22 f. Penerimaan, sesuatu yang penuh dengan stres dan keadaan yang
memaksanya untuk mengatasi masalah tersebut. g. Religiusitas, sikap individu menenangkan dan menyelesaikan masalah
secara keagamaan. Aspek-aspek strategi
coping menurut Folkman, dkk 1986: a.
Confrontive coping, mengubah situasi secara agresif dan adanya keberanian mengambil risiko.
b. Distancing, mengeluarkan upaya kognitif untuk melepaskan diri dari
masalah atau membuat harapan positif. c.
Self control, mencoba untuk mengatur perasaan diri sendiri atau tindakan dalam hubungannya untuk menyelesaikan masalah.
d. Seeking social support, mencoba untuk memperoleh informasi atau
dukungan secara emosional. e.
Accepting responsibility, menerima untuk menjalani masalah yang dihadapi sementara mencoba untuk memikirkan jalan keluarnya.
f. Planful problem solving, memikirkan suatu rencana tindakan untuk
mengubah dan memecahkan situasi. g.
Positive reappraisal, mencoba untuk membuat suatu arti positif dari situasi dalam masa perkembangan kepribadian, kadang-kadang dengan sifat yang
religius.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek strategi
coping meliputi confrontive coping, distancing, self control, seeking social
support, accepting responsibility, planful problem solving, dan positive reappraisal.
B. Bullying
1. Pengertian Bullying
Definisi bullying merupakan sebuah kata serapan dari bahasa Inggris.
Istilah Bullying belum banyak dikenal masyarakat, terlebih karena belum ada
padanan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia Susanti, 2006: 44. Bullying
berasal dari kata bully yang artinya penggertak, orang yang mengganggu orang
23 yang lemah. Sehingga dapat diartikan
bullying adalah perilaku yang disengaja terjadi berulang-ulang dan adanya penyalahgunaan kekuasaan dari pelaku.
Beberapa istilah dalam bahasa Indonesia yang seringkali dipakai masyarakat untuk menggambarkan fenomena
bullying di antaranya adalah penindasan, penggencetan, perpeloncoan, pemalakan, pengucilan, atau
intimidasi Susanti, 2006: 45.
Berdasarkan pendapat tersebut
bullying merupakan perilaku yang sengaja, bersungguh-sungguh yang dimaksudkan untuk
menyakiti orang lain hingga membuat korban merasa stress. Suatu hal yang alamiah bila memandang
bullying sebagai suatu kejahatan, dikarenakan oleh unsur-unsur yang ada di dalam
bullying itu sendiri. Rigby 2005: 51 menguraikan unsur-unsur yang terkandung dalam pengertian
bullying yakni antara lain keinginan untuk menyakiti, tindakan negatif, ketidakseimbangan
kekuatan, pengulangan atau repetisi, bukan sekedar penggunaan kekuatan, kesenangan yang dirasakan oleh pelaku dan rasa tertekan di pihak korban.
Pengertian tersebut didukung oleh Coloroso 2006: 44-45 yang mengemukakan bahwa
bullying akan selalu melibatkan keempat unsur berikut: a. Ketidakseimbangan Kekuatan
Imbalance Power Bullying bukan persaingan antara saudara kandung, bukan pula
perkelahian yang melibatkan dua pihak yang setara. Pelaku bullying bisa
saja orang yang lebih tua, lebih besar, lebih kuat, lebih mahir secara verbal, lebih tinggi secara status sosial, atau berasal dari ras yang berbeda.
b. Keinginan Untuk Mencederai Desire To Hurt
Dalam bullying tidak ada kecelakaan atau kekeliruan, tidak ada
ketidaksengajaan dalam pengucilan korban. Bullying berarti menyebabkan