Hubungan Sikap dengan Kejadian Bawah Garis Merah BGM pada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian bawah garis merah BGM, dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini: Tabel 4.10. Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Bawah Garis Merah BGM pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi Pengetahuan Bawah Garis Merah BGM Jumlah χ 2 p PR 95 CI Ya Tidak n n n Kurang 23 47,9 25 52,1 52 100,0 5,689 0,017 1,440 1,053-1,970 Baik 13 25,0 39 75,0 48 100,0

4.9. Hubungan Sikap dengan Kejadian Bawah Garis Merah BGM pada

Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi Berdasarkan hasil tabulasi silang antara sikap dengan kejadian bawah garis merah BGM di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi yang sikapnya baik dengan balita tidak mengalami berat badan dibawah garis merah BGM sebanyak 32 orang 82,1 dan 7 orang 17,9 yang mengalami berat badan dibawah garis merah BGM, sedangkan responden yang sikapnya buruk dengan balita tidak mengalami berat badan dibawah garis merah BGM, sebanyak 32 orang 52,5 dan 29 orang 47,5 yang mengalami berat badan dibawah garis merah BGM. Hasil uji statistik didapat nilai p = 0,003, artinya ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan kejadian bawah garis merah BGM, dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11. Hubungan Sikap dengan Kejadian Bawah Garis Merah BGM pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi Sikap BGM Jumlah χ 2 p PR 95 CI Ya Tidak n n n Kurang 29 47,5 32 52,5 39 100,0 9,042 0,003 1,564 1,182-2,070 Baik 7 17,9 32 82,1 61 100,0 4.10. Hubungan Pola Asuh dengan Kejadian Bawah Garis Merah BGM pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pola asuh dengan kejadian bawah garis merah BGM di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi yang pola asuhnya baik dengan balita tidak mengalami berat badan dibawah garis merah BGM, sebanyak 38 orang 80,9 dan 9 orang 19,1 yang mengalami berat badan dibawah garis merah BGM, sedangkan responden yang pola asuhnya buruk dengan balita tidak mengalami berat badan dibawah garis merah BGM sebanyak 26 orang 49,1 dan 27 orang 50,9 yang mengalami berat badan dibawah garis merah BGM. Hasil uji statistik didapat nilai p = 0,001, artinya ada hubungan yang signifikan antara pola asuh dengan kejadian bawah garis merah BGM, dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini : Tabel 4.12. Hubungan Pola Asuh dengan Kejadian Bawah Garis Merah BGM pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi Pola Asuh BGM Jumlah χ 2 p PR 95 CI Ya Tidak n n n Kurang 27 50,9 26 49,1 47 100,0 10,929 0,001 1,648 1,212-2,242 Baik 9 19,1 38 80,9 53 100,0 Universitas Sumatera Utara 4.11. Pengaruh Perilaku Ibu terhadap Kejadian Bawah Garis Merah BGM pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan Untuk menganalisis pengaruh perilaku ibu terhadap kejadian bawah garis merah BGM pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi Tahun 2013 digunakan uji regresi logistik ganda multiple logistic regression, karena variabel dependennya 2 kategori yaitu ya dan tidak. Regresi logistik ganda yaitu salah satu pendekatan model matematis untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen kategorik yang bersifat dikotomi atau binary dengan metode enter. Variabel yang dimasukkan dalam model prediksi regresi logistik ganda adalah variabel yang mempunyai nilai p0,25 pada analisis bivariatnya yaitu umur, pendapatan, pengetahuan, sikap dan pola asuh, maka model akhir yang terpilih adalah: Tabel 4.13. Hasil Analisis Multivariat Uji Regresi Logistik Ganda Variabel B Sig. Exp B 95 CI Pendapatan 1,718 0,004 5,575 1,740-17,860 Pengetahuan 2,661 0,0001 14,311 3,470-59,022 Sikap 2,452 0,0001 11,611 3,007-44,839 Pola asuh 2,695 0,0001 14,808 3,658-59,952 Constant -6,259 - - Hasil penelitian diperoleh nilai koefisien B dari variabel pola asuh yaitu 2,695, hal ini menunjukkan variabel tersebut merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian bawah garis merah BGM. Besar pengaruh variabel tersebut dilihat dari nilai Exp B sebesar 14,808 dimana jika ibu memiliki pola asuh buruk Universitas Sumatera Utara kemungkinan mengalami berat badan dibawah garis merah BGM 15 kali lebih besar dibanding dengan ibu yang memiliki pola asuh baik. Pendapatan berpengaruh terhadap kejadian bawah garis merah BGM dengan nilai Exp B sebesar 5,575 dimana jika ibu memiliki pendapatan rendah kemungkinan mengalami berat badan dibawah garis merah BGM 6 kali lebih besar dibanding dengan ibu yang memiliki pendapatan tinggi. Pengetahuan berpengaruh terhadap kejadian bawah garis merah BGM dengan nilai Exp B sebesar 14,311 dimana jika ibu memiliki pengetahuan buruk kemungkinan mengalami berat badan dibawah garis merah BGM 14 kali lebih besar dibanding dengan ibu yang memiliki pengetahuan baik. Sikap berpengaruh terhadap kejadian bawah garis merah BGM dengan nilai Exp B sebesar 11,611 dimana jika ibu memiliki sikap buruk kemungkinan mengalami berat badan dibawah garis merah BGM 12 kali lebih besar dibanding dengan ibu yang memiliki sikap baik. Nilai Overall Percentage diperoleh sebesar 80,0 yang artinya variabel pendapatan, pengetahuan, sikap dan pola asuh bisa menjelaskan pengaruhnya terhadap kejadian bawah garis merah BGM sebesar 80,0, sedangkan sisanya sebesar 20,0 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar penelitian. Model persamaan regresi logistik berganda yang dapat memprediksi kejadian bawah garis merah BGM adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 695 , 2 452 , 2 661 , 2 tan 718 , 1 259 , 6 1 1 polaasuh sikap n pengetahua pendapa e y p + + + + − − + = Keterangan: P : Probabilitas balita BGM X 1 : Pendapatan, koefisien regresi 1,718 X 2 : Pengetahuan, koefisien regresi 2,661 X 3 : Sikap, koefisien regresi 2,452 X 2 : Pola asuh, koefisien regresi 2,695 a : Konstanta -6,259 e : Ketetapan 2,71828 Persamaan di atas diketahui bahwa ibu yang pendapatannya rendah, berpengetahuan kurang, sikap kurang dan pola asuh kurang maka memiliki probabilitas sebesar 96,33 mengalami berat badan dibawah garis merah BGM. Ibu yang pendapatannya rendah, berpengetahuan kurang, sikap kurang dan pola asuh kurang maka memiliki probabilitas sebesar 0,19 mengalami berat badan dibawah garis merah BGM. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perilaku Ibu Balita Dan Dukungan Keluarga Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2013

