terus tumbuh kembang dan kenaikan berat badan balita setiap bulannya ke posyandu sebesar 63,0, responden yang lebih banyak menjawab setuju adalah pernyataan
nomor 7 yaitu membawa anak balita ke posyandu setiap bulannya merupakan salah satu cara mencegah agar anak balita tidak mengalami gizi buruk sebesar 51,0,
sedangkan yang lebih banyak menjawab tidak setuju adalah pernyataan nomor 10 yaitu merawat dan memberi perhatian kepada anak balita merupakan pekerjaan yang
sia-sia sebesar 31,0.
4.6. Pola Asuh
Distribusi frekuensi pola asuh responden lebih banyak dalam kategori kurang sebesar 53,0 dan pola asuh baik sebesar 47,0, dapat dilihat pada Tabel 4.7
berikut:
Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pola Asuh di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi
No Pola Asuh
Jumlah n Persentase
1 Kurang
53 53,0
2 Baik
47 47,0
Jumlah 100
100,0
Pola asuh tentang gizi terdapat dalam 18 pernyataan. Seluruh pernyataan yang
berisi pola asuh sebagian besar ibu tidak tahu mengenai gizi secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Item Jawaban Pernyataan Pola Asuh di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi
No Pola Asuh
Ya Tidak
n n
1 Ibu selalu memberi makanan yang beraneka ragam pada balita jenis sayur, lauk-pauk dan buah?
40 40,0
60 60,0
2 Ibu selalu mendampingi balita saat makan? 60
60,0 40
40,0 3 Balita makan tiga kali dalam sehari?
68 68,0
32 32,0
4 Waktu pemberian makan diberi secara teratur? 57
57,0 43
43,0 5 Balita selalu menghabiskan porsi makanan setiap
kali makan? 61
61,0 39
39,0 6 Makanan yang diberi selalu memenuhi syarat 4
Sehat 5 Sempurna? 61
61,0 39
39,0 7 Ibu selalu menyiapkan makanan untuk balita?
62 62,0
38 38,0
8 Sebelumnya ibu hanya memberikan ASI saja kepada bayi selama usia 0-6 bulan?
56 56,0
44 44,0
9 Ibu tetap memberikan ASI kepada balita sampai usia 2 tahun?
60 60,0
40 40,0
10 Sebelumnya ibu memberikan makanan tambahan selain ASI kepada balita setelah berusia 6 bulan?
42 42,0
58 58,0
11 Balita ibu tetap minum susu setiap hari setelah usia 2 tahun?
60 60,0
40 40,0
12 Balita ibu pernah mengalami sakit dalam waktu yang lama?
59 59,0
41 41,0
13 Ibu segera membawa balita berobat ke pelayanan kesehatan bila balita mengalami sakit?
55 55,0
45 45,0
14 Ibu rutin membawa balita setiap bulan ke posyandu?
65 65,0
35 35,0
15 Ibu rutin menimbang berat badan balita setiap bulan?
65 65,0
35 35,0
16 Ibu pernah mengikuti penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan?
65 65,0
35 35,0
17 Ibu menerapkan nasehat yang dianjurkan petugas kesehatan?
60 60,0
40 40,0
18 Balita telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap? 63
63,0 37
37,0
Pola asuh responden tentang gizi menunjukkan bahwa responden yang lebih
banyak menjawab ya adalah pernyataan nomor 3 yaitu balita makan tiga kali dalam sehari sebesar 68,0, sedangkan yang lebih banyak menjawab tidak adalah
Universitas Sumatera Utara
pernyataan nomor 1 yaitu ibu selalu memberi makanan yang beraneka ragam pada balita jenis sayur, lauk-pauk dan buah sebesar 60,0.
4.7. Hubungan Karakteristik Umur, Pendidikan, Pekerjaan dan Pendapatan dengan Kejadian Bawah Garis Merah BGM pada Anak Balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Sayur Matinggi
1. Variabel Umur Hasil tabulasi silang antara umur dengan kejadian Bawah Garis Merah BGM
di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi yang umur nya diatas rata-rata yang tidak mengalami berat badan dibawah garis merah BGM sebanyak 26 orang
57,8 dan 19 orang 42,2 yang mengalami berat badan dibawah garis merah BGM, sedangkan responden yang umur nya dibawah rata-rata yang tidak
mengalami berat badan dibawah garis merah BGM sebanyak 38 orang 69,1 dan 17 orang 30,9 yang mengalami berat badan dibawah garis merah BGM. Hasil
uji statistik didapat nilai p = 0,241, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan kejadian Bawah Garis Merah BGM.
