61
ada teman disebelahnya yang ikut bermain. Dan bermainan play station dimainkan oleh Icha pada saat cuaca hujan atau pun dalam keadaan sakit.
Setelah pulang dari sekolah biasanya Icha menyempatkan diri untuk menonton televisi, baik film kartun maupun sinetron. Tetapi Icha lebih
cenderung menonton kartun seperti ipin-upin dan avatar. Karena ada yang menarik dari film itu dan ada manfaatnya seperti dapat mengenal tokoh-tokoh
pemainnya dan ada juga rasa penasaran bagaimana cerita selanjutnya dari film yang ia tonton tersebut.
4.2.7 Baharuddin Lubis 59
Pak Lubis adalah orang yang sangat terkenal di Dolok Merangir ini karena beliau adalah seorang Lurah. Beliau beralamatkan di Dolok Merangir
I, Kecamatan Dolok Batu Nanggar Kabupaten Simalungun. Beliau sering disapa pak lurah karena status jabatan beliau sebagai lurah di Dolok Merangir
I. Dalam kesehariannya sebagai lurah, beliau adalah orang yang sudah sangat lama menjadi lurah di desa ini. Beliau sekarang sudah berusia 59 tahun
dimana beliau saat ini hanya tinggal dengan anaknya saja. Istri beliau sudah lama meninggal.
Di dolok merangir ini beliau sudah lama tinggal dan sering memperhatikan masyarakat perkebunan ini. Di mana beliau merasakan iklim
kekeluargaan yang sudah kurang melekat seperti dahulu. Beliau yang dulunya masing sering memperhatikan anak-anak bermain di halaman rumah
masyarakat perkebunan ini dan sekarang sudah mulai berkurang walaupun
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
62
masih ada. Beliau juga memperhatikan bahwa didekat Sekolah Dasar anak- anak masih bermain Petak umpet dan Bola kasti. Permainan tradisional yang
diperhatikan beliau masih dianggap bagus karena memiliki nilai-nilai yang erat dengan hubungan kekeluargaan. Bagi beliau selaku lurah dan pernah
menjadi peserta permainan tradisional, beliau sangat mengetahui apa saja makna yang terkandung didalam permainan tersebut, sehingga harus
melestarikan budaya dan tradisi yang ada. Masyarakat juga jangan pernah meninggalkan
permainan tradisi
dari nenek
moyang dan
harus mempertahankan permainan tradisi yang tidak menghabiskan biaya besar.
Permainan tradisional sangat berbeda jauh dengan permainan modern yang dimana harus mengeluarkan biaya yang besar. Walaupun dari kedua
permainan tersebut sama-sama memiliki manfaat. Bagi pak lurah yang membedakan permainan tradisional dan modern bukan hanya dalam
pengeluaran biaya yang besar melainkan permainan modern lebih membuat anak-anak sekarang hanya sebagai pengguna, dan tidak mampu membuatnya.
Tetapi apabila kita bermain permainan tradisional anak-anak memiliki usaha bagaimana membuat permaianan tersebut menjadi permainan yang mengasah
kreatifitas anak untuk membuatnya. Beliau juga menjelaskan bahwa disini ada permainan margala, dan
permainan tradisional ini masih ada dan tetap di pertandingkan pada acara Rondang Bintang
setiap tahunnya. Dan permainan tradisional ini diperlombakan sebagai wujud sosialisasi dan mempertahankan tradisi yang
ada. Anak-anak di sekolah dasar sekalipun masih tetap bermain permainan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
63
tradisional, hanya saja ada beberapa permainan modern yang mulai masuk seperti Playstation dan permainan yang terdapat pada aplikasi ihandphone dan
internet. Orang tua juga memiliki tanggung jawab untuk memberitahu anak-
anaknya mengenai permainan tradisional yang sekarang sudah hampir punah karena banyaknya permainan modern yang mudah di dapat. Begitu juga
halnya dalam melihat televisi dimana orang tua harus memantau anaknya, karena tidak semua yang ditayangkan itu membawa manfaat. Misalnya film
ipin upin, walaupu filmnya bagus tetapi anak-anak lebih suka meniru bahasa melayu dari pada bahasa aslinya. Adanya upaya dari pemerintah bersama
masyarakat untuk melestarikan permainan tradisional khususnya Simalungun.