1 50 168

Perspektif Gender Terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kabupaten Langkat

3 55 133

Gambaran Epidemiologi Balita Bawah Garis Merah (BGM) Di Kecamatan Jeumpa Kabupaten Bireuen Propinsi Nanggoe Aceh Darussalam Tahun 2003

3 24 83

Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi Semasa Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Tukka Kabupaten Tapanuli

2 42 74

Pengaruh Sosial Budaya dan Ekonomi Keluarga terhadap Pola Makan Balita Bawah Garis Merah (BGM) di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar

2 38 125

Gambaran Pola Asuh Dan Sosial Ekonomi Keluarga Balita Bawah Garis Merah (BGM) Di Puskesmas Buhit Dan Puskesmas Harian Di Kabupaten Samosir Tahun 2009

3 59 120

HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU DALAM POSYANDU DENGAN PENURUNAN JUMLAH BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) DI DESA SUKO JEMBER KECAMATAN JELBUK KABUPATEN JEMBER

3 16 132

HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU DALAM POSYANDU DENGAN PENURUNAN JUMLAH BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) DI DESA SUKO JEMBER KECAMATAN JELBUK KABUPATEN JEMBER

2 22 19

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Penatalaksanaan Diare dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit surakarta.

0 2 12

TINGKAT PENDIDIKAN IBU, PERSEPSI JARAK RUMAH DAN MOTIVASI IBU SEBAGAI FAKTOR RESIKO KETIDAK AKTIFAN BALITA BAWAH GARIS MERAH (BGM) DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMAS LOSARI KECAMATAN AMPELGADING KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI - Repository Universitas Muhammadiyah

0 0 19