Hasil Penelitian a. Perencanaan

TABEL 2 Indeks Kesukaran Interval IK Kriteria 0,00 – 0,10 0,11 – 0,30 0,31 – 0,70 0,71 – 0,90 P 0,90 Sangat Sukar Sukar Sedang Mudah Sangat Mudah Sumber : Data penelitian 2009 Tabel 3 Kriteria Daya Beda Soal Interval DP Kriteria 0,00 - 0,20 0,21 - 0,40 0,41 - 0,70 0,71 - 1,00 Negative Jelek Cukup Baik Sangat Baik Sangat tidak baik, sebaiknya dibuang Sumber : Data penelitian 2009 Kriteria kevalidan butir soal dikatakan Valid jika rxy r tabel . Dari uji validitas, daya beda soal, dan tingkat kesukaran didapat hasil bahwa dari 50 soal yang diujicobakan 80 soal valid dan dapat digunakan dalam pembelajaran. Dari 40 soal yang valid tersebut selanjutnya dilakukan pembegian soal menjadi 2 bagian, dari dua bagian yang masing-masing terdiri dari 20 saol tersebut digunakan untuk soal pree test dan post test. Setelah pengujian soal selanjutnya dilakukan ujian awal sebelum pembelajaran dilakukan pree test yaitu pada hari Sabtu tanggal 4 April 2009. pembelajaran efektif dilakukan pada tanggal 11 dan 18 April 2008, dan yang terakhir adalah pelaksanaan tes akhir post test bersamaan pembagian angket motivasi pada hari Kamis tanggal 13 April 2009.

b. Pree test

Selanjutnya, setelah dilakukan uji coba soal, dilakukan ujian awal atau pree test kepada kelas VIID Eksperimen dan VII E Kontrol selama satu jam pelajaran dan dilanjutkan pembelajaran selama 1 jam. Ujian awal pree test dilakukan pada hari saptu tanggal 4 April 2009, yaitu di jam 3 - 4 untuk kelas VII E dan 5 - 6 pada kelas VIID. Data rekapitulasi hasil ujian awal dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4 Tabel Hasil Ujian Awal Pree Test Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai tertinggi 6 7 Nilai terendah 2.5 3 Rata-rata 3 3 Tingkat ketuntasan 10 20 Sumber : Data penelitian 2009 Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa perolehan nilai rata-rata pree test yaitu 3 pada kelas Eksperimen dan 3 untuk kelas kontrol, tingkat ketuntasan untuk kelas eksperimen mencapai 10 dan kelas kontrol mencapai 20. Hasil tersebut diatas menunjukkan bahwa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen belum memenuhi standar kelulusan yang telah ditentukan, tapi dapat disimpulkan nilai kelas kontrol lebih baik dibanding kelas eksperimen. Untuk nilai tertingi pada kelas eksperimen yaitu 60 yang dicapai oleh tiga orang siswa dan nilai terendah 2.5 diperoleh satu orang siswa. Sedangkan pada kelas kontor nilai tertinggi yaitu 70 diperoleh 2 orang siswa dan nilai terendah 30 diperoleh 11 siswa. Hasil ini mungkin karena kurangnya motivasi untuk belajar dan kurang sesuainya materi yang diberikan oleh guru. Dalam ujian awal meskipun peneliti telah memberi tahu dan mungkin juga meraka belum terbiasa dilakukan pree test karena pada materi-materi sebelumnya tidak diadakan pree test.

c. Post test

Data hasil tes akhir yang diambil dari soal uji coba digunakan untuk mengetahui peningkatan atau penurunan hasil belajar siswa selama pembelajaran dilakukan. Dari hasil tes tersebut dapat terlihat adanya peningkatan atau penurunan hasill belajar siswa selama pembelajaran. Data tentang hasil tes akhir post test diperoleh melalui penilaian jawaban tes akhir dan hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5 Tabel Hasil Ujian Akhir Post Test Kriteria Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nilai tertinggi 9 7 Nilai terendah 5 2.5 Rata-rata 8 6 Tingkat ketuntasan 85 48 Sumber : Data penelitian 2009 Dari data di atas dapat dilihat nilai rata-rata kelas eksperimen 8.5, dengan jumlah siswa yang tuntas mencapai 85 . Berbeda dengan hasil post test kelas kontrol dengan nilai rata-rata kelas 6, dengan jumlah nilai yang tuntas belum mencapai standar yang telah ditentukan. Dari hasil post tes di atas dapat disimpulkan bahwa hasil tes kelas eksperimen tuntas dan kelas kontrol belum tuntas. Data rekapitulasi hasil post tes dan pree test antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Tabel 6 Hasil Test Kelompok Eksperimen No Kode Resp PRE TEST POST TEST 1 E-01 3.0 9.0 2 E-02 3.0 5.5 3 E-03 5.5 8.0 4 E-04 5.0 5.5 5 E-05 3.0 7.5 6 E-06 4.5 7.5 7 E-07 3.0 7.0 8 E-08 5.5 8.5 9 E-09 6.0 7.5 10 E-10 4.5 7.0 11 E-11 5.0 8.5 12 E-12 4.5 8.0 13 E-13 2.5 8.0 14 E-14 5.0 7.5 15 E-15 5.0 6.0 16 E-16 4.5 8.5 17 E-17 4.5 8.0 18 E-18 5.0 8.5 19 E-19 6.0 5.0 20 E-20 3.5 8.5 21 E-21 4.5 7.0 22 E-22 5.0 8.5 23 E-23 3.0 8.5 24 E-24 3.0 6.0 25 E-25 3.5 8.5 26 E-26 5.0 8.0 27 E-27 6.0 8.5 28 E-28 5.0 7.0 29 E-29 6.0 5.5 30 E-30 3.0 5.5 31 E-31 5.0 5.0 32 E-32 3.0 8.0 33 E-33 4.0 8.0 34 E-34 5.0 8.5 35 E-35 5.0 7.5 36 E-36 4.0 8.5 37 E-37 4.5 8.5 38 E-38 4.5 7.5 39 E-39 3.0 8.5 40 E-40 3.0 6.0 41 E-41 3.0 6.0  X 177 304.5 Sumber : Data penelitian 2009 Tabel 7 Hasil Test Kelompok Kontrol No Kode Resp PRE TEST POST TEST 1 K-01 4.50 6 2 K-02 3.00 5 3 K-03 4.00 6 4 K-04 3.50 6 5 K-05 4.50 6.5 6 K-06 6.50 5.5 7 K-07 3.00 2.5 8 K-08 4.00 7 9 K-09 3.00 4 10 K-10 3.00 5.5 11 K-11 4.50 7 12 K-12 5.50 5.5 13 K-13 5.00 6 14 K-14 5.00 4.5 15 K-15 4.00 5 16 K-16 5.00 6 17 K-17 6.00 5.5 18 K-18 6.50 6.5 19 K-19 4.00 6 20 K-20 4.00 5 21 K-21 3.00 6 22 K-22 3.50 6 23 K-23 3.00 5 24 K-24 3.00 6 25 K-25 7.00 4 26 K-26 5.00 4.5 27 K-27 4.00 3 28 K-28 3.00 6 29 K-29 6.00 5.5 30 K-30 5.00 6.5 31 K-31 5.00 3.5 32 K-32 3.00 6 33 K-33 5.00 6.5 34 K-34 5.50 5.5 35 K-35 5.00 5.5 36 K-36 3.00 7 37 K-37 5.00 5 38 K-38 3.00 6 39 K-39 6.50 6 40 K-40 6.50 5.5 41 K-41 7.00 5.5  X 186 225.5 Sumber : Data penelitian 2009 Data hasil belajar yaitu pree test dan post tes yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar. Dalam perbandingannya antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih baik atau lebih tinggi yaitu keseluruhan peningkatan hasil belajar mencapai 128 dibanding dengan kelas kontrol dimana keseluruhan peningkatan hasil belajar mencapai 40. Data peningkatan hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 8 Peningkatan Hasil Belajar Kelas Pre Test Post Test Peningkatan Kelas Eksperimen VII D 177 304.5 128 Kelas Kontrol VII E 186 225.5 40 Sumber : Data penelitian 2009 Dari data tersebut di atas membuktikan bahwa hasil belajar kelas eksperimen dengan pemanfaatan film semidokumenter bertema sejarah pada mata pelajaran sejarah lebih baik dibanding kelas kontrol yang tidak menggunakan film semidokumenter sebagai media pembelajaran sejarah.

d. Hasil Deskriptif gambaran Motivasi Siswa Dalam Pembalajaran IPS Sejarah

Gambaran tentang motivasi siswa dalam pembelajaran IPS Sejarah pada siswa kelas VII SMP N I Doro Kabupaten Pekalongan Tahun ajaran 200082009 berdasarkan jawaban angket dari masing-masing siswa diperoleh hasil seperti disajikan dalam tabel berikut. Tabel 9 Distribusi Frekuensi Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah dengan Pemanfaatan film semidokumenter di kelas VII D. Sumber : Data penelitian 2009 Tabel perhitungan frekuensi motivasi dalam pembelajaran sejarah dengan pemanfaatan film semidokumenter, menunjukkan bahwa sebagian besar siswa 7.32 menyatakan sangat setuju, 75.61 menyatakan setuju dan hanya 17.07 menyatakan ragu-ragu. Dari data tersebut dapat diketahui besarnya rata-rata skor motivasi dalam pemanfaatan film semidokumenter dalam belajar sejarah mencapai lebih dari 75 dengan frekuensi 30 arang. Lebih jelasnya gambaran tentang motivasi siswa dalam pemanfaatan film semidokumenter dalam pembelajaran sejarah pada siswa kelas VII D SMP N I Doro Kabupaten Pekalongan tahun Ajaran 20082009 dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 10 Motivasi Belajar pada Siswa Kelas Eksperimen Kriteria Banyaknya Siswa Sangat tinggi 3 Tinggi 31 Sedang 7 Rendah Sangat rendah Sumber : Data penelitian 2009 Skor Kategori f Skor 5 Sangat Tingi 7,32 3 Skor 4 Tinggi 75,61 30 Skor 3 Sedang 17,07 7 Skor 2 Rendah 0.00 Skor 1 Sangat rendah 0.00 Jumlah 100 40 Secara lebih rinci, hasil analisis deskriptif tentang motivasi siswa dalam pemanfaatan film semidokumenter dalam pembelajaran IPS Sejarah siswa kelas VII D SMP N I Doro dapat dilihat dari hasil analisis tiap-tiap indikator yang selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

