswa juga berusaha mencari sumber lain melalui media massa. Apresiasi mahasiswa terhadap penugasan yang dibuat oleh dosen pada dasarnya semua menyambut gembira. KH wawancara 23 Oktober 2011 mengatakan bahwa “ saya merasa senang ketika mendapat tugas untuk penelitian lapangan ke wilayah Pantai Utara Jawa Tengah, selain dapat menambah ilmu pengetahuan dan menambah pengalaman, saya bisa sekalian mudik karena ruamahsaya di Jepara”. Hal senada diungkapkan oleh IRF, MM, MR wawancara 23 Oktober 2011 mereka mengatakan bahwa pada dasarnya mahasiswa merasa senang ketika harus melakukan penelitiani lapangan, ini merupakan pengalaman baru bagi mereka. Pendapat lain disampaikan oleh SGTwawancara 23 Oktober 2011 ia mengatakan bahwa “saya merasa keberatan ketika harus melakukan penelitian lapangan, soalnya membutuhkan biaya banyak dan waktu yang lama, padahal kita mendapat tugas kuliah bukan hanya sejarah lisan saja ”. Hal senada juga di ungkapkan oleh RS wawancara 24 Oktober 2011 yang mengatakan bahwa sebagai perempuan dia merasa keberatan dengan tugas penelitian lapangan, karena ia harus melakukan wawancara dengan orang yang belum dikenalnya.Pendapat yang berbeda dalam menanggapi penugasan dianggap hal yang wajar oleh AH Wawancara 24 november 2011 yang mengatakan bahwa” wajar jika teman-teman sebagian ada yang tidak setuju karena berbagai hal, tapi commit to user yang jelas dengan kita mengikuti penelitian lapangan akan mendapat pelajaran yang sangat berharga”. Tema utama tugas mahasiswa adalah pengaruh perkembangan jalur transportasi darat jalur pantai utara pantura Jawa Tengah terhadap kehidupan sosial, ekonomi, budaya masyarakat antara tahun 1945-1998. Mahasiswa dibagi menadi 3 kelompok berdasarkan tempat tinggaldomisili asli mahasiswa. Pembagian kelompok berdasarkan pada rujukan eks karesidenan yaitu; karesidenan Tegal, karesidenan Semarang dan karesidenan Pati. Kelompok 1 adalah karesidenan tegal, meneliti sepanjang jalur pantai utara yang ada dikaresidenan ini yang meliputin wilayah kabupaten Brebes, kabupaten Tegal, kota Tegal, kabupatern Pemalang, Kabupaten Pekalongan dan kabupaten Batang. Kelompok 2 meneliti jalur pantai utara dibekas wilayah karesidenan Semarang. Wilayah yang di wilayah oleh kelompok 2 adalah kabupaten Kendal, Kota Semarang dan kabupaten Demak. Kelompok 3 meneliti wilayah Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, kabupaten Jepara dan Kabupaten Rembang. Mahasiswa melakukan penelitian kelapangan selama 2 minggu. Hal-hal yang diteliti antara lain aspek sejarah jalur pantai utara Jawa Tengah, kegiatan ekonomi dan aspekp- aspek pendukung yang lainnya yang menggunakan jalur panntura. Sumber yang di wawancarai dalam penelitian ini antara lain pemerintah daerah, DLLAJR, sopir bus dan angkutan barang, pedagang, budayawan, dll. Dalam penelitianya mahasiswa harus membuat data wawancara dan merekam hasil wawancara. Hasil wawancara mahasiswa harus dinarasikan kemudian disusun menjadi tugas dalam bentuk makalah. Data wawancara yang commit to user dibuat mahasiswa masih banyak yang kurang sempurna. Dalam melakukan penelitianlapangan, banyak mahasiswa yang tidak menyebutkan biodatariwayat hidup narasumbernya dengan jelas. Ada sebagian mahasiswa yang hanya menulis nama dan alamatnya saja, ada juga mahasiswa yang menulis dengan lengkap identitas narasumbernya. Penelitian yang dilakukan oleh Bayu Novandri mengambil judul pengaruh perkembangan transportasi darat di kota tegal tahun 1970-1980an terhadap konstruksi jalan pantura, penelitian dilakukan di Kabupaten Tegal. Dalam melakukan penelitian lapangan bayu mewawancarai Muzharis, umur :63 tahun Pensiunan PU Bina Marga. Hasil dari penelitian Bayu menjelaskan bahwa perkembangan transportasi dipantusa sudah maju sejak tahun 1970, hal ini dapat dilihat dari pembangunan pada struktur jalan yang dilakukan oleh pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Afifi Mushthofa melakukan penelitian di daerah Kudus, dengan mengambil judul penelitian pengaruh jalur pantura terhadap kehidupan warga kudus tahun 1965 sampai 1998. Afifi melakukan wawancara terhadap seorang kontraktor namin tidak menyebutkan nama aslinya, narasumber ditulis dengan sebutan Kakek. Hasil penelitian yang dilakukan mengatakan bahwa jalur pantura sangat berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat Kudus. Adanya jalur pantura berdampak pada pertumbuhan pabrik-pabrik rokok di kudus. Mukminin melakuka penelitian dengan judul pengaruh bajing loncat terhadap dunia transportasi di sepanjang jalan pantura dan dampaknya bagi kehidupan sosial dan ekonomi pada tahun 1980-an. Dalam melakukan penelitian lapanga data yang dihasilkan oleh commit to user Mukminin lebih lengkap. Data narasumber lebih lengkap, karena dia juga mencantumkanNama, Tempat tanggal lahir, Umur, alamat, pekerjaan dulu, dan pekerjaan sekarang. Mukminin melakukan wawancara denga pak Sardi. Hasil dari penelitiannya adalah pengaruh Bajing Loncat terhadap Dunia Transportasi sangat meresahkan masyarakat terutama diwilayah pantura antara kabupaten batang sampai ke kudus. Mukminin juga menceritakan kondisi Sosial dan ekonomi masyarakat jalan pantura setelah adanya bajing lompat pada tahun 1980-an. Untuk lebih jelasnya tentang tugas akhir mahasiswa bisa dilihat dilampiran.

B. Pokok Temuan

a. Implementasi Pembelajaran Sejarah Lisan Di Prodi Pendidikan

Sejarah FIS UNNES. Ditinjau dari aspek perencanaan yang berupa silabus dan SAP yang dibuat dosen sudah lengkap, mulai dari SK, KD, dan sumber.Dosen mengacu pada pembelajaran yang sudah ada. Kontrak kuliah secara tertulis tidak ada, karena hanya sebatas pada kesepakatan antara mahasiswa dengan dosen saja. Di aspek pelaksanaan pembelajaran, ada beberapa kelemahan terutama dalam aspek pemanfaatan sumber-sumber belajardan media. Dalam aspek penilaian belum disusun rublik yang tertulis secara rinci.

b. Kendala-Kendala yang Ditemui Dalam Pembelajaran Sejarah Lisan

Di Prodi Pendidikan Sejarah FIS UNNES Kendala implementasi pembelajaran sejarah lisanterletak pada beberapa aspek, waktu, mahasiswa dan dosen. Aspek waktu dalam pembelajaran sangat