14
Proses penginderaan yang merupakan langkah awal dari proses persepsi tersebut tidak lepas dari faktor perhatian attantion seseorang, yaitu
suatu proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah, demikian definisi yang
diberikan oleh Robinss 1997 : 124 bahwa persepsi merupakan suatu proses yang mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan
indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka.
2.1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Di samping faktor perhatian, persepsi juga dipengaruhi oleh faktor personal dan faktor situasional. Menurut David Krech dan Richard S.
Crutch dalam Jalaludin Rahmat 1986 : 65 persepsi dipengaruhi oleh faktor fungsional dan faktor structural. Faktor fungsional berasal dari
kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang disebut sebagai faktor-faktor personal, seperti misalnya proses
belajar, cakrawala dan pengetahuannya, latar belakang budaya, pendidikan yang kesemuanya diwarnai oleh nilai kepribadiannya. Faktor-faktor
fungsional ini lazim disebut sebagai kerangka rujukan frame of reference. Kerangka rujukan ini mempengaruhi bagaimana orang
memberi makna pada pesan yang diterimanya atau mempersepsikannya. Konsep kerangka rujukan ini amat berguna untuk menganalisa interpretasi
perseptual dari peristiwa yang dialami. Sedangkan yang disebut dengan faktor struktural adalah faktor eksternal yang berasal semata-mata dari
sifat stimuli ataupun rangsangan.
15
Menurut Trenholm yang diadaptasi Obey dalam Slameto, 2002 : 21-22 menyatakan bahwa proses terbentuknya persepsi itu melalui tahap-
tahap sbb:: 2.1.2.1 Perhatian, proses ini ditentukan oleh rangsangan, tujuan, nilai, dan
pengalaman masa lampau. Dalam proses perhatian ini, individu mempertahankan, terpusatnya stimulus yang diseleksi dan
menolak stimulus yang menyimpang, kemudian tertarik tidaknya individu untuk memperhatikan stimulus dipengaruhi adanya faktor
internal maupun faktor eksternal. 2.1.2.2 Proses kedua terbentuknya Snap-judgement. Ini merupakan isyarat
serta stereotip budaya. Proses ini membantu individu untuk meneruskan persepsinya.
2.1.2.3 Terbentuknya atribusi, jika snap-judgement berbentuk positif maka akan terbentuk proses atribusi. Ada dua bentuk atribusi terhadap
suatu tingkah laku, yaitu atribusi internal dan atribusi eksternal. Atribusi internal merupakan penjelasan terhadap tingkah laku yang
berlaku pada individu itu sendiri, seperti perubahan emosi, ragam, pikiran, dan sikap. Sedangkan atribusi eksternal ialah penjelasan
terhadap tingkah laku yang berlaku pada individu lain. 2.1.2.4 Proses implikasi trait dan pembentukan impresi. Implikasi trait
bermaksud sesuatu trait tertentu akan membayangkan sifat-sifat tertentu pada individu tersebut. Pembentukan impresi ialah proses
menyusun atau mengorganisasikan pesepsi terhadap trait yang diperlihatkan oleh seseorang individu secara memusat.
16
2.1.4.5 Proses yang terakhir ialah ramalan atau prediksi. Ini melibatkan ramalan tentang sesuatu respon terhadap tingkah laku tertentu.
Persepsi manusia terbentuk dengan memperlihatkan pertalian antara langkah-langkah yang terlibat didalam proses tersebut.
Menurut Dimyanti Mahmud, 1989 : 42 ada beberapa faktor atau unsur-unsur yang mempengaruhi persepsi yaitu : hakekat sensoris
stimulus, latar belakang, pengalaman sensoris terdahulu yang ada hubungannya, perasaan-perasaan pribadi, sikap, dorongan dan tujuan”.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap terjadinya proses persepsi adalah “Pengalaman, proses belajar sosialisasi, cakrawala, dan
pengetahuan”. Mar’at, 1982:22. Proses persepsi dengan segala faktor yang mempengaruhi dapat
diformulasikan dalam suatu bagan yang menunjukan adanya suatu hubungan antara faktor-faktor dalam proses persepsi, yaitu
Pengalaman Propes belajar
Sosialisasi Cakrawala
Pengetahuan
Persepsi K
E P
RI B
A D
I A
N Kognisi
Afeksi Konasi
Sikap Evaluasi
Senangtidak senang kecenderungan
Objek psikologika
Faktor- faktor
ling yang mempeng
aruhi
Bertindak
Gambar 1 : Bagan Faktor-faktor Persepsi Sumber : Mar’at, 1982 : 23
17
Bagan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 2.1.2.1 Manusia mengamati sesuatu objek psikologik dengan kacamatanya
sendiri, yang diwarnai oleh nilai dan kepribadiannya. Objek psikologi ini dapat berupa kejadian, ide atau situasi tertentu
2.1.2.2 Faktor pengalaman. proses belajar sosialisasi memberikan bentuk dan struktur terhadap apa yang dilihat
2.1.2.3 Pengetahuan dan cakrawala memberikan arti terhadap apa yang dilihat
2.1.2.4 Melalui komponen kognisi akan timbul ide, kemudian konsep mengenai apa yang dilihat. Berdasarkan nilai dan warna yang
dimiliki pribadi tersebut terjadi keyakinan terhadap objek tersebut. Sampai pada proses ini telah terjadi persepsi, dimana individu
telah mengenali objek yang diamati 2.1.2.5 Jika proses ini dilanjutkan pada komponen afeksi terjadilah
aktivitas evaluasi emosional senang atau tidak senang terhadap objek
2.1.2.6 Selanjutnya komponen konasi berperan menentukan kesedian dan kesiapan jawaban berupa tindakan terhadap objek. Mar’at, 1982:
23 Berdasarkan uraian di atas, persepsi individu terhadap suatu obyek
bersifat unik sesuai dengan keunikan yang dimiliki individu. Dengan demikian sangat memungkinkan masing-masing siswa mempunyai
18
persepsi yang berbeda tentang suatu obyek dalam hal ini berhubungan dengan kualitas pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
diselenggarakan oleh guru pembimbing di SMP Negeri I Brebes.
2.1.3 Konsep Bimbingan dan Konseling