bahwa penilaian suatu bagian terkecil dalam proses pendidikan, yang menyatakan bahwa penilaian sama artinya dengan pemberian angka atas
prestasi belajar siswa. Padahal makna penilaian sangat luas dan merupakan bagian yang paling penting dalam upaya mengetahui hasil pendidikan atau
pembelajaran. Hasil belajar merupakan kegiatan pengukuran untuk pertimbangan
dalam membuat keputusan tentang tingkat hasil belajaryang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan
derajat perubahan tingkah laku siswa
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan judul yang penulis kemukakan pada penelitian ini, mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Ingin mengetahui efektivitas pemanfaatan film semidocumenter bertema sejarah dalam pembelajaran.
2. Ingin mengetahui apakah pemanfaatan film semidokumenter sebagai sumber belajar sejarah dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil
belajar siswa di kelas VII SMP N 1 Doro Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 20082009?
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian tentang pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan media film semidokumenter bertema sejarah untuk mrningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa di kelas VII SMP N 1 Doro Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 20082009 adalah:
1. Manfaat Praktis Manfaat yang diperoleh yaitu penelitian ini dapat memberikan informasi
dan masukan tentang pentingnya model atau metode pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan media audiovisual film semidokumenter untuk
meningkatkan motivasi belajar sejarah baik kepada guru maupun siswa. 2. Manfaat Teoretis
Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian tentang model pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan film semidokumenter pada siswa kelas VII
SMP N 1 Doro Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 20082009 dapat dimanfaatkan untuk pengetahuan khususnya mata pelajaran sejarah, yaitu
dapat memberikan saran pada pihak sekolah pada umumnya dan guru sejarah pada khususnya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Kususnya dalam pembelajaran sejarah agar lebih mendapat perhatian dari peserta didik, dan memberikan sumbangan informasi bagi peneliti yang
akan meneliti permasalahan yang sama guna penyempurnaan penelitian.
15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pemanfaatan Metode Audiovisual
Lebih dari 2400 tahun yang lalu Confucius menyatakan; apa yang saya dengar saya lupa, Apa yang saya lihat saya ingat, apa yang saya lakukan
saya faham Silberman, 1996:1. Dari tiga pernyataan ini memperlihatkan bobot penting belajar aktif. Dari ungkapan di atas bahwa dengan kita melihat
dan berperan aktif berpartisipasi, kita mendapat suatu pemahaman yang lebih dibanding hanya dengan mendengar. Salah satu alasan yang menarik dari
ungkapan tersebut adalah perbedaan tingkat kecepatan berbicara pengajar dengan tingkat kemampuan siswa mendengarkan.
Permasalahan tentang pengajaran sejarah berkaitan dengan penerapan model pembelajaran kontekstual dengan mengangkat nilai-nilai sejarah dan
juga dengan menggunakan media film dalam pembelajaran bukan merupakan hal yang baru. Kiatannya dengan masalah pengajaran sejarah, penerapan model
pembelajaran kontekstual, dan penggunaan media yang dilakukan Arief Dkk. 1996;.
Metode audio-visual, audio-visual method, ialah metode pembinaan yang mempergunakan media audio-visual, entah dibatasi visual saja: gambar,
poster, foto, atau audio saja: kaset cerita, musik, atau betul-betul audio-visual: sound-slide, film, pita video. Tujuannya untuk menyajikan bahan pembinaan
dengan melibatkan para peserta pembinaan secara uditif-visual dalam pembinaan Mangunhardjana, 1986:76.
Pengajaran sebagai upaya terencana dalam membina pengetahuan sikap dan keterampilan para siswa melalui interaksi siswa dengan lingkungan
belajar yang diatur guru pada hakikatnya mempelajari lambang-lambang verbal dan visual, agar diperolah makna yang terkandung didalamnya.
Tampilnya lambing-lambang visual untuk memperjelas lambang verbal memungkinkan para siswa lebih mudah memahamimakna pesan yang
dibicarakan dalam proses pengajaran. Hal ini disebabkan bahwa visualisasi mencoba menggambarkan hakikat suatu pesan dalam bentuk yang menyerupai
keadaan yang menyerupai atau realisma Sudjana, 1989:8 Syarat pemanfaatan metode atau media audiovisual diantaranya:
adanya alat yang tersedia, adanya objek sasaran yang diamati, alat yang tersedia dapat digunakan dengan objek yang disediakan akan menghasilkan
hasil yang lebih baik dan efisien. Komponen media pembelajaran audiovisual ada dalam komponen
metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungannya Sudjana,
1989:7. Melalui media audiovisual diharapkan dapat meningkatkan motivasi
belajar dan meningkatkan proses belajar sejarah dengan tidak mencatat tetapi memahami. Adanya penggunaan media film semidokumenter dalam
pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar-mengajar