Orlando Giovana Toplin Sinaga 10

53 Galasin. Sehingga pada waktu istirahat tidak lagi mengajak dan mencari siapa-siapa saja yang mau bermain Galasin. Permainan Galasin ini juga banyak dimainkan oleh anak-anak kelas lain. Terkadang harus berebut halaman untuk dapat membuat garis-garis permainan tersebut. Pada waktu istirahat beberapa teman yang tidak ikut bermain menjadi penonton dan pemerhati permainan mereka, apabila ada pemain yang berbuat curang. Mimi juga merupakan anak yang rajin belajar sehingga orang tuanya tidak ragu apabila dia mampu menyeimbangkan bermain dengan belajar, dimana prestasinya di sekolah sangat memuaskan. Ia mendapat peringkat pertama dalam belajar dan orang tuanya percaya bahwa permainan itu tidak membuatnya lebih cenderung bermain seharian. Karena aktifitas di sore hari mimi juga les mata pelajaran serta mengaji dirumahnya. Sehingga teman- temannya juga senang bermain dengan mimi tanpa harus memandang bahwa ia anak staf atau bukan.

4.2.2 Orlando Giovana Toplin Sinaga 10

Ia sering disapa Orlando, anak ke tiga dari tiga bersaudara. Ia bertempat tinggal di pondok rumah sakit perkebunan karet dolok merangir. Bersuku Batak dan beragama Kriten Protestan. Kesehariannya Orlando pergi ke sekolah pada pagi hari sekarang ia duduk di bangku kelas V. Di sekolah ketika jam istirahat Orlando sama seperti anak pada umumnya yang selalu bermain dengan kawan-kawannya dan tak jarang sesekali jajan. Orlando terkenal sebagai anak yang aktif karena dilihat dari banyaknya teman di UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 54 sekolah maupun di rumah. Sehabis pulang sekolah dia selalu diingatkan oleh ibunya untuk makan terlebih dahulu sebelum tidur siang. Orlando sangat suka bermain di luar rumah bersama teman-teman karena permainan yang sering dia mainkan dengan teman nya adalah permainan yang membutuhkan halaman yang luas yaitu Galasin dan Patok lele. Sebelum bermain, Orlando selalu mencari dan mengajak teman- temannya yang lain untuk bermain bersama. Orlando sangat menyukai permainan Galasin dan Patok Patok lele. Dimana pada permainan Patok lele., Orlando membutuhkan lima orang teman lagi, karena permainan ini biasanya dimainkan oleh dua regu. Teman-teman yang ia pilih pastinya laki-laki juga. Karena permainan ini sangat berbahaya bila kayu ini mengenai perempuan. bila tidak benar-benar dalam bermain perempuan akan menangis bila mengenai bagian tubuhnnya. Pada awal bermain pun, Orlando dan teman- temannya membagi tugas, siapa yang mencari halaman dan siapa yang mencari kayu yang tepat untuk digunakan dalam bermain. Kayu yang keras dan berat yang biasanya di pilih. Biasanya Orlando bermain dengan orang yang setingkat dengannya baik kelas maupun anak pondok pada umumnya,hal ini disebabkan di sekolah Orlando tidak ada lagi anak staf yang membuatnya harus segan-segan dalam berteman dan bermain. Hal ini disebabkan orang tua Orlando hanyalah karyawan di perkebunan karet. Sehingga Orlando tidak merasa berbeda dengan temannya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 55 4.2.3 Andika Mahendra Pertama 10 Siswa kelas lima sekolah dasar ini bernama Andika, ia sering dipanggil dengan sebutan Dika. Dika merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Adiknya yang kedua masih duduk di kelas dua sekolah dasar yang sama dengannya. Dika bersuku Jawa dan beragama Islam. Dalam kesehariannya Dika berangkat kesekolah hanya dengan berjalan kaki. Orang tuanya bertempat tinggal di pondok lurah yang berada di sebelah utara sekolah dan dekat dengan kantor lurah. Kegiatan belajar mengajar di mulai pada pukul tujuh lewat tiga puluh pagi dan berakhir pada pukul setengah satu siang hari. Setelah pulang sekolah biasanya Dika berisitrahat dan pukul setengah tiga siang dika pergi mengaji di madrasah Ibtidaiyah. Pada waktu istirahat sekolah Dika biasanya menghabiskan waktu untuk bermain. Tetapi Dika lebih sering diajak oleh temannya dari pada ia yang mengajak temannya. Dika dan teman-temanya bermain di halaman sekolah dan sesekali bermain dilapangan sepak bola. Dan pada saat tidak sekolah teman-temannya mendatangi ia kerumah dan mengajak bermain. Dika dan temannya bermain di halaman rumah Dika. Adapun permainan yang Dika senangi adalah permainan Patok lele. Dimana permain yang membutuhkan kehati-hatian ini menjadi tantangan tersendiri untuk Dika. Karena permainan patok lele ini memiliki cara bermain yang unik. Dika dan teman-teman harus membuat lubang yang berukuran sedang, mencari dua ranting pohon maupun kayu yang kuat dengan ukuran UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 56 berbeda. Permainan ini biasanya dimainkan anak laki-laki, jadi jarang sekali dika melihat permainan ini dimainkan oleh anak perempuan. Jika Dika ingin bermain setelah ia pulang sekolah, Dika hanya pamit dengan ibunya agar tidak tahu dimana keberadaannya. Bagi Dika permainan ini sangat mengasikkan, karena tidak bermain sendiri-sendiri seperti main playstation ataupun v-com. Begitu juga halnya dengan menonton televisi. Hanya film-film tertentu seperti kartun setiap hari minggu ataupun yang diputar pada saat sore hari yang ia tonton. Karena orangtua Dika juga tidak memperbolehkan ia banyak menonton televisi. 4.2.4 Shafira Ariffiani 11 Perempuan bertubuh kecil ini sering disapa Fira. Fira merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara. Orang tuanya bertempat tinggal di pondok pelita. Fira bersuku jawa dan beragama islam. Fira bersekolah di sekolah dasar negeri 091600 dimana jadwal sekolahnya dari pukul delapan pagi hingga setengah satu siang, melainkan hari jumat jadwal disekolahnya hingga pukul setengah dua belas siang. Ia berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Jarak dari rumahnya ke sekolah berkisar 1 km. tetapi hal itu telah biasa ia jalani. Pada waktu istirahat sekolah, Fira dan teman-temannya akan menyempatkan waktu untuk bermain. Ia sering bersama temannya bermain dihalaman sekolah dan juga diteras sekolah depan kelasnya. Adapun permainan yang ia senangi adalah permainan Tok-tok,Galasin dan Cak bulu kucing. Permainan-permainan yang ia senangi adalah permainan yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 57 membutuhkan orang banyak dan tempat yang luas. Selain itu apabila waktu mata pelajaran olahraga terkadang Fira dan teman-temannya bernegosiasi dengan guru mata pelajaran tersebut agar tidak berolahraga tapi mereka bermain saja dengan yang juga sama seperti olahraga yaitu Galasin. Permainan tradisional Galasin sangat ia gemari karena menurut Fira memiliki tingkat kesenangan sendiri, selain seru dan asyik ada perasaan yang ia rasakan seperti halnya ketakutan apabila ia terkena pukulan ataupun sentuhan dari lawannya. Setelah pulang sekolah, kegiatan yang ia lakukan adalah makan siang, sholat zuhur dan tidur siang. Dan ketika sore hari ia menyempatkan diri untuk bermain dengan teman-temannya yang berada disekitar rumahnya juga. Terkadang ia bermain dengan anak-anak yang bukan sebayanya. Fira juga mengajak anak-anak tersebut bermain galasin. Ketika sore hari biasanya waktu bermain Fira terbatas, orang tuanya juga melarangnya bermain, apabila ia sudah mandi sore. Walaupun orang tuanya jarang mengawasi bermain, tapi Fira juga dibatasi dalam bermain. Malam hari setelah mengerjakan pekerjaan rumah, Fira yang juga hobbi menonton televisi akan menyempatkan waktunya untuk menonton televisi. Walaupun Fira masih duduk di bangku Sekolah Dasar Fira juga gemar menonton kartun dan sinetron. Bagi Fira menonton dimalam hari merupakan pengganti bermain. Karena dirumahnya tidak ada permainan seperti playstation ataupun permainan modern, yang ada hanyalah handphone. Terkadang ia juga menirukan pemain yang ada disinetron maupun kartun. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 58 Permainan tradisional bagi Fira merupakan permainan yang membuat dirinya banyak berteman dibandingkan permainan modern. Dan dengan bermain permainan tradisional membuat badan menjadi sehat karena ia berkeringat dan juga membuatnya senang. Sangat banyak permainan yang ia ketahui tetapi Galasin adalah kegemarannya. 4.2.5 Putri Gista Filiza 7 Ia bernama Putri, dan berada di bangku kelas tiga sekolah dasar. Putri bersuku Jawa dan beragama Islam. Dalam kesehariannya Putri berangkat kesekolah dengan berjalan kaki. Adapun jadwal masuk kesekolah dari pukul setengah delapan hingga setegah satu sedangkan pada hari jumat ia hanya bersekolah hingga pukul setengah dua belas. Kebiasaan Putri pada waktu istirahat sekolah adalah jajan dan bermain dengan temannya. Sedengkan setelah pulang sekolah Putri melanjutkan untuk belajar dirumahnya. Adapun permainan yang biasa ia mainkan adalah bermain Petak umpet dan Pecah piring. Baginya permainan ini membuatnya sangat seru dimana ada rasa takut dengan bola yang akan dilemparkan kearahnya. Biasanya ia bermain di halaman sekolah dan apabila diizinkan orangtuanya ia akan bermain di samping halaman rumah temannya yang tidak jauh dari rumahnya juga. Dalam waktu bermain, Putri terkadang diawasai oleh ibunya. Karena ayahnya melarang ia untuk bermain terlalu lama dan harus fokus dengan belajar mata pelajaran serta mengaji. Hal tersebut membuat putri tidak begitu UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 59 memiliki banyak teman, setelah belajar terkadang ia menghabiskan waktunya untuk menonton televisi. Ia sering menonton kartun dan sinetron, dan pada saat menonton pun ia dibatasi. Putri juga mau menirukan gaya apa yang telah ia tonton. Putri yang memiliki keterbatasan waktu unutk bermain juga mengetahui permainan permainan tradisional yang ada, dan permainan modern seperti playstation ia hanya mengetahui bentuknya dan tidak pernah memainkannya. Baginya permainan anak-anak yang dimainkan lebih menarik karena membuat banyak teman tetapi keterbatasannya bermain hanya mengenal dan tidak memiliki kedekatan lebih dengan temannya.

