Rumusan Masalah Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

16 susunan itu terjatuh maka lawan harus menyusun kembali pecahan genteng kemudian mengambil bola kasti dan melempar bola kasti ke arah lawan. Kemenangan ditandai dengan berdirinya menara pecahan genteng dan tubuh kita tidak terkena bola kasti dari lawan.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam suatu penelitian, yang sangat signifikan untuk dapat memulai penelitian adalah adanya masalah yang akan diteliti. Menurut Arikunto, agar dapat dilaksanakan penelitian dengan sebaik-baiknya maka peneliti haruslah merumuskan masalah dengan jelas, sehingga akan jelas dimana harus dimulai, kemana harus pergi dan dengan apa Arikunto, 1996:19 Berdasarkan uraian tersebut dan berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimanakah permainan tradisional anak dapat menjadi perekat hubungan sosial?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan yang diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah : 1.3.1.1 Untuk mengetahui bagaimanakah permainan tradisional dapat menjadi perekat hubungan sosial di antara anak-anak yang berada di daerah perkebunan khususnya di perkebunan karet Dolok Merangir, Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 17 1.3.1.2 Untuk mengetahui sejauh mana permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak diperkebunan karet dapat memicu kreatifitas anak di Dolok Merangir, Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun.

1.3.2. Manfaat Penelitian

1.3.2.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada peneliti dan juga kepada pembaca mengenai kehidupan khususnya cara bermain anak-anak di daerah perkebunan. Selain itu diharapkan juga dapat memberikan kontribusi kepada pihak yang memerlukannya khususnya khasanah keilmuan dibidang sosiologi keluarga dan sosiologi pendidikan. 1.3.2.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penulis dimana melalui penelitian ini, menambah referensi dari hasil penelitian dan juga dijadikan rujukan bagi peneliti berikutnya yang ingin mengetahui lebih dalam lagi terkait dengan penelitian sebelumnya dan juga dapat memberikan sumbangan kepada masyarakat perkebunan karet Dolok Merangir, Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun tepatnya pada Dinas Pendidikan dan kebudayaaan agar dapat dimasukan dalam kurikulum pendidikan yaitu muatan lokal atau kebudayaan lokal. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 18 1.4 Defenisi Konsep 1.4.1. Permainan Tradisional Permainan tradisional adalah permainan yang dimainkan oleh orang-orang terdahulu dan biasanya pada permainan tradisional orang cenderung membuatnya sendiri dengan kreatifitas masing-masing orang dan bahan-bahan yang digunakan sangat sederhana dan tidak membutuhkan biaya yang besarbanyak. Adapun beberapa permainan tradisional yang mungkin sudah tidak asing lagi didengar adalah: Galasin. Permainan ini terdiri dari dua tim, dimana masing-masing tim terdiri dari 3 orang. Inti permainannya adalah mencegah lawan agar tidak bisa lolos ke baris terakhir. Biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis. Permainan ini membuat badan menjadi sehat karena pemain banyak bergerak misalnya berlari dan merentangkan tangannya. Bentengan. Terdiri dari dua tim. Inti permainan ini adalah memasuki benteng lawan dengan menyentuh baris pertahanan mereka. Biasanya yang dianggap sebagai benteng adalah sebuah tiang listrik yang dijaga oleh beberapa orang dan kita berusaha untuk menyentuh tiang listrik. Permainan ini mirip dengan permainan galasin. Gasing. Ini permainan rakyat yang cukup lama. Bentuk permainannya adalah sebuah bentukan kayu yang dapat berputar. Biasanya dijadikan ajang taruhan siapa yang gasingnya dapat berputar paling lama maka dialah pemenangnya, atau terkadang mengadu kedua gasing dimana melihat gasing mana yang paling kuat bahannya. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 19 Gebokan. Ini biasanya menggunakan pecahan genteng yang disusun keatas sehingga berbentuk menara dan kemudian kita akan menjatuhkan susunan itu dari jarak jauh dengan bola kasti dan jika susunan itu terjatuh maka lawan harus menyusun kembali pecahan genteng kemudian mengambil bola kasti dan melempar bola kasti ke arah kita. Kemenangan ditandai dengan berdirinya menara pecahan genteng dan tubuh kita terkena bola kasti.

1.4.2. Anak

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan anak adalah seseorang yang belum berusia delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Dimana setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, untuk bergaul dengan anak yang sebaya nya bermain, berekreasi dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengemmbangan dirinya. Selain itu anak adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan kemampuannya, karena anak lahir dengan segala kelemahan sehingga tanpa orang lain anak tidak mungkin dapat mencapai taraf kemanusiaan yang normal. Menurut John Locke dalam Gunarsa, 1986 anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan. 1.4.3.Tradisional Tradisional adalah sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 20 Dalam hal ini nilai-nilai tradisional yang melekat pada permainan tradisional adalah : 1. Hubungan Sosial Menurut Ferdinand Tonnies Gemeinschaft adalah suatu bentuk kehidupan bersama yang intim, pribadi dan eksklusif dan adanya keterikatan yang dibawa sejak lahir,  Gemeinschaft by blood : mengacu pada ikatan-ikatan kekerabatan  Gemeinschaft of mind : hubungan persahabatan yang disebabkan oleh persamaan keahlian atau pekerjaan serta pandangan yang mendorong orang untuk saling berhubungan secara teratur.  Gemeinschaft of place : ikatan yang berlandaskan kedekatan letak tempat tinggal serta tempat bekerja yang mendorong orang untuk berhubungan intim satu dengan yang lain, dan mengacu pada kehidupan bersama di daerah pedesaan.  Gesellschaft adalah suatu kehidupan pubik, dimana seseorang kebetulan hadir bersama tetapi masing-masing tetap mandiri. Ini bersifat sementara dan semu. 2. Solidaritas Durkheim melihat bahwa setiap masyarakat manusia memerlukan solidaritas. Ia membedakan antara dua tipe utama solidaritas, yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organik.  Solidaritas mekanik merupakan suatu tipe solidaritas yang didasarkan atas persamaan. Menurut Durkheim solidaritas mekanik dijumpai pada masyarakat yang masih sederhana. Tipe solidaritas UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 21 yang didasarkan atas kepercayaan dan setiakawanan ini dinamakan conscience collective. Suatu sistem kepercayaan dan perasaan yang menyebar merata pada semua anggota masyarakat.  Solidaritas organik merupakan suatu sistem terpadu yang terdiri atas bagian yang saling tergantung laksana bagaikan suatu organisme biologi. Solidaritas ini didasarkan pada hukum dan akal. 3. Kerjasama. Merupakan bentuk interaksi sosial ketika tujuan anggota kelompok yang satu berkaitan erat dengan tujuan anggota yang lain atau tujuan kelompok secara keseluruhan, atau interaksi yang saling menguntungkan kedua belah pihak. 4. Persaingan.Merupakan suatu proses sosial ketika individu atau kelompok saling berusaha dan berebut untuk mencapai keuntungan dalam waktu yang bersamaan. 5. Prestasi adalah cara untuk memperoleh kedudukan pada lapisan tertentu dengan usaha sendiri. Suatu pencapaian sehingga seseorang mendapatkan penghargaan dari prestasi yang didapatkannya. 6. Egalitarian. Dimana tidak ada anak yang paling unggul karena setiap anak memiliki kelebihan masing-masing untuk setiap permainan yang berbeda dan ini sebagai cara untuk meminimalisir ego diri para pemainnyaanak- anak. 7. Agen Sosialisasi. Menurut Fuller adapun pihak yang melaksanakan sosialisasi terdiria atas empat agen sosialisasi utama 8. Generalized Other adalah peran semua orang lain dalam masyarakat dengan siapa seseorang berinteraksi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 22 9. Teman sebaya adalah teman bermain yang sederajat dimana dalam kelompok bermain seorang anak mulai belajar nilai-nilai keadilan. Beberapa contoh permainan tradisional anak tersebut adalah 1. Enjot-enjotan,berbalas pantun, lompat tali dapat membentuk kerjasama anak 2. Wayang, mobil-mobilan dari kulit jeruk, dapat mengasah kreatifitas anak 3. Galasin, bentengan, gebokan, memunculkan solidaritas, kerjasama, kejujuran dan kepercayaan terhadap para pemain. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 23 BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

Seperti telah diungkap oleh berbagai literatur ciri khas desa sebagai suatu komunitas pada masa lalu selalu dikaitkan dengan kebersahajaan simplicity, keterbelakangan, tradisionalisme, subsistensi, dan keterisolasian. Meskipun tak dapat digeneralisasiskan pada semua pedesaan pada masa sekarang, namun ada sosiolog yang berhasil mengidentifikasi ciri-ciri kehidupan masyarakat pedesaan. Sebagaimana dikatakan Roucek dan Warren, masyarakat pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Punya sifat homogen dalam matapencarian nilai-nilai dalam kebudayaan serta dalam sikap dan tingkah laku. 2. Kehidupan desa lebih menekankan anggota keluarga sebagai unit ekonomi. Artinya, semua anggota keluarga turut bersama-sama memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga. 3. Faktor geografi sangat berpengaruh atas kehidupan yang ada. Misalnya, keterikatan anggota masyarakat dengan tanah atau desa kelahirannya. 4. Hubungan sesama anggota masyarakat lebih intim dan awet daripada kota serta jumlah anak yang ada dalam keluarga inti lebih besar. Hubungan lebih bercorak gemeinschaft daripada gesselschaft. Adapun yang dimaksud dengan masyarakat perkotaan adalah masyarakat kota yang tidak tertentu jumlah penduduknya. Tekanan pengartian kota UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 24 terletak pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupanna yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang-orang lain.

2.2 Anak dalam Aspek Sosiologis

Dokumen yang terkait

Modal Sosial Sistem Bagi Hasil Dalam Beternak Sapi Pada Masyarakat Desa Purwosari Atas, Kecamatan Dolok Batu Naggar, Kabupaten Simalungun

7 134 111

Dari Buruh Perkebunan Ke Petani : Pengaruh Gerakan 30 September Terhadap Masyarakat Desa Baja Dolok Kabupaten Simalungun (1973-2000)

1 27 133

Permainan Tradisional Anak Sebagai Perekat Hubungan Sosial Di Wilayah Perkebunan (Studi Deskriptif: Masyarakat Perkebunan Karet Dolok Merangir , Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun

0 46 113

Dampak Pembangunan Kawasan Agropolitan Terhadap Pengembangan Wilayah Dan Pemberdayaan Masyarakat Pada Lokalita Saribu Dolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun

2 98 165

Partisipasi Organisasi P3a Dalam Pemeliharaan Dan Pengelolaan Irigasi Di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus: Desa Bosar Galugur Kecamatan Tanah Jawa, Desa Tiga Dolok Kecamatan Dolok Panribuan, Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar)

6 68 97

Analisis Pola Konsumsi Karyawan PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate Dolok Merangir Kabupaten Simalungun

5 88 103

Dari Buruh Perkebunan Ke Petani : Pengaruh Gerakan 30 September Terhadap Masyarakat Desa Baja Dolok Kabupaten Simalungun (1973-2000)

0 0 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan - Permainan Tradisional Anak Sebagai Perekat Hubungan Sosial Di Wilayah Perkebunan (Studi Deskriptif: Masyarakat Perkebunan Karet Dolok Merangir , Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupate

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Permainan Tradisional Anak Sebagai Perekat Hubungan Sosial Di Wilayah Perkebunan (Studi Deskriptif: Masyarakat Perkebunan Karet Dolok Merangir , Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun

0 0 11

PERMAINAN TRADISIONAL ANAK SEBAGAI PEREKAT HUBUNGAN SOSIAL DI WILAYAH PERKEBUNAN (Studi Deskriptif : Masyarakat Perkebunan Karet Dolok Merangir, Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun) SKRIPSI

0 0 11