4.2.8 Sapta Ade Wiranata 22
Sapta merupakan seorang penjaga warung internet di salah satu warung internet yang ada di desa ini dan ia juga belum berkeluarga. Ia
beralamatkan di Huta PJKA Nagori Dolok Merangir I, Kecamatan Dolok Batu Nanggar Kabupaten Simalungun. Sapta juga merupakan pemuda desa
yang lahir disini. Semasa kecilnya Sapta juga orang yang mengetahui bagaimana kondisi masyarakat di perkebunan ini, juga mengenai hal
permainan tradisional yang ada di sini. Sampai saat ini Sapta juga masih pernah melihat anak-anak
memainkan permainan tradisional. Misalnya permainan seperti Patok lele, Pecah piring, Galasin, Guli, Engklek dan banyak permainan lainnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
64
Menurutnya permaian ini memiliki nilai positif tetapi saat ini orang banyak beralih kepermainan yang canggih. Ia juga merasakan bahwa permainan
tradisional memiliki rasa kekeluargaan yang lebih besar daripada permainan canggih yang saat ini sudah dimainkan oleh anak-anak masyarakat
perkebunan karet ini. Pada permainan tradisional anak, ia merasakan adanya kerjasama dan
toleransi terhadap sesama pemain. Ada manfaat positif dan negatif dari permainan modern, positifnya adalah anak-anak masyarakat perkebunan
sudah mengetahui perkembangan teknologi dan negatifnya adalah anak-anak jadi kecanduan artinya lebih cenderung bermain dari pada belajar sehingga
menghabiskan banyak uang. Dan permainan modern juga membuat anak-anak di perkebunan tidak kurang pergaulan dan tidak membuat malu karena tidak
mengetahui permaian modern. Dan anak-anak di masyarakat perkebunan harus mengikuti perkembangan jaman.
Dalam hal melestarikan permainan tradisional, menurut Sapta itu merupakan hal yang penting karena sebagai peninggalan orang-orang jaman
dahulu dan paling sederhana anak-anak sekarang harus mengenal permainan tradisional tersebut. Walaupun sebenarnya permaianan tradisional sudah
tertinggal jaman, karena sudah memang bukan jamannya permainan tradisional dan semua orang sudah beralih ke teknologi yang canggih dan
modern. Menurut Sapta masuknya Playstation, Internet dan Handphone yang
penuh akan permainan di tahun 2008 anak-anak sudah mulai jarang bermain
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
65
dilapangan untuk memainkan permainan tradisional kecuali anak-anak yang masih di sekolah dasar dan pada waktu sekolah. Bagi Sapta permainan
tradisional juga tidak berpengaruh kepada perkembangan anak karena itu tanggung jawab orang tua dari anak tersebut. Bagi sapta permainan tradisional
tidak memiliki tingkat yang membahayakan jadi anak-anak di masyarakat perkebunan ini bebas memainkan permainan tradisional apa saja yang mereka
sukai. Begitu juga halnya dengan melihat televisi. Anak-anak harus diawasi karena tidak semua siaran tersebut tepat pada waktunya. Anak-anak disini
juga sudah mulai latah ketika menyaksikan film seperti upin-ipin, bernard bear yang pada akhirnya mereka meniru apa yang di lihatnya. Maka itu
pengawasan orang tua yang seharusnya ditingkatkan.
4.2.9 Sono Ahmadi 62
Wak Sono adalah panggilan beliau. Usia yang sudah termasuk dalam kategori tua ini merupakan tokoh masyarakat di lingkungannya. Beliau
beralamatkan Huta PJKA Nagori Dolok Merangir I Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun. Sebelum beliau pensiun, beliau bekerja
sebagai supir dan hingga akhirnya sebagai teknisi listrik di perkebunan karet ini. Dari perkebunan ini masih bernama Goodyear hingga berubah menjadi
Bridgestone. Sebelum pindah dan menetap di Huta PJKA pada masa beliau kerja bertempat tinggal di pondok atas. Wak Sono memiliki dua istri. Pada
istri yang pertama beliau dikarunia tujuh orang anak. Dan dari istri keduanya beliau dikarunia dua orang anak.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
66
Pada masa beliau kerja dan bertempat tinggal di pondok atas, rumah beliau memiliki halaman yang sangat luas. Beliau sangat sering melihat anak-
anak bermain dihalamannya. Baik anak yang tinggal disekitar rumahnya maupun anak-anak karyawan yang tempat tinggalnya jauh dari rumah beliau.
Sangat banyak manfaat yang bisa diambil dari permainan tersebut. Menurut beliau permainan anak-anak pada masa itu lebih baik dari pada
sekarang, dimana terlihat anak-anak sangat kompak dan saling mengenal sesama. Baik teman satu sekolah maupun teman yang berbeda sekolah.
Biasanya anak-anak yang bermain terlihat pada sore hari. Disaat anak-anak selesai mengaji madrasah. Dengan bermain ataupun hanya melihat anak-anak
mengerti bagaimana bermain yang mana permainan tersebut belum tentu pernah dimainkan anak-anak.
Kondisi sekarang sudah sangat berbeda. Di tempat tinggalnya sekarang, anak-anak sudah mulai bermain permainan jaman dahulu seperti
Galasin, Patok lele, Alip cindong. Karena anak-anak sekarang sudah mengerti permainan modern, apalagi masuknya playstation dan sudah banyak sekali di
dolok merangir ini warung playstation. Selain itu mulai masuknya warung internet yang menurut beliau membuat anak-anak malas. Tugas dari sekolah
pun sudah mulai dicari di internet. Belum lagi game online yang satu tempat dengan warung internet buka dua puluh empat jam. Kecanggihan jaman
bukan membuat anak cenderung belajar, tetapi malah menghabiskan uang. Jika dibandingkan dengan jaman dulu, permainan anak justru
membuat anak-anak menjadi kreatif dan cerdas dalam mengolah barang-
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
67
barang yang ada. Seperti permainan mobil-mobilan dari sendal jepit atau kulit jeruk bali. Justru membuat anak mendapatkan manfaat, dimana mereka bisa
saling membantu dalam membuatnya. Dari awal nya mencari barang bekas sampai bisa diperlombakan. Permainan itu tidak membutuhkan biaya, anak-
anak bisa saling bertukar peralatannya. Sebenarnya permainan modern juga bermanfaat, tetapi harus ada yang
mengawasi anak-anak. Apalagi untuk di masyarakat perkebunan seperti ini, istri-istri dari suami mereka yang bekerja di perkebunan juga memiliki
kegiatan sendiri. Ada yang jaga warung, pengajian, pembantu rumah tangga dan ada juga yang dirumah saja. Sehingga tidak sempat memantau anak-
anaknya untuk pergi ke warung internet dan warung playstation. Belum lagi film-film yang ditontonkan jarang bermanfaat. Kartun-
kartun anak seperti spongebobs mungkin terlihat lucu, tapi pukulan dan tendangan yang tampilkan membuat anak-anak tertarik untuk melakukan.
Tayangan iklan yang belum tepat waktunya sudah di tayangkan, sinetron percintaan juga sudah banyak, yang malah membuat anak-anak betah di depan
televisi berjam-jam untuk menonton. Para penyanyi yang berpakaian seksi juga di lihat, ini yang membuat anak-anak mencari tahu sampai dalam dengan
mendatangi warung internet. Seharusnya sebagai orang tua harus terus mengawasi anak-anak walaupun anak-anak akan mengatakan orang tuanya
dengan istilah orang kebon .
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
68
4.2.10 Sugiem S.Pd 40