Berdasarkan tabel korelasi diatas, maka dapat dilihat bahwa r = 0,69 berada interval koefesien 0,60 – 0,79 jadi tingkat hubungan pengaruh anatara
variabel X dan variabel Y berada pada kategori kuat. Berarti pengaruh kepemimpinan X terhadap kinerja pegawai Y adalah
pada tingkat yang kuat, maksudnya sikap kepemimpinan yang dimiliki cukup baik untuk dapat mempengaruhi kinerja pegawai di Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kota Medan.
4.6. Koefisien Determinan
Penggunaan tehnik analisa ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar pengaruh antar variabel X dan variabel Y. Dari hasil r kefesien korelasi diatas, maka
besarnya pengaruh tersebut dapat dihitung sebagai berkut :
D = rxy
2
D = 0,69 x 100
2
D = 0,4725377 x 100 x 100
D = 47,25 Dari perhitungan diatas, dapat dilketahui bahwa besarnya pengaruh
kepemimpinan variabel X terhadap kinerja pegawai variabel Y adalah sebesar 47,25 dan sisanya 52,75 dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.7. Pengujian Hipotesis
Selanjutnya untuk membuktikan dan menguji kebenaran hipotesa akan diuji dengan uji signifikansi korelasi antara variable X dan variabel Y dengan
rumus Statistik sebagai berikut
Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel. Untuk kesalahan 5 uji dua pihak dan dk = n-2 = 73, maka diperoleh t tabel =
1,993, dengan t hitung sebesar 8,113 maka dapat dikatakan t hitung dari t tabel. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Ha diterima sedangkan Ho ditolak,
yang berarti ada pengaruh positif antara variabel X dan variable Y. Berdasarkan hasil yang dikemukakan diatas, maka hipotesis yang
dikemukakan dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan dengan kinerja pegawai di Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kota Medan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.8. Koefisien Regresi Sederhana
Untuk menguji koefisien korelasi seberapa tinggi prediksi antara kinerja pegawai bila sikap kepemimpinan ditingkatkan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut : Y = a + bX, di mana nilai a dan b dapat dicari melalui perhitungan :
a = ∑y∑x
2
n ∑x
- ∑x∑xy
2
- ∑x
2
b = n ∑xy – ∑x ∑y
n ∑x
2
- ∑x
2
6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Menurut perhitungan persamaan regresi, nilai kinerja pegawai dan kepemimpinan adalah Y = 25,913 + 0,338 X. Berdasarkan instrumen yang
dikembangkan pada skor kepemimpinan variabel x yang tertinggi adalah 89, maka kinerja pegawai di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan adalah
Y = 25,913 + 0,3386 89 = 56,04.
Hal menunjukkan jika kepemimpinan ditingkatkan sampai maksimal 89, maka kinerja pegawai akan naik sebanyak 56,04. Dapat disimpulkan bahwa
terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara kepemimpinan dan kinerja pegawai di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Medan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB V ANALISA DATA
5.1 Pengaruh Kepemimpinan
Berdasarkan data yang telah dihimpun pemimpin mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kinerja pegawai BPPT Kota Medan. Pemimpin
mempunyai pengaruh yang begitu penting dalam meningkatkan kinerja pegawai
di BPPT Kota Medan. Hal ini dapat kita lihat dari rekapitulasi jawaban responden
berdasarkan tingkat pengaruh kepemimpinan, dimana pengaruh pemimpin berada pada tingkat tinggi atau sebanyak 54 orang pegawai 70,58 setuju
bahwa pemimpin mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai tentang bagaimana kepemimpinan di BPPT Kota Medan.
Dalam menganalisis pengaruh kepemimpinan peneliti menggunakan 5 indikator sebagai tolak ukur. Pada indikator pertama yaitu pengarahan
menunjukkan bahwa pemimpin BPPT Kota Medan sudah mampu mengarahkan pegawainya dengan cara membangun komunikasi dua arah yang baik dan tidak
otoriter sehingga pegawai menghormati bersikap loyal kepada pimpinannya maupun organisasi tersebut.
Jika pegawai sudah bersikap loyal terhadap pimpinannya secara tidak langsung pegawai tersebut memberikan yang terbaik untuk kemajuan BPPT Kota
Medan. Pernyataan tersebut didukung berdasarkan pada tabel 8, 9, 10, dan 11. Dimana pada tabel- tabel tersebut rata-rata responden menjawab setuju tentang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA