Metode Pengumpulan Data Operasional Variabel Penelitian Metode Analisis Data

pengolahan lebih lanjut. Data ini diperoleh dari hasil jawaban para responden atau kuesioner yang diajukan dimana responden diperkenankan memilih jawaban yang dianggap paling sesuai dan telah diisi oleh sampel-sampel. Selain itu peneliti juga menggunakan data sekunder meliputi telaah literatur untuk membentuk landasan teori, melalui penelitian terdahulu atau teori yang telah ada untuk mengukur variabel-variabel penelitian. Data sekunder diperoleh dari buku-buku, jurnal, internet, dan literatur terkait lainnya.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survey kuesioner. Jenis survey untuk penelitian ini adalah cross sectional survey yaitu metode pengumpulan data dimana informasi yang dikumpulkan hanya pada suatu saat tertentu Kountour, 2004:106. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya Sugiyono, 2008:142.

3.5 Operasional Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1 Variabel independen, yaitu “variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun negatif” Sekaran, 2000:93. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah etika profesi X 1 , independensi X 2 , dan professional judgment X 3 yang kemudian dihubungkan dengan variabel dependen. Ukuran dibuat dengan skala Likert 1-5 Universitas Sumatera Utara 2 Variabel dependen, yaitu “variabel utama yang akan dianalisis untuk mendapatkan solusi suatu masalah yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen” Sekaran, 2000:92. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penetapan tingkat materialitas Y. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert 1-5.

