2 Independence in appearance independensi dalam penampilan
Artinya pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit.
3 Independence in competence independensi dari sudut keahliannya
Independensi dari sudut pandang keahlian terkait erat dengan kecakapan profesional auditor.
2.3 Professional Judgment
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada latar belakang masalah, professional judgmentmenurut ISA 200 Overall Objective of the Independent
Auditor, and the Conduct of an Audit in Accordance with International Standards on Auditing dalam Tuanakotta 2011:89 adalah:
The application of relevant knowledge and experience, within the context provided by auditing, accounting and ethical standards, in reaching
decisions appropriate in the circumstances of the audit engagement, and a personal quality, meaning that judgments may differ between experienced
auditors but training and experience are intended to promote consistency of judgment.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa professional judgment dipengaruhi oleh penerapan pengetahuan dan pengalaman seorang
auditor dalam melaksanakan audit. Menurut SPKN, pengetahuan digambarkan sebagai kecakapan profesional
yang harus dimiliki oleh auditor. Standar tersebut mensyaratkan seorang auditor yang melaksanakan audit harus memiliki keahlian di bidang akuntansi dan
auditing, serta memahami prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berkaitan dengan entitas yang diperiksa.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Siegel dan Marconi dalam Tuanakotta, 2011:90 pengalaman seseorang terhadap suatu objek tertentu adalah salah satu faktor pembentuk sikap.
Tetapi untukmembentuk sikap tersebut pengalaman seseorang haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Menurut Azwar dalam Tuanakotta, 2011:91
sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
Selain pengalaman dan pengetahuan dalam auditing, profesional judgment auditor juga ditentukan oleh sikap skeptisisme profesional. Hal ini senada dengan
pernyataan U.S Government Accountability Office GAO dalam Government Auditing Standard yang menyebutkan bahwa professional judgment auditor
didukung oleh penerapan sikap skeptisisme profesional. International Federation of Accountants IFAC mendefinisikan skeptisisme profesional sebagai berikut:
Skcepticism means the auditor makes a critical assessment, with a questioning mind, of the validity of audit evidence obtained and is alert to
audit evidence that contradicts or brings into question the reliability of documents and responses to inquiries and other information obtained from
management and those charged with governance
Sikap skeptisisme profesional mempunyai korelasi dengan pengalaman dalam melaksanakan audit. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Rose 2007 yang membuktikan bahwa auditor yang lebih berpengalaman terhadap adanya kecurangan akan lebih memperhatikan bukti audit dari laporan
keuangan yang agresif. Oleh karena itu, walaupun seorang auditor telah lama bekerja dan banyak mendapat penugasan audit tetapi jarang menemui laporan
keuangan dengan fraud yang material maka sikap skeptisisme profesionalnya tidak berbeda dengan auditor yang kurang berpengalaman.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Materialitas 2.4.1 Pengertian Materialitas