38 Bali tersebut tidak hanya berlaku bagi nelayan pribumi tetapi juga berlaku bagi
nelayan pendatang. Awig-awig tersebut diperlukan untuk menjaga kelestarian lingkungan
pesisir agar terjaga dengan baik. Wilayah pesisir yang mempunyai kepemilikan akses terbuka memungkinkan akan terjadinya tragedi kepemilikan bersama. Hal
itu terjadi karena tidak ada aturan jelas yang mengatur hak dan kewajiban dalam mengakses dan mengelola sumber daya pesisir. Adanya rasa kepemilikan bersama
sumber daya alam dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, karena masing- masing pihak merasa berhak atas wilayah yang ditempatinya. Untuk menghindari
hal tersebut, maka pengelolaan sumber daya pesisir diserahkan kepada masyarakat setempat dan dibentuk kelembagaan lokal yang berisi aturan-aturan adat dalam
menjaga kelestarian lingkungan. Aturan-aturan serta sanksi pelanggaran dibuat berdasarkan nilai, pengetahuan dan kearifan lokal masyarakat setempat.
5.2.2. Ekonomi.
Perikanan adalah sistem usaha manusia dalam pemanfaatan sumber daya laut, mengolah dan memasarkannya. Misalnya saja pada tahun 2010
komoditi perikanan yang menjadi andalan nelayan Kedonganan adalah ikan tuna yang jumlah produksinya mencapai 9.005,5 tontahun, ikan tongkol sebesar
1.478,5 tontahun dan ikan sarden 547,1 tontahun. Kebutuhan ekonomi merupakan alasan yang penting bagi sebagian nelayan untuk tetap menggeluti
pekerjaan di bidang ini. Alasan mereka menggeluti mata pencarian sebagai nelayan adalah kondisi perekonomian yang kurang mampu memenuhi
kebutuhan keluarga. Dengan mengikutsertakan seluruh anggota keluarga dalam usaha kenelayanan merupakan salah satu alasan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Pekerjaan nelayan adalah pekerjaan pokok. Namun untuk mencukupi kebutuhan hidup harus diimbangi pula oleh pekerjaan sampingan lainnya,
misalkan sebagai pedagang, buruh bangunan, pengrajin, pemandu wisata laut, atau lainnya.
Pariwisata turut andil pula dalam mensejahterakan kehidupan nelayan. Adanya sajian khas kuliner di Kedonganan menyebabkan pasokan akan ikan di
39 beberapa hotel, kafe dan restoran juga meningkat. Selain itu bidang pekerjaan
lainnya berhasil menciptakan lapangan kerja baru yang memberi peluang untuk menyerap para pencari kerja, khususnya generasi muda Kedonganan. Hal itu
dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Kedonganan dengan segala aspek negatif ikutannya.
5.2.3. Sosial-budaya.
Pada dasarnya dalam kehidupan manusia tidak dapat lepas dari pengaruh lingkungan di sekitarnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa manusia itu hidup, tumbuh
dan berkembang di bawah pengaruh suatu lingkungan, dimana pribadi sebagai potensi yang dimilikinya akan berpengaruh balik terhadap lingkungannya tersebut. Seiring
dengan bertambah pesatnya kegiatan kepariwisataan di Kedonganan, semakin kompleks juga sektor penunjang pariwisata ini seperti adanya hotel, kafe
pinggir pantai yang menyajikan hidangan khas laut di Kedonganan. Hal tersebut tak lepas pula akan mempengaruhi kehidupan sosial budaya masyarakat
setempat. Misalnya dari sebelumnya mereka memiliki gaya dan pola hidup tradisional yang sederhana, dan kini mulai menjalani gaya dan pola hidup
modern seiring dengan kemajuan jaman. Walaupun demikian orang Kedongan tak lupa kepada jati dirinya sebagai warga masyarakat Bali lainnya. Mereka tetap
setia menjalankan kewajiban tradisi yang diturunkan oleh nenek moyangnya. Bagi orang Kedonganan, air merupakan elemen pokok dari kehidupan nelayan,
elemen pokok yang merupakan suatu bagian dari upacara keagamaan, upacara siklus manusia dari lahir sampai mati. Bagi nelayan Kedonganan menjaga keseimbangan
ekologis lautan sangatlah penting. Mereka percaya bahwa bila manusia mengeksploitasi hasil laut secara besar-besaran atau dengan cara-cara yang dilarang oleh adat seperti
pengeboman, maka mereka akan mendapat kutukan berupa tidak selamat atau kesulitan dalam memperoleh hasil laut. Pengetahuan tentang kenelayanan seperti itu diturunkan
oleh para orang tua yang sejak anak-anak mereka masih kecil dan hidup dari hasil laut. Pengetahuan tentang kenelayanan diperoleh karena mereka selalu mengikutsertakan
anak-anak mereka dalam kegiatan melaut. Pengikutsertaan anak-anak ini dalam kegiatan melaut merupakan salah satu pengalihan sistem pengetahuan praktis
40 sehingga ketika dewasa kelak anak-anak tersebut sudah siap menghadapi segala
tantangan yang muncul. Bisa dikatakan sebagai pembelajaran pendewasaan. Hal itu tidak saja untuk anak laki-laki, namun terhadap anak perempuan juga.
Adanya beberapa potensi yang dimiliki ini, masyarakat nelayan Kedonganan menganggap laut merupakan peninggalan dan warisan nenek
moyang yang harus dijaga, dipelihara, dan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan hidup. Keadaan seperti itu menurut Suparlan 1980 adalah
hubungan manusia dengan alam tidaklah semata-mata terwujud sebagai suatu hubungan manusia d engan hidupnya tetapi ju ga seb agai suatu hubu ngan
dimana manusia mempengaruhi dan merubah lingkungannya. Manusia juga turut menciptakan corak dan bentuk lingkungan dengan baik karena lingkungan
alam dan fisik tempatnya hidup adalah sebagian dari dirinya. Laut bagi masyarakat nelayan Kedonganan merupakan sumber kehidupan yang dianggap
sebagai bagian yang tidak bisa lepas dari kehidupan mereka. Apabila laut rusak atau tercemar berarti kehancuran juga bagi kehidupan mereka. Sejak dulu
sampai sekarang, mereka mengeksploitasi hasil laut sesuai dengan yang diajarkan oleh orang-orang tua mereka.
5.3. Peran Lembaga Adat 5.3.1. Perencanaan