Penentuan Jumlah Kendaraan KAJIAN PUSTAKA

19 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan pada pasal 28 ayat 1 menyatakan bahwa “Pembukaan trayek baru dilakukan dengan ketentuan-ketentuan : a. Adanya permintaan angkutan yang potensial, dengan perkiraan faktor muatan di atas 70 tujuh puluh persen, kecuali angkutan perintis. b. Tersedianya fasilitas terminal yang sesuai. Berpedoman kepada ketentuan tersebut, apabila mempunyai matriks asal tujuan perjalanan setelah dipisahkan menurut alat angkutnya angkutan umum, penentuan jumlah kendaraan yang akan dioperasikan untuk trayek baru dapat digunakan pedoman langkah-langkah berikut Departemen Perhubungan, 2002: 1. Siapkan matriks asal tujuan penumpang angkutan umum. 2. Identifikasi zona-zona potensial yang pergerakan antar zonanya besar serta belum dilayani angkutan umum secara langsung JP l = jumlah penumpang untuk trayek langsung. 3. Identifikasi potensi angkutan pada zona-zona lainnya yang akan dilalui trayek tersebut jika pelayanan yang direncanakan bukan trayek langsung tetapi reguler. 4. Jumlahkan permintaan angkutan pada rencana trayek yang akan dilalui tersebut JP r = jumlah penumpang untuk trayek reguler. 5. Tentukan jenis dan kapasitas kendaraan yang direncanakan akan melayani trayek tersebut K = kapasitas. Kapasitas tiap jenis angkutan umum dapat dilihat pada Tabel 2.2. 20 Tabel 2.2 Kapasitas Kendaraan Jenis Angkutan Kapasitas Kendaraan Kapasitas penumpang perhari Kendaraan Duduk Berdiri Total Mobil penumpang umum 8 - 8 250 – 300 Bus kecil 19 - 19 300 – 400 Bus sedang 20 10 30 500 – 600 Bus besar lantai tunggal 49 30 79 1000 - 1200 Bus besar lantai ganda 85 35 120 1500 – 1800 Sumber: Departemen Perhubungan, 2002 6. Ukur waktu tempuh dari awal sampai ke akhir trayek beserta waktu berhenti di persinggahan sepanjang lintasan running time , serta tambahkan waktu singgah stand time yang direncanakan di terminal WT = waktu tempuh. 7. Tentukan jam operasi per hari JO = lama operasi per hari. 8. Ukur panjang lintasan trayek PT = panjang trayek. 9. Taksir rata-rata panjang perjalanan penumpang yang diperkirakan akan menggunakan trayek tersebut TL = trip length , dengan rumus:    ij ij ij JP JP PT TL .................................................................... 2.1 Keterangan: TL = Rata-rata panjang perjalanan penumpang trip length dalam km PT ij = Panjang trayek dari zona i ke zona j dalam km. JP ij = Jumlah penumpang dari zona i ke zona j. 10. Hitung jumlah kendaraan untuk trayek yang direncanakan dengan rumus sebagai berikut: c x PTTL x JOWT x 70 K x JP JK  .............................. 2.2 21 Keterangan: JK = Jumlah kendaraan yang dibutuhkan. JP = Jumlah penumpang. K = Kapasitas kendaraan. 70 = Faktor muatan. JO = Lama operasi per hari. WT = Waktu tempuh. PT = Panjang trayek. TL = Panjang perjalanan. C = Faktor koreksi untuk ketepatan data asal tujuan perjalanan 50 adalah judgement dari perencana angkutan.

2.13 Kinerja Angkutan Umum

Pelayanan angkutan umum lazimnya mengoperasikan bus pada rute yang tetap antara dua terminal. Bus-bus sering berhenti pada rute menaikkan dan menurunkan penumpang. Di banyak Negara pelayanan demikian dioperasikan menurut jadwal perjalanan yang disiapkan sebelumnya. Para operator harus berusaha setiap hari untuk memastikan bahwa tiap perjalanan bus yang dioperasikan selalu dalam jadwal, atau paling tidak sedapat mungkin mendekati waktu yang tepat. Kebutuhan akan angkutan yang meningkat tanpa dibarengi pembangunan prasarana yang terencana mengakibatkan beban jalan arteri dan kolektor menjadi semakin tak tertampung. Jarak yang semakin jauh dari tempat kerja semula, mendorong penggunaan kendaraan semakin meningkat. Dampak terhadap kebutuhan akan angkutan tercermin dari peningkatan jumlah kendaraan bermotor, terutama sepeda motor yaitu jenis kendaraan yang sesuai untuk keperluan sehari-hari dan terjangkau oleh penghasilan masyarakat menengah bawah maupun atas. 22 Persoalan pelayanan angkutan umum penumpang dikota-kota di Indonesia pada masa kini adalah mutu dan keandalan pelayanan yang belum memadai. Beberapa indikator kinerja angkutan umum penumpang Warpani, 2002, adalah: a Tarif Tarif adalah biaya yang dibayarkan oleh pengguna jasa angkutan umum persatuan berat atau penumpang per km. Penetapan tarif dimaksudkan untuk mendorong terciptanya penggunaan sarana dan prasarana perangkutan secara optimum dengan mempertimbangkan lintas yang bersangkutan. Guna melindungi konsumen, pemerintah menetapkan batas tarif maximum, dan bila dianggap perlu untuk menjaga persaingan sehat, pemerintah juga menetapkan tarif minimum, sementara itu tarif harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga masih memberi keuntungan wajar kepada pengusaha angkutan umum. b Kapasitas kendaraan Penumpang lebih senang faktor muatan atau kapasitas angkutan yang rendah, yang dapat diartikan bahwa selalu tersedia tempat duduk bagi mereka, dan perjalanannya lebih nyaman pada tingkat muatan yang rendah. Selama waktu sibuk pagi hari sering terjadi faktor muatan angkutan umum sangat tinggi. Pada tingkat muatan dinamis yang melebihi 90 pada jam sibuk pagi memberi peringatan bahwa pertumbuhan permintaan yang akan terjadi akan melampaui kapasitas yang tersedia untuk trayek tersebut. Oleh karena itu trayek-trayek yang faktor muatannya kurang dari 90 pada jam sibuk pagi dari sudut pandang penumpang bukan merupakan trayek yang mempunyai masalah. c Fasilitas Asuransi, khususnya asuransi kecelakaan, secara keseluruhan merupakan beban biaya yang tidak sedikit. Asuransi ini menyangkut santunan kepada penumpang yang meninggal atau cedera, asuransi kendaraan dan asuransi harta lain milik perusahaan. Dari tahun ke tahun korban kecelakaan dijalan raya ternyata jauh