3.6 Metode Analisis Data

Sebelum menganalisis data yang terkumpul melalui penelitian ini, terlebih dahulu ditatapkan metode analisis yang akan digunakan sehingga pelaksanaannya lebih mudah dan terarah. Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1 Pengujian kualitas data a. Uji Validitas Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas menyangkut sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas dilakukan pada 30 Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara, Banten, dan Jawa Barat yang tidak dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini Untuk menentukan nomor-nomor item yang valid dan yang gugur, dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel product moment dengan kriteria sebagai berikut: − Jika r hitung positif dan r hitung r tabel − Jika r maka pernyataan tersebut valid. hitung negatif dan r hitung r tabel − r maka pernyataan tersebut tidak valid. hitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total corelation Universitas Sumatera Utara b. Uji Reliabilitas Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi. Suatu instrumen penelitian disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang dia ukur. Untuk menguji reliabilitas, peneliti menggunakan teknik pengujian Cronbach’s Alpha. Dimana suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika memiliki koefisien keandalan atau alpha sebesar: a 0,6 tidak reliabel, b0,6-0,7 acceptable,c0,7-0,8 baik, d 0,8 sangat baik. Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS release 17. 2 Melakukan uji asumsi klasik a. Uji Normalitas Menurut Ghozali 2005, uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel independen dan variabel dependen berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah: − Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistibusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, Universitas Sumatera Utara − Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov K-S untuk menguji normalitas data. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis: Ho : data residual berdistribusi normal, Ha : data residual tidak berdistribusi normal. Bila signifikasi 0,05 dengan α = 5, berarti distribusi data normal dan Ho diterima, sebaliknya bila nilai signifikansi 0,05 berarti distribusi data tidak normal dan Ha diterima. Data yang tidak terdistribusi secara tidak normal dapat ditransformasikan agar menjadi normal. Jika data tidak normal ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Jogiyanto 2004:172, yaitu: − Dengan melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu Logaritma Natural, akar kuadrat, Logaritma lo, − Lakukan trimming, yaitu mengubah observasi yang bersifat outlier, − Lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai-nilai data outlier menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal. b. Uji Multikolinearitas Menurut Ghozali 2005, “uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.” Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Universitas Sumatera Utara Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Jika terjadi korelasi sempurna diantar sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah: − Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, − Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Ada tidaknya multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor VIF, serta dengan menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas, yaitu: − Mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independen A dan B saling berkolerasi kuat, maka bisa di pilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi. − Menggunakan metode lanjut seperti Regresi Bayesian atau Regresi Ridge. c. Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali 2005:11, “uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.” Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk menguji ada tidaknya situasi heteroskedastisitas dalam varian error terms untuk model Universitas Sumatera Utara regresi. Dalam penelitian ini menggunakan metode chart Diagram Scatterplot, dengan dasar pemikiran bahwa: − Jika ada pola tertentu seperti titik-titik poin-poin, yang ada membentuk suatu pola tertentu yang beraturan bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka terjadi heteroskedastisitas. − Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar keatas dan dibawah 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada penelitian ini, uji heterokedastisitas juga dilakukan dengan uji Park. Park mengemukakan metode bahwa variance merupakan fungsi variabel-variabel bebas. Suatu model dikatakan terdapat gejala heteroskedastisitas jika koefisien parameter beta dari persamaan regresi tersebut signifikan secara statistik. Sebaliknya, jika parameter beta tidak signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa data model empiris yang diestimasi tidak terdapat heteroskedastisitas Ghozali, 2005. 3 Melakukan uji hipotesis Hipotesis di uji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Model regresi untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-F simultan dan uji- t parsial. a. Uji simultan Uji-F Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama simultan terhadap variabel dependen. Universitas Sumatera Utara Data dianalisis dengan model regresi berganda, yaitu: e X b X b X b a Y + + + + = 3 3 2 2 1 1 Keterangan: Y = Penetapan Tingkat Materialitas a = Konstanta b 1 , b 2 , b 3 = Koefisien regresi X 1 = Etika Profesi X 2 = Independensi X 3 = Professional Judgment e = error-terms faktor errorgangguan Hipotesis yang akan di uji adalah sebagai berikut: Ho : b 1 =b 2 =b 3 Ha : b =0, artinya Etika Profesi, Independensi, dan Professional Judgment secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Penetapan Tingkat Materialitas. 1 =b 2 − Jika F-hitung F- tabel untuk α = 5, maka Ho diterima, =b3=0, artinya Etika Profesi, Independensi, dan Professional Judgment secara bersama-sama berpengaruh terhadap Penetapan Tingkat Materialitas. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F-hitung denganF-tabel dengan ketentuan sebagai berikut: − Jika F-hitung F- tabel untuk α = 5, maka Ha diterima. b. Uji signifikansi parsial Uji-t Pengujian t-test digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Ho : b 1 ,b 2 ,b 3 =0, artinya Etika Profesi, Independensi, dan Professional Judgment secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap Penetapan Tingkat Materialitas. Ha : b 1 ,b 2 ,b 3 Tahap Penelitian = 0, artinya Etika Profesi, Independensi, dan Professional Judgment secara parsial berpengaruh terhadap Penetapan Tingkat Materialitas. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut: Jika t-hitung t- tabel untuk α = 5, maka Ho diterima, Jika t-hitung t- tabel untuk α = 5, maka Ha diterima.

3.7 Jadwal Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Etika Profesi, Independensi, Dan Professional Judgment Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Audit Laporan Keuangan

8 94 122

Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

1 14 159

Pengaruh pengalaman, due professional care, dan independensi auditor terhadap kualitas audit (survey pada auditor inspektorat dan BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat)

0 10 1

PENGARUH PROFESIONALISME TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI EMPIRIS: BPK-RI PERWAKILAN SUMATERA UTARA.

0 5 21

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, ETIKA PROFESI DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS PADA AUDITOR DI BPKP PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA UTARA.

0 3 27

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Auditor Kap Di Jawa Tengah

0 6 15

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Auditor Kap Di Jawa Tengah

0 3 15

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN: Studi Kasus Pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

0 1 41

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang - Pengaruh Etika Profesi, Independensi, Dan Professional Judgment Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Audit Laporan Keuangan

0 0 11

Pengaruh Etika Profesi, Independensi, Dan Professional Judgment Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Audit Laporan Keuangan

0 1 13