4.2.6 Edelis Dayhyza Maienjel Ginting 11

Dokumen yang terkait

Modal Sosial Sistem Bagi Hasil Dalam Beternak Sapi Pada Masyarakat Desa Purwosari Atas, Kecamatan Dolok Batu Naggar, Kabupaten Simalungun

7 134 111

Dari Buruh Perkebunan Ke Petani : Pengaruh Gerakan 30 September Terhadap Masyarakat Desa Baja Dolok Kabupaten Simalungun (1973-2000)

1 27 133

Permainan Tradisional Anak Sebagai Perekat Hubungan Sosial Di Wilayah Perkebunan (Studi Deskriptif: Masyarakat Perkebunan Karet Dolok Merangir , Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun

0 46 113

Dampak Pembangunan Kawasan Agropolitan Terhadap Pengembangan Wilayah Dan Pemberdayaan Masyarakat Pada Lokalita Saribu Dolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun

2 98 165

Partisipasi Organisasi P3a Dalam Pemeliharaan Dan Pengelolaan Irigasi Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus: Desa Bosar Galugur Kecamatan Tanah Jawa, Desa Tiga Dolok Kecamatan Dolok Panribuan, Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar)

6 68 97

Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun

5 88 103

Dari Buruh Perkebunan Ke Petani : Pengaruh Gerakan 30 September Terhadap Masyarakat Desa Baja Dolok Kabupaten Simalungun (1973-2000)

0 0 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan - Permainan Tradisional Anak Sebagai Perekat Hubungan Sosial Di Wilayah Perkebunan (Studi Deskriptif: Masyarakat Perkebunan Karet Dolok Merangir , Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupate

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Permainan Tradisional Anak Sebagai Perekat Hubungan Sosial Di Wilayah Perkebunan (Studi Deskriptif: Masyarakat Perkebunan Karet Dolok Merangir , Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun

0 0 11

PERMAINAN TRADISIONAL ANAK SEBAGAI PEREKAT HUBUNGAN SOSIAL DI WILAYAH PERKEBUNAN (Studi Deskriptif : Masyarakat Perkebunan Karet Dolok Merangir, Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun) SKRIPSI

0 0 11