akan saling mencari dan menghubungi satu dengan yang lain ketika ada rasa rindu yang mengingatkan keduanya akan kenangan
mereka. Ketika mereka memutuskan untuk kembali, tindak kekerasan akan terulang lagi. Seperti lingkaran kekerasan yang
digambarkan oleh Walker 1979, lingkaran kekerasan pun terus mengikat kedua Sari dan Doni sebagai berikut:
Gambar 4.1 Lingkaran Kekerasan Relasi Sari-Doni
Pada kasus relasi Sari dan Doni, kekerasan terus berlanjut menjadi sebuah siklus yang tak terputus karena relasi yang
terjalin diantara keduanya cenderung bersifat tertutup, dalam artian tidak ada orang lain yang dilibatkan dalam relasi tersebut.
Rutinitas yang dilalui Sari dan Doni setiap kali mereka bertemu lebih banyak dihabiskan di kos Sari yang terbilang sangat sepi.
Kos tempat Sari berdomisili di Salatiga hanya terdiri dari 4 kamar, satu kamar ialah milik empunya kos, 3 kamar lain
disewakan ke penghuni kos, salah satunya Sari. Situasi kos Sari dari pagi hingga malam hari sangat sepi karena pemilik kos
POWER CONTROL DENIAL
1. TENSION BUILDING- DONI 2. BATTERING - DONI
Melempar barang, mendorong, memaki, mengintimidasi, melecehkan
3. CONTRITION STAGE - DONI
Meminta maaf, mohon ampun,
Berjanji akan berubah,
Cemburu dengan teman laki-laki Sari,
waktu Sari terbagi dengan tugas kuliah,
Sari tidak menuruti keinginannya
Pergi ke gereja, meyakinkan Sari bahwa Doni adalah laki-laki terbaik
untuknya, mengingatkan Sari akan janji mereka tentang pernikahan
RESPONS SARI
: Menutup wajah dari lemparan barang, menangis, memberikan ultimatum, mengancam
akan meninggalkan Doni.
RESPONS SARI
: Membela diri,
mengutarakan alasan, memberikan
penjelasan yang logis
RESPONS SARI
: Memaafkan, sepakat untuk kembali mempercayai, merasa senang dan penuh
harapan.
bekerja setiap hari, sedangkan 2 orang teman kos lainnya lebih sering menghabiskan waktu di kampus. Situasi kos yang sepi itu
tak jarang membuat Doni berani untuk melampiaskan kemarahannya jika sedang bekonflik dengan Sari.
Selain itu, tidak ada teman atau kerabat Sari maupun Doni yang mengetahui tentang tindak kekerasan yang kerap terjadi
dalam relasi mereka. Sikap Doni yang cenderung posesif membuat Sari terus menerus dijauhi oleh teman-temannya dan
menjauhkan Sari dari pergaulan dan komunitas manapun. Doktrinasi Doni tentang pertemanan yang buruk juga
meyakinkan Sari bahwa dirinya tidak memerlukan teman untuk berbagi pengalaman atau cerita. Bagi Sari, kehadiran Doni sudah
cukup untuk mengisi hari-harinya. Relasi yang tertutup dan jauh dari jangkauan orang-orang di sekitar ini turut membuat
lingkaran kekerasan dalam relasi pacaran Sari dan Doni terus berlanjut dan menguat dari waktu ke waktu.
a Kebertahanan Sari dalam Lingkaran Kekerasan
Kekerasan yang dialami Sari dalam relasinya dengan Doni selama bertahun-tahun lamanya tidak melunturkan keinginan
Sari untuk tetap mempertahankan relasi pacarannya dengan Doni. Ada beberapa hal yang ditelaah penulis terkait kehendak
Sari untuk tetap bertahan dalam relasi yang menyakitkan baginya, yakni:
1. Adanya rasa mencintai dan dicintai