2. Variabel Pendidikan Berdasarkan hasil analisis antara pendidikan dengan kejadian Bawah Garis
Merah BGM di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi diperoleh ibu dengan pendidikan tinggi sebanyak 30 orang 61,2 yang tidak mengalami berat badan
dibawah garis merah BGM dan 19 orang 38,8 yang mengalami berat badan dibawah garis merah BGM, sedangkan ibu dengan pendidikan rendah sebanyak 34
orang 66,7 tidak mengalami berat badan dibawah garis merah BGM dan 17
Universitas Sumatera Utara
orang 33,3 yang mengalami berat badan dibawah garis merah BGM. Hasil uji statistik didapat nilai p = 0,571, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara
pendidikan dengan kejadian Bawah Garis Merah BGM. 3. Variabel Pekerjaan
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pekerjaan dengan kejadian Bawah Garis Merah BGM di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi yang tidak bekerja
dengan tidak mengalami berat badan dibawah garis merah BGM sebanyak 20 orang 71,4 dan 8 orang 28,6 yang mengalami berat badan dibawah garis merah
BGM, sedangkan ibu yang bekerja dengan tidak mengalami berat badan dibawah garis merah BGM sebanyak 44 orang 61,1 dan 28 orang 38,9 yang
mengalami berat badan dibawah garis merah BGM. Hasil uji statistik didapat nilai p = 0,334, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan kejadian
Bawah Garis Merah. 4. Variabel Pendapatan
Hasil tabulasi silang pendapatan dengan kejadian Bawah Garis Merah BGM diperoleh bahwa ibu yang pendapatannya tinggi sebanyak 34 orang 77,3 yang
tidak mengalami berat badan dibawah garis merah BGM dan 10 orang 22,7 yang mengalami berat badan dibawah garis merah BGM, sedangkan ibu yang
pendapatannya rendah sebanyak 30 orang 53,6 tidak mengalami berat badan dibawah garis merah BGM dan 26 orang 46,4 mengalami berat badan dibawah
garis merah BGM. Hasil statistik didapat nilai p = 0,014, artinya ada hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan kejadian Bawah Garis Merah BGM.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9. Hubungan Umur, Pendidikan, Pekerjaan dan Pendapatan dengan Kejadian BGM pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi
Variabel Bawah Garis Merah
BGM Jumlah
χ2 p
PR 95 CI
Ya Tidak
n n
n Umur
≤mean 17
30,9 38
69,1 45
100,0 1,375
0,241 0,836
0,616-1,136 mean
19 42,2
26 57,8
55 100,0
Pendidikan
Rendah 17
33,3 34
66,7 49
100,0 0,321
0,571 0,918
0,683-1,234 Tinggi
19 38,8
30 61,2
51 100,0
Pekerjaan
Bekerja 28
38,9 44
61,1 28
100,0 0,931
0,334 1,169
0,868-1,575 Tidak bekerja
8 28,6
20 71,4
72 100,0
Pendapatan
Rendah 26
46,4 30
53,6 44
100,0 6,008
0,014 1,442
1,077-1,931 Tinggi
10 22,7
34 77,3
56 100,0
4.8. Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Bawah Garis Merah BGM pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pengetahuan dengan kejadian bawah garis merah BGM di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi yang
pengetahuannya baik dengan balita yang tidak mengalami berat badan dibawah garis merah BGM sebanyak 39 orang 75,0 dan 13 orang 25,0 yang mengalami
berat badan dibawah garis merah BGM, sedangkan responden yang pengetahuannya buruk dengan balita tidak mengalami berat badan dibawah garis merah BGM
sebanyak 25 orang 52,1 dan 23 orang 47,9 yang mengalami berat badan dibawah garis merah BGM. Hasil uji statistik didapat nilai p = 0,017, artinya ada
Universitas Sumatera Utara
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian bawah garis merah BGM, dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10. Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Bawah Garis Merah BGM pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sayur Matinggi
Pengetahuan Bawah Garis Merah
BGM Jumlah
χ
2
p PR
95 CI Ya
Tidak n
n n
Kurang 23
47,9 25
52,1 52
100,0 5,689
0,017 1,440
1,053-1,970 Baik
13 25,0
39 75,0
48 100,0
4.9. Hubungan Sikap dengan Kejadian Bawah Garis Merah BGM pada