1.5. Kerangka Teori
1.5.1. Kepemimpinan 1.5.1.1. Pengertian Kepemimpinan
Suatu organisasi yang berhasil dalam mencapai tujuannya serta mampu memenuhi tanggung jawab sosialnya akan sangat tergantung pada para
manajernya pimpinannya. Apabila manajer mampu melaksanakan fungsi- fungsinya dengan baik, sangat mungkin organisasi tersebut akan dapat mencapai
sasarannya. Sebab itu organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan mempengaruhi perilaku anggotanya atau anak buahnya.
Seorang pemimpin atau kepala suatu organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat mempunyai pengaruh dan mampu mengarahkan
bawahannya ke arah pencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan menurut Siagian adalah kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain dalam hal ini pemimpin mempengaruhi para bawahannya sedemikian rupa sehingga para bawahannya itu mau melakukan
kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenangi
6
Kepemimpinan sama halnya seperti manajemen yang dinyatakan oleh Stoner bahwa kepemimpinan manjerial didefinisikan sebagai suatu proses
pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok .
Dalam hal ini pemimpin cenderung memaksakan kehendaknya kepada bawahan.
6
Siagian, Sondang P. 2002. Kiat Meningatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: PT. RINEKA
CIPTA.
Hlm. 62
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
anggota yang saling berhubungan tugasnya. Ada 3 implikasi penting dari definisi tersebut:
Pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain-bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota
kelompok membantu menentukan status kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan berjalan.
Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok para memimpin
mempunyai wewenang untuk mengarahkan kegiatan para anggota kelompok tetapi anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan pemimpin
secara langsung meskipun dapat dilakukan secara tidak langsung melalui sejumlah cara.
Ketiga, pemimpin mampu mempengaruhi bawahannya untuk melakukan apa yang harus diperbuat dan bagaimana cara melaksanakannya. Dari ketiga
penjelasan diatas tentang definisi kepemimpinan maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran
7
7
Stoner, James A.F. 1982. Mangement edisi kedua. Prentice Hall International, Inc. Homewood. Englewood CLIFFS: New York, dalam Hani Handoko. 2003.Manajemen edisi 2.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Hlm 294
. Berbeda dengan dengan pendapat Stoner ada beberapa pendapat para ahli
lainnya yang mengartikan tentang pergertian kepemimpinan. Para ahli tersebut memberikan Defenisi kepemimpinan yang cukup representative di antaranya :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.
C. Turney mendefenisikan kepemimpinan sebagai suatu group proses yang dilakukan seseorang dalam mengelola dan menginspirasikan sejumlah
pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi melalui aplikasi teknik-teknik manajemen serta
melalui proses komunikasi yang jelas untuk mencapai tujuan.
2. James M. Lipham mendefenisikan kepemimpinan sebagai perilaku
seseorang yang menginisiatifkan suatu struktur baru atau perubahan dalam berinteraksi pada suatu sistem sosial, baik mengenai struktur sosial ,baik
mengenai tujuan, dan output sistem sosial tersebut. Kemudian
perubahan tersebut bukan merupakan sesuatu yang diinginkan pemimpin, tetapi lebih
pada tujuan purposes yang diinginkan dan dimiliki bersama. Tujuan tersebut merupakan sesuatu yang diinginkan, yang diharapkan, yang harus dicapai
dimasa depan sehingga tujuan ini menjadi motivasi utama visi dan misi organisasi.
3.
Stuart mengartikan kepemimpinan sebagai kemampuan yang memberi kesan tentang keinginan pemimpin, sehingga dapat menimbulkan kepatuhan, rasa
hormat, loyalitas dan kerjasama.
4. Steven Altman mendefenisikan kepemimpinan sebagai proses
mempengaruhi orang untuk mengarahkan usaha-usahanya kearah pencapaian beberapa tujuan-tujuan khusus.