e. Uji hipotesis korelasi motivasi dan hasil belajar

Hipotesis atau Ha yang akan diuji kebenarannya penelitian ini seperti yang dinyatakan dalam bab I “Apakah pemanfaatan film semidokumenter sebagai sumber belajar sejarah dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa di kelas VII SMP N 1 Doro Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 20082009”. Dalam rangka menguji hipotesis kerja Ho tersebut maka dapat dinyatakan uji hipotesis yang berbunyi “ada hubungan signifikan antara motivasi dan hasil belajar dalam pemanfaatan film semidokumenter bertema sejarah pada pembelajaran IPS Sejarah di kelas VII SMP N I Doro Kabupatan Pekalongan Tahun Ajaran 20082009”. Guna keperluan pengujian hipotesis tersebut, maka digunakan analisis korelasi seperti disajikan berikut ini. Berdasarkan tabel hasil analisis korelasi pada lampiran diperoleh : N = 41 ∑X = 304.5 ∑Y = 5982 ∑X 2 = 2316.75 ∑Y 2 = 884840 XY = 44934 Perhitungan Koefisien Korelasi Koefisien korelasi r xy dinyatakan dengan rumus:            2 2 2 2 xy Y Y N X X N Y X - XY N r           Berdasarkan rumus tersebut di atas diperoleh: r xy =    2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N           =     00 . 5982 000 . 884840 41 305 2317 41 0087 . 5982 305 44934 41 2    = 494116 5 . 226 1821519 1842294   = 115 . 33465 20775 = 0.621 Untuk menguji keberartian korelasi digunakan uji t dengan rumus: xy 2 xy r 1 2 n r t    Berdasarkan rumus tersebut diperoleh: 0.385 1 2 41 0.621 t    Pada α = 5 dan dk = 41-2 = 39 diperoleh t0,97539 = 2.02. Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi ini signifikan. Sehingga hipotesis nihil Ho yang berbunyi: tidak ada hubungan yang positif signifikan antara motivasi dan hasil belajar siswa pada pemanfaatan film semidokumenter pada pembelajaran IPS Sejarah pada siswa kelas VII SMP Negeri I Doro Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 20082009, ditolak dan menerima hipotesis kerja Ha yang berbunyi ”Ada hubungan yang positif signifikan antara Motivasi dan hasil belajar siswa pada pemanfaatan film semidokumenter bertema sejarah dalam pembelajaran sejarah pada siswa kelas VII SMP N I Doro Kabupaten Pekalongan Tahun pelajaran 20082009”. Bentuk hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar IPS Sejarah pada siswa kelas VII SMP N I Doro Kabupaten Pekalongan tahun Ajaran 20082009 dapat dilihat pada gambar berikut: Grafik 1 Grafik Hubungan Antara Motivasi dengan Hasil belajar IPS Sejarah pada Siswa Kelas Eksperimen -2.02 2.02 4.945 Karena t berada pada daerah penolakan Ho, berarti bahwa koefisien korelasi ini signifikan.

B. Pembahasan

Motivasi dalam belajar merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan dalam belajar. Keberhasilan dalam pembelajaran ditunjukkan dengan adanya nilai yang yang memenui standar kelulusan yang telah ditentukan oleh suatu lembaga pendidikan atau adanya peningkatan nilai hasil belajar. Partisipasi seorang guru untuk dapat meningkatkan motivasi siswa yaitu dengan adanya kreativitas guru dalam memberikan materi, yang ditunjukkan dengan adanya pembelajaran diamana siswa dapat memperoleh kenyamanan, keaktifan, dan motivasi untuk belajar. Dalam kegiatan pembelajaran yang seperti itu memerlukan media untuk mempermudah dan memanfaatkan media yang ada sehingga siswa dan guru memperoleh kenyamanan dan kemudahan dalam memberikan dan menerima materi pembelajaran. Pemanfaatan film semidokumenter dalam pembelajaran untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang nantinya berdampak positif terhadap prestasi atau hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Atkinson, motivasi seseorang ditentukan oleh dua faktor, yaitu harapan terhadap suatu subjek dan nilai dari objek itu. Makin besar harapan seseorang terhadap suatu subjek dan makin tinggi nilai objek itu bagi orang tersebut, berarti makin besar motivasinya, begitu sebaliknya. Hubungan antara motivasi dengan harapan dan nilai, oleh Atkinson dirumuskan sebagai berikut: motivasi = harapan nilai. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya motivasi belajar siswa terhadap pelajaran IPS Sejarah diikuti oleh adanya hasil atau nilai yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pemanfaatan film semidokumenter berpengaruh dalam proses belajar anak-anak baik secara finansial yaitu memanfaatkan atau menggunakan sarana dan prasarana yang ada dan diperlukan anak untuk menunjang proses belajar sejarah maupun secara psikis melalui pemberian bimbingan anak saat belajar sehingga saat