Mendengarkan Dharma Takut terhadap Akibat Berbuat Jahat otappa

70 Kelas XI SMASMK d. Memperoleh keyakinan benar e. Mendapatkan kebersihan pikiran melalui pengembangan keyakinan diri dan kebijaksanaan.

9. Membabarkan Dharma

Mengajarkan dharma jika dilakukan dengan tulus dan sungguh- sungguh nilainya melampaui segala bentuk dana apa pun. Buddha bersabda, “Sabbadanaṁ dharmadanaṁ jinati” yang berarti pemberian dharma melampaui segala pemberian apa pun. Untuk benar-benar mendapatkan perbuatan baik mengajarkan dharma sejati, pengajar dharma harus tidak mengharapkan imbalan, persembahan, ketenaran, atau kesombongan. Jika hal tersebut dilakukan, keserakahan akan mencemari dan mengurangi nilai jasa baik yang dilakukan. Buddha mengibaratkan, pengajar dharma tersebut bagaikan menukar kayu cendana yang berharga dengan sekendi cuka basi.

10. Meluruskan Pandangan

Memiliki pandangan yang tepat dan lurus disebut ditthijukamma. Ditthi berarti pandangan, ujukamma berarti lurus. Ditthi adalah pandangan seseorang yang didasarkan pada akal budi. Jika pandangan itu tepat dan benar, disebut sammaditthi. Jika pandangan itu salah, disebut micchaditthi. 71 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Konteks Janji Manis Masuk Surga Sebagian orang tertarik dengan janji manis masuk surga hanya dengan meyakini agama tertentu. Janji tersebut dapat menjerumuskan orang- orang yang memiliki sifat malas dan tidak mau berusaha. Karena mereka beranggapan bahwa ia sudah dijamin masuk surga dengan cukup menganut keyakinan tersebut, ia tidak termotivasi untuk berbuat baik. Sesungguhnya tidak ada hubungan yang signiikan antara label agama dengan masuk surga. Surga adalah alam bahagia yang dapat dicapai oleh mereka yang berbuat baik tanpa mempedulikan label agamanya. Agama sebagai penyedia sarana dan cara berbuat baik. Jika seseorang beragama dan memanfaatkan sarana dan cara berbuat baik yang dianjurkan oleh agamanya, ia dapat masuk surga. Pentingnya Perbuatan Benar Setiap hari, di mana pun, kita tidak terlepas dari melakukan suatu tindakan atau perbuatan. Perbuatan kecil yang dilakukan tentu akan berakibat atau berefek kepada orang-orang sekitar kita. Dalam pengalaman sehari-hari, kita dapat merasakan manfaat perbuatan benar yang dilakukan. Begitu pula kita bisa melihat akibat perbuatan salah dalam kehidupan nyata di sekitar kita. Mencuri, misalnya, dapat mengakibatkan dihakimi massa, dipenjara, atau dihantui ketakutan karena melakukan perbuatan yang salah. Begitu