Kebijakan Pengembangan Pariwisata Kota Denpasar

7 pemukiman. Memantapkan keterpaduan sistem jaringan jalan nasional, jalan provinsi dan sistem jaringan jalan kota. Adapun kawasan peruntukan pariwisata menurut Perda Kota Denpasar, No 27 Tahun 2011, terdiri atas : a. Kawasan pariwisata b. Akomodasi pariwisata dan fasilitas penunjang pariwisata c. Daya tarik wisata

2.3 Pengertian Angkutan

Angkutan transport pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang atau barang dari satu tempat asal ke tempat lain tujuan dengan tujuan membantu orang atau sekelompok orang untuk menjangkau berbagai tempat yang dikehendaki, atau mengirim barang dari tempat asalnya menuju tempat tujuannya Warpani, 2002. Angkutan merupakan bagian dari 3 tiga sub sistem dari sistem transportasi makro yang saling berkaitan, yaitu sistem jaringan sarana dan prasarana transportasi, Sistem kegiatan tata guna lahan dan sistem pergerakan lalu lintas. Lalu-lintas dan angkutan adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Keduanya akan muncul serentak, kehadiran yang satu adalah akibat kehadiran yang lain. Apabila kita meyoroti perangkutan, lalu-lintas akan terkena imbas panasnya, demikian pula sebaliknya. Sistem transportasi makro selengkapnya terlihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Sistem Transportasi Makro Sumber : Tamin, 2000 Sistem Kegiatan Sistem Jaringan Sistem Pergerakan Sistem Kelembagaan 8

2.4 Angkutan Wisata

UU No.22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan menjelaskan salah satu tujuan diselenggarakannya lalu lintas dan angkutan jalan, yaitu untuk mewujudkan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa. Angkutan wisata merupakan angkutan umum yang bertujuan khusus untuk mengangkut wisatawan tidak dalam trayek. Pelayanan angkutan pariwisata diselenggarakan dengan ciri-ciri sebagai berikut Kepmen No. 35, Tahun 2003: a. Mengangkut wisatawan atau rombongan b. Pelayanan angkutan dari dan ke daerah tujuan wisata atau tempat lainnya c. Dilayani dengan bus d. Tidak masuk terminal Adapun penggunaan mobil bus yang dioperasikan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut Kepmen No. 35, Tahun 2003: a. Dilengkapi label da n sticker yang bertuliskan “PARIWISATA” yang dilekatkan secara permanen pada kaca depan kiri dan kaca belakang kanan mobil bus b. Dilengkapi logo perusahaan, nama perusahaan dan nomor urut kendaraan yang dilekatkan secara permanen pada dinding kiri dan kanan mobil bus c. Dilengkapi tulisan ”ANGKUTAN PARIWISATA” yang dilekatkan secara permanen pada dinding kiri dan kanan mobil bus