ditetapkan dari kesediaan subyek untuk diwawancarai terkai kekerasan yang dialaminya.
d Mengurus perijinan
Perijinan dilakukan peneliti dengan cara informal, artinya tidak memerlukan surat ijin dari fakultas, dikarenakan subyek
merasa tidak membutuhkan surat tersebut.
e Tahap penjajakan dan penilaian lapangan
Tahap ini dilakukan melalui perbincangan santai dengan subyek tanpa alat rekam untuk membangun rapport dan kepercayaan
subyek terhadap peneliti. Tahap ini dilakukan di kediaman masing- masing subyek selama 3 kali hingga subyek merasa nyaman dan siap
untuk melakukan wawancara dengan peneliti. Interview awal ini tidak menggunakan alat perekam. Peneliti mengajak subyek bercerita
dengan santai dan diselingi dengan percakapan-percakapan yang ringan. Berikut ini adalah tujuan dari masing-masing interview awal
dengan subyek:
1. Interview awal - 1
Interview awal 1 dilakukan peneliti untuk mendapatkan gambaran umum tentang subyek saat ini. Peneliti memposisikan
diri sebagai teman subyek yang dapat mendengarkan setiap cerita subyek. Pada interview awal - 1 ini, subyek menceritakan tentang
kebiasaan dan rutinitas yang dijalaninya setiap hari.
2. Interview awal - 2
Interview awal - 2 dilakukan peneliti sebagai tindak lanjut dari interview awal-1. Pada tahap ini, peneliti mulai menggali
informasi tentang keluarga dan tempat subyek dibesarkan, kesan yang diberikan subyek terhadap setiap anggota dalam keluarga
dan lingkungan pergaulan subyek selama dibesarkan sepanjang hidup.
3. Interview awal - 3
Interview awal - 3 dilakukan peneliti sebagai tindak lanjut dari interview awal - 2. Peneliti mulai menggali informasi yang
lebih bersifat pribadi, yakni terkait dengan relasi pacaran subyek dengan pacar yang menjadi pelaku kekerasan.
f Persiapan perlengkapan
Penelitian dilakukan dengan menyediakan alat-alat yang dibutuhkan dalam proses pengambilan data mencakup in-depth
interview guide, alat perekam, alat tulis, dan notes.
g Mengetahui persoalan etika
Penelitian dengan memberitahukan maksud dan tujuan penelitian secara terbuka kepada calon subyek, hal ini telah
dilakukan peneliti di awal pertemuan dengan kedua subyek.
2. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data melalui wawancara dilakukan sebanyak dua kali terhadap subyek pertama dan subyek kedua. Pelaksanaan
wawancara terhadap seluruh subyek dimulai pada bulan Maret 2016 - Mei 2016. Kedua subyek merupakan teman peneliti yang diketahui
telah mengalami kekerasan berulang kali baik secara fisik, psikis, verbal dan seksual selama berpacaran bertahun-tahun dengan
pasangannya. Penggalian informasi dalam penelitian ini bersifat sangat pribadi dan sensitif, oleh sebab itu peneliti dengan perlahan
membangun kepercayaan kedua subyek agar mempercayakan kerahasiaan informasi kepada peneliti. Selain itu, penggunaan alat
rekam selama wawancara berlangsung juga sesuai dengan perijinan dan kesepakatan dengan kedua subyek.
Penggalian informasi dilakukan di kediaman masing-masing subyek. Pada subyek pertama, peneliti mendatangi kos tempat subyek
berdomisili di Salatiga, sedangkan untuk subyek kedua, peneliti mendatangi subyek di Solo, tempat subyek mengasingkan diri dari
lingkungan yang dianggap menekannya. Untuk selanjutnya, subyek pertama akan disebut dengan Sari, sedangkan subyek kedua disebut
dengan Dinda. Berikut ini ialah jadwal pelaksanaan interview dengan Sari dan Dinda:
SARI DINDA
Interview 1 26 Maret 2016
9 April 2016 Interview 2
5 April 2016 23 April 2016
Interview 3 25 April 2016
11 Mei 2016
Tabel 4.1 Jadwal Interview Subyek
Setelah peneliti mendapatkan informasi yang diperlukan melalui tiga kali wawancara dengan subyek, peneliti mulai membuat
verbatim atau transkrip wawancara, tabel analisa transkrip wawancara, dan analisa serta pembahasan kasus secara lengkap dalam bentuk print
out. Di samping itu, peneliti juga mencari data sekunder melalui orang-orang terdekat subyek sebagai berikut:
SARI DINDA
Informan 1 Teman kos A
Teman dekat Informan 2
Teman kos B Pacar
Informan 3 Ibu
Ayah
Tabel 4.2 Sumber data sekunder
B. Hasil Penelitian