5. Arthur G. Jago dalam Griffin mendefenisikan bahwa kepemimpinan
dapatdidefenisikan sebagai suatu proses dan property. Sebagai suatu Proses kepemimpinan adalah mempengaruhi anggota grup tanpa paksaan
untuk mengarahkan dan mengkoordinir aktivitas-aktivitas dalam rangka
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pencapaian tujuan. Sebagai suatu property kepemimpinan adalah seperangkat karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
untuk mencapai suatu kesuksesan dalam mempengaruhi anggota groupnya
8
Dari pendapat di atas dapat disimpulkann bahwa kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi yang dilakukan oleh seseorang dalam
mengelola anggota kelompoknya untuk mencapai tujuan organisasi melalui proses komunikasi yang jelas. Proses mempengaruhi itu tentunya tidak dengan paksaan,
namun disertai dengan pemberian motivasi sehingga seorang pemimpin itu mampu berinteraksi dan menginspirasikan tugas kepada bawahannya dengan
menerapkan teknik-teknik tertentu. Proses tersebut juga memerlukan pengawasan yang tepat sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir atau dikoreksi oleh
pemimpin sehingga dapat tercapai tujuan yang telah ditetapkan. 1.5.1.2. Teori Kepemimpinan
Seorang peneliti, Edwin Ghiselli, dalam penelitiannya telah menunjukkan sifat-sifat penting untuk kepemimpinan efektif. Sifat tersebut adalah:
.
1. Kemampuan dalam kedudukannya sebagai pengawas supervisory
ability atau pelaksanaan fungsi-fungsi dasar manajemen, terutama pengarahan dan pengawasan pekerjaan orang lain.
2. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan, mencakup pencarian
tanggung jawab dan keinginan sukses. 3.
Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif dan daya pikir.
8
Scrib.com.2011.Pengertian Kepemimpinan. http:www.scribd.comdoc7983903353B-
Pengertian-Kepemimpinan. Diakses pada tanggal 17042012. Pukul 9.47 WIB
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Ketegasan decisiveness, atau kemampuan untuk membuat
keputusan-keputusandan memecahkan masalah-masalah dengan cakap dan tepat.
5. Kepercayaan diri, atau pandangan terhadap dirinya sebagai
kemampuan untuk menghadapi masalah. 6.
Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak tergantung, mengembangkan serangkaian kegiatan dan menemukan cara-cara
baru atau inovasi
9
Sementara menurut seorang peneliti di Lembaga Penelitian Sosial pada University of Michigan, Rensis Likert dan para pembantunya telah melakukan
studi penelitian dalam beberapa pekerjaan berbeda untuk melihat apakah prinsip- prinsip atau konsep-konsep kepemimpinan yang valid dapat dikemukakan. Pada
dasarnya, mereka menemukan bahwa para penyelia yang mempraktekkan pengawasanpengendalian umum dan berorientasi pada tugaspekerjaan. Likert,
dengan menggunakan dua kategori gaya dasar ini, orientasi karyawan dan orientasi tugas, menyusun suatu model empat tingkatan efektivitas manajemen,
yaitu: .
1. Manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan
memerintah para bawahannya untuk melaksanakannya. Standar dan pelaksanaan juga secara kaku ditetapkan manajer.
9
Ghielli, Edwin. 1971. Exploration in Managerial Talent, Pasific Palisades, Good-Year: California, dalam Hani Handoko. Op.cit. Hlm 297
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan
kebebasan untuk memberikan komentar-komentar terhadap perintah- perintah tersebut. Bawahan juga diberi berbagai fleksibilitas untuk
melaksanakan tugas-tugas mereka dalam batas-batas dan prosedur- prosedur yang telah ditetapkan.
3. Manajer menetapkan tujuan-tujuan dan perintah-perintah setelah hal
tersebut didiskusikan terlebih dahulu dengan bawahan. Bawahan dapat membuat keputusan mereka sendiri tentang cara pelaksanaan tugas.
Penghargaan lebih digunakan untuk memotivasi bawahan daripada ancaman hukuman.
4. Sistem yang paling ideal menurut Likert tentang cara bagaimana sebuah
orgnisasi seharusnya berjalan. Tujuan dan keputusan yang ditetapkan dibuat oleh kelompok. Bila manajer secara formal yang memutuskan,
mereka melakukan setelah mempertimbangkan saran dan pendapatdari para anggota kelompok. Untuk memotivasi bawahan, manajer tidak hanya
mempergunakan penghargaan-penghargaan ekonomis tetapi juga mencoba memberikan kepada bawahan perasaan dibutuhkan dan penting.
Dalam kenyataannya, pemimpin yang lebih berorientasi pada bekerja dan dengan melalui karyawan dalam beberapa hal akan memberikan hasil-hasil yang
lebih efektif. Ini tidak berarti pemimpin tersebut mengabaikan kebutuhan- kebutuhan produksi atau tugas dalam departemennya
10
10
Likert, Rensis. 1961. New Patterns of Management. Mc Graw-Hill: New York, dalam Hani Handoko, ibid, hlmn. 301
.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam
perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Teori Kepemimpinan Sifat Trait Theory
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kepemimpinan organisasi, antara lain : a. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai
kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial