Proses Penyesuaian Diri Penyesuaian Diri 1. Pengertian Penyesuaian Diri

35 memerlukan perasaan, sikap sehat yang berkenaan dengan seks, kemampuan menunda ekspresi seksual, orientasi heteroseksual yang adekuat, kontrol yang ketat dari pikiran dan perilaku, identifikasi diri yang sehat. 3 Penyesuaian Moral dan Religius Moralitas adalah kapasitas untuk memenuhi moral kehidupan secara efektif dan bermanfaat yang dapat memberikan kontribusi ke dalam kehidupan individu. 2 Penyesuaian Diri Sosial Dikatakan Schneiders bahwa rumah, sekolah dan masyarakat merupakan aspek khusus dari kelompok sosial. Hal ini berarti melibatkan pola-pola hubungan diantara kelompok tersebut dan saling berhubungan secara integral diantara ketiganya Jadi dari beberapa teori, maka peneliti menarik kesimpulan bahwaa aspek-aspek penyesuaian diri yang sehat meliputi empat aspek yaitu: kematangan emosional, kematangan intelektual, kematangan sosial, dan tanggung jawab, penyesuaian pribadi. Aspek-aspek tersebut kaitannya dalam penelitian ini yaitu dapat digunakan peneliti sebagai bahan atau materi untuk mengetahui bagaimana tingkat penyesuaian diri.

5. Proses Penyesuaian Diri

Menurut Moh Surya 1985: 21 menyebutkan bahwa dalam proses penyesuaian diri, belajar merupakan suatu proses modifikasi sejak fase- 36 fase awal dan berlangsung terus sepanjang hayat dan diperkuat dengan kematangan. Beberapa jenis belajar yang dipengaruhi proses penyesuaian diri adalah : a. Trial and error, yaitu jika respon individu berhasil atau memuaskan, maka cenderung akan tetap dan secara bertahap akan menjadi pola- pola kebiasaan, dan cirri-ciri kepribadian, yang kemudian akan menjadi penentu penyesuaian diri. b. Conditioning, yaitu suatu proses belajar dimana perangsang yang berbeda dapat menimbulkan respons yang berbeda. c. Inhibition, yaitu pola belajar dimana individu mengadakan seleksi respons-respons tertentu terhadap rangsangan-rangsangan yang diterimanya sehingga menimbulkan suatu pola tingkah laku tertentu. Dalam proses penyesuaian diri, inhibisi ini penting dalam pembentukan self-control. d. Association, yaitu proses mempertautkan sesuatu pengertian atau konsep dalam memberikan arti sesuatu respons terhadap suatu perangsang. Dalam memberikan respon kepada suatu perangsang, individu akan memberikan arti tertentu dengan mempertautkan kepada pengalaman atau pengertiannya. e. The law of effect, yaitu respon-respon yang akan diperkuat jika mendatangkan kepuasan, dan akan diperlemah atau ditekan jika menimbulkan kekecewaan. Law of effect ini akan mempengaruhi penyesuaian diri. 37 f. Rational learning, yaitu proses belajar yang menuntut adanya pemikiran yang rasional. Belajar rasional ini mempunyai peranan dalam pertumbuhan intelektual, moral dan keagamaan. Dengan belajar rational ini individu akan banyak memperoleh pengetahuan yang berguna dalam proses penyesuaian diri. Dalam proses penyesuaian diri terdapat faktor kekuatan yang mendorong untuk mencapai sesuatu yang baik atau buruk, untuk mencapai taraf penyesuaian yang tinggi dan untuk destruksi diri dan merusak mental. Keberhasilan atau kegagalan penyesuaian diri akan banyak ditentukan oleh kemampuan individu dalam mengarahkan dan mengendalikan dirinya. Dalam melakukan penyesuaian yang normal, individu akan melakukannya dalam berbagai bentuk. Menurut Moh Surya 1985: 27 bentuk-bentuk mekanisme penyesuaian diri yang normal tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang- kadang ada rintangan-rintangan terbentuk yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin diluar dirinya. Jika berhasil melakukan penyesuaian diri maka ia akan merasa puas dan bahagia. Akan tetapi sebaliknya jika gagal maka ia akan merasakan kekecewaan dan ketidakpuasan. Mereka yang berhasil menyesuaikan diri, disebut adjusted person, dan yang gagal dalam melakukan penyesuaian 38 diri disebut maladjusted person, atau orang yang salah suai. Gejala maladjustment akan muncul dalam berbagai bentuk tingkah laku. Menurut Moh Surya 1985: 27 bentuk-bentuk mekanisme penyesuaian diri dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu : a. Penyesuaian diri yang normal well adjustment Yang tergolong “well adjusted person” penyesuaia yang normal ialah mereka yang tergolong berhasil dalam proses penyesuaian diri. Penyesuaian yang normal ditandai sebagai berikut : 1 Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional 2 Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis 3 Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi 4 Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri 5 Mampu dalam belajar 6 Menghargai pengalamannya 7 Bersikap realistis dan obyektif b. Penyesuaian yang salah maladjusment Kegagalan dalam penyesuaian yang normal dapat mengakibatkan individu menunjukkan suatu mekanisme Penyesuaian yang salah maladjusment. Maladjustment ditandai dengan berbagai bentuk tingkah laku yang serba salah, tidak terarah, emosional, sikap yang tidak realistis, agresif, dan sebagainya. Ada tiga bentuk reaksi dalam gejala maladjustment yaitu : 1 Reaksi bertahan Orang ini berusaha untuk mempertahankan dirinya, seolah- olah tidak menghadapi kegagalan. Ia, selalu berusaha untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami kegagalan. Bentuk khusus reaksi ini antara lain : a Kompensasi, yaitu mencari kepuasan dalam bidang lain. Misalnya gagal dalam kuliah kemudian menjadi pedagang. b Sublimasi, yaitu dengan mencari tujuan pengganti, misalnya gagal dalam berpacaran kemudian menjadi juru rawat dirumah sakit. c Rasionalisasi, yaitu bertahan dengan mencari-carinya alasan dalih untuk membenarkan tindakannya. d Represi, yaitu berusaha untuk menekan pengalamannya yang dirasakan kurang enak kea lam tidak sadar. Ia berusaha melupakan pengalamannya yang kurang baik. 39 e Egosentris, yaitu menjadikan dirinya sebagai pusat dari lingkungannya. Ia selalu merasa yang paling benar saja, ia ingin selalu paling penting, paling menonjol dan sebagainya. f Sour grapes, yaitu dengan memutar balikkan kenyataan. g Projeksi, yaitu melemparkan sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain. h Introjeksi, yaitu bersikap fanatic dan pengikatan yang berlebihan kepada orang lain atau situasi tertentu. i Identifikasi, yaitu menempelkan dirinya kepada pihak lain yang dianggap sukses sesuai dengan keinginannya. 2 Reaksi menyerang Dalam gejala ini orang yang salah suai menunjukkan tingkah laku yang bersifat menyerang untuk menutupi kegagalannya. Reaksi yang tampak pada tingkah laku : a Selalu membenarkan diri sendiri b Mau berkuasa dalam setiap situasi c Mau memiliki segalanya d Menggertak baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan e Bersikap senang mengganggu orang lain f Menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka g Menunjukkan sikap menyerang dan merusak h Keras kepala dalam perbuatannya i Bersikap balas dendam j Memperkosa hak orang lain k Marah secara sadis 3 Reaksi melarikan diri Dalam reaksi ini orang yang salah suai akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan kegagalan, reaksinya Nampak dalam tingkah laku sebagai berikut : a Mengganti pengalamannya berfantasi b Mimpi siang mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin c Banyak tidur d Minum-minuman keras e Bunuh diri f Menjadi pecandu ganja, narkotika, dan sebagainya g Menyiksa diri h Negativisme Berdasarkan penjelasan-penjelasan tentang proses penyesuaian diri di atas dapat disimpulka bahwa individu dapat dikatakan berhasil melakukan penyesuaian diri apabila inidividu dapat memenuhi kebutuhan dengan 40 cara-cara yang wajar dan dapat diterima oleh lingkungan tanpa merugikan dan mengganggu lingkungan yang lain. 3 Rehabilitasi Sosial 1. Pengertian Rehabilitasi Sosial Definisi mengenai pengertian penyesuaian diri menurut beberapa tokoh yakni menurut Tarmansyah 2003: 21 rehabilitasi dilihat dari makna kata berasal dari Bahasa Inggris, artinya mengembalikan seperti semula, mengembalikan yang dimaksud adalah mengembalikan kemampuan yang pernah dimilikinya, karena suatu hal musibah ia harus kehilangan kemampuan, kemampuan yang hilang inilah yang dikembalikan seperti semula yaitu seperti kondisi sebelum terjadi musibah yang dialaminya. Menurut Goldenson 1978: 8 rehabilitasi merupakan suatu proses yang dinamis dn holistik, berdasarkan pemikiran yang comprehensive dan kontinu terhadap tiap-tiap individu penyandang kelainan, menyangkut kebutuhan-kebutuhannya yang spesifik. Dengan demikian paling tidak rehabilitasi mencakup empat jenis yang saling berkaitan, yaitu rehabilitasi fisikmedis, rehabilitasi vokasional, rehabilitasi sosial, dan rehabilitasi psikologis. Tambahan menurut Tarmansyah 2003: 107 rehabilitasi berasal dari dua kata, yaitu re- yang berarti kembali dan habilitasi yang berarti kemampuan. Rehabilitasi berarti mengembalikan kemampuan. Namun kita sering mendengar perkataan rehabilitasi, secara umum diartikan sebagai 41 pembetulan, perbaikan, pengembalian, kepada suatu yang lebih baik. Sosial berarti segala sesuatu mengenai masyarakat, yang peduli terhadap lingkungan umum. Jadi pengertian rehabilitasi sosial secara umum adalah proses yang dilakukan secara terus-menerus dalam rangka pemulihan kembali orang agar bisa teratasi masalahnya, meliputi : pemulihan kembali kepercayaan diri, mandiri serta tanggung jawab pada diri, keluarga, masyarakat ataupun lingkungan sosial. Menurut Helen Haris 1991:3 rehabilitasi sosial adalah korban dari psikososial, serta usaha untuk mengembalikan rasa harga diri, kecintaan terhadap kerja, kesadaran akan tanggung jawab terhadap masa depannya, keluarga maupun masyarakat dalam lingkungan sosial. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa rehabilitasi sosial adalah memulihkan kemampuan untuk dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dan baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat.

2. Pola Layanan Rehabilitasi