Pelaksanaan Pengawasan dan Evaluasi

10

1.4.4. Pelaksanaan

Pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan dapat dilihat sebagai perbuatan atau tindakan yang dilakukan dengan cara-cara tertentu oleh pihak yang bersangkutan. Diantaranya ada yang dilakukan secara kolektif oleh orang-orang yang memiliki kedudukan yang berbeda dalam unit kerja yang bersangkutan. Keragaman kedudukan atau status itu bisa menunjukkan hubungan horizontal sehingga kedudukannya sama, misalnya sama-sama sebagai anggota panitia; dan ada pula yang mencerminkan hubungan vertikal, sehingga kedudukannya itu mencerminkan hubungan yang bersifat hierarkis, dan kedudukannya ada yang lebih tinggi dan lebih rendah. Hubungan horisontal dan vertikal itu selalu bernuansa kekuasaan, karena seperti dikemukakan oleh Takwin 2003, hubungan kuasa tidak hanya terjadi dalam hubungan antara negara dan rakyat, majikan dan buruh dan lain-lain, melainkan terjadi di mana saja dan kapan saja. Hubungan kuasa senantiasa ditandai dengan ideologi dan wacana. Artinya, ada gagasan atau ide yang dijadikan acuan dalam melaksanakan suatu kegiatan. Agar ideologi itu dapat diacu maka dilakukan wacana oleh para pihak yang bersangkutan. Melalui wacana bisa terjadi hegemoni, dominasi, dan bahkan kekerasan yang dilakukan oleh satu pihak oleh pihak yang lain yang pada umumnya dilakukan oleh pihak yang berkuasa kepada pihak yang dikuasainya. Mengingat perencanaan kegiatan bisa diorientasikan pada keuntungan sosial ekonomi dan sosial budaya, maka hal itu bisa saja tercermin dalam pelaksanaannya. Bila orientasi pada keuntungan ekonomi bersifat dominan, maka pelaksanaannya akan lebih mengutamakan efisiensi. Sedangkan bila orientasi pada keuntungan sosial budaya yang lebih dominan, maka proses pelaksanaannya bisa mencerminkan berbagai prinsip pengutamaan, antara lain pengutamaan kualitas kinerja dan citra.

1.4.5. Pengawasan dan Evaluasi

Pengawasan dan evaluasi atau bisa dilakukan terhadap perencanaan dan pelaksanaan dalam manajemen. Mengingat dalam perencanaan dan pelaksanaan tersebut ada pihak perencana dan pelaksananya, maka pengawasan dan evaluasi tersebut juga tertuju pada pihak perencana dan pelaksananya. Ini berarti ada pengawas dan evaluator, begitu juga ada pihak yang diawasi dan dievaluasi. 11 Sebagaimana halnya dalam proses pelaksanaan di atas, proses pengawasan dan evaluasi pun bisa bernuansa adanya hubungan kuasa, sehingga dalam prosesnya tidak tertutup kemungkinan ada unsur ideologi, wacana, hegemoni, dominasi, bahkan juga negosiasi. Selain itu, di dalam proses tersebut kemungkinan ada pula idealisme dan motivasi untuk mencari berbagai bentuk keuntungan sosial-ekonomis. 12

BAB II METODE PENELITIAN

Metode yang relevan untuk digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penerapan metode ini diwujudkan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut. 1 Mengumpulkan data dengan metode pengamatan dan wawancara mendalam. 2 Bersamaan dengan pengumpulan data tersebut dilakukan analisis data secara interpretatif dengan pendekatan fenomenologis. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh pengetahuan tentang gagasan, pikiran, keyakinan yang ada di balik aktivitas pengelolaan sumber daya laut masyarakat nelayan Kelurahan Kedonganan. Hasil interpretasi digunakan untuk membuat hipotesis kerja yang kemudian dipakai untuk menggali informasi secara lebih mendalam hingga diperoleh informasi yang memadai untuk mencapai tujuan penelitian. 3 Berdasarkan hasil penelitian dirumuskan simpulan akhir dan selanjutnya digunakan untuk menyusun model strategi pengelolaan sumber daya laut berbasis mesyarakat setempat.

2.1. Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Kedonganan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Lokasi ini dipilih karena di lokasi tersebut merupakan pusat kegiatan kenelayanan berada.

2.2. Penentuan Informan

Informan yang dipilih sebagai narasumber atau pemberi informasi dalam penelitian ini meliputi orang-orang dari warga masyarakat nelayan Kelurahan Kedonganan, baik para pemimpin maupun anggotanya yang mempunyai pengetahuan tentang kehidupan nelayan tersebut serta mempunyai pengetahuan tentang strategi apa saja yang dilakukan dalam menghadapi berbagai masalah hidup kenelayanan. Pemilihan informan akan dilakukan dengan teknik purposif, yaitu para tokoh desa yang memiliki informasi yang dibutuhkan sebagai informan pangkal. Selanjutnya dilakukan teknik snowball, dalam arti dari informan pangkal digali identitas informan lain yang dibutuhkan dalam penelitian. Jumlah informan ditentukan sesuai dengan kecukupan perolehan data.