Tabel 4.1 Daftar perusahaan yang menjadi sampel penelitian
No. Nama Perusahaan
Kode Perusahaan
Sektor
1. Astra Agro Lestari Tbk. AALI
Plantation 2. Astra International Tbk.
ASII Automotive and
Components 3. Bank Central Asia Tbk.
BBCA BankFinance
4. Bank Negara Indonesia Persero Tbk.
BBNI BankFinance
5. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk.
BBRI BankFinance
6. Bank Danamon Tbk. BDMN
BankFinance 7. Bank Mandiri Persero Tbk.
BMRI BankFinance
8. Indofood Sukses Makmur Tbk.
INDF Food and
Beverages 9. Perusahaan Gas Negara
Persero Tbk. PGAS
Energy 10. Telekomunikasi Indonesia
Persero Tbk. TLKM
Telecommunication 11. United Tractors Tbk.
UNTR Durable and Non-
Durable Goods Sumber : Data idx tahun 2008-2014, 2015
Variabel-variabel yang diteliti dari perusahaan sampel meliputi struktur modal dan kebijakan deviden sebagai variabel independen dan
nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Untuk menghitung nilai perusahaan digunakan rasio price to book value PBV yang merupakan
rasio pasar market ratio yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya.
4.2 Penyajian Data
Nilai perusahaan tidak hanya sekedar harga dari sekumpulan nilai aset, melainkan nilai perusahaan sebagai wujud bisnis yang memiliki
kemampuan menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu
perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan
perusahaan. Dari tabel dapat dilihat perusahaan Gas Negara Persero Tbk. Memiliki nilai perusahaan paling tinggi diantara sampel penelitian,
besarnya hasil perhitungan harga pasar saham terhadap nilai bukunya menunjukkan perbandingan antara kinerja saham perusahaan di pasar
saham dengan nilai bukunya. Semakin tinggi PBV yang dihasilkan menunjukkan bahwa kinerja perusahaan di masa yang akan datang dinilai
semakin prospektif oleh investornya. Berdasarkan laporan keuangan yang
diperoleh dari Indonesian Stock Exchange Statistic dan Indonesia Stock Exchange, berikut merupakan penyajian data Price Book to Value dari
perusahaan yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2008-2014 pada Bursa Efek Indonesia :
Tabel 4.2 Price Book Value Perusahaan
No. Nama
Perusahaan PBV PBV PBV PBV PBV PBV PBV Rata-
rata 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Astra Agro Lestari
Tbk. 2,99 5,75 5,72 4,06 3,31 3,85 3,41
4,15 2
Astra International Tbk.
1,29 3,52 4,48 3,95 3,43 2,59 2,6
3,12 3
Bank Central Asia Tbk.
3,44 4,29 4,63 4,69 4,32 3,7
4,33 4,2
4 Bank Negara
Indonesia Persero Tbk.
0,67 1,58 2,18 1,87 1,59 1,54 1,86 1,61
5 Bank Rakyat
Indonesia Persero Tbk.
2,52 3,46 3,53 3,34 2,64 2,25 2,94 2,95
6 Bank Danamon
Tbk. 1,48 2,42
2,6 1,52 1,88 1,19 1,16
1,75 7
Bank Mandiri Persero Tbk.
1,39 2,81 3,29 2,51 2,47 2,06 2,54 2,43
8 Indofood Sukses
Makmur Tbk. 0,96 3,07 2,55 1,28
1,5 1,51 1,45
1,76 9
Perusahaan Gas Negara Persero
Tbk. 8,8
8,06 7,73 4,48 4,9
3,24 4,24 5,92
10 Telekomunikasi Indonesia Tbk.
4,35 4,89 3,61 2,33 2,72 2,8
3,57 3,46
11 United Tractors Tbk.
1,32 3,72 4,91 3,57 2,27 1,99 1,68 2,78
Sumber : Data idx yang telah diolah, 2015 Di lain sisi bagi setiap perusahaan, keputusan dalam pemilihan
sumber dana merupakan hal penting sebab hal tersebut akan mempengaruhi struktur keuangan perusahaan, yang akhirnya akan
mempengaruhi kinerja perusahaan. Sumber dana perusahaan dicerminkan oleh modal asing dan modal sendiri yang diukur dengan debt to equity
ratio DER.
Tabel 4.3 Debt to Equity Ratio Perusahaan Dalam Satuan
No. Nama
Perusahaan DER DER DER DER DER DER DER Rata-
rata 2008
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Astra Agro
Lestari Tbk. 0,23
0,18 0,19
0,21 0,33
0,46 0,57
0,31 2
Astra International
Tbk. 1,21
1 1,1
1,02 1,03
1,02 0,96
1,04
3 Bank Central
Asia Tbk. 9,55
9,14 8,51
8,09 7,52
6,76 6,08
7,95 4
Bank Negara Indonesia
Persero Tbk. 12,07 10,88
6,5 6,9
6,66 7,11
5,59 7,96
5 Bank Rakyat
Indonesia Persero Tbk.
10,01 10,63 10,02 8,43 7,5
6,89 7,21
8,67
6 Bank Danamon
Tbk. 9,09
5,23 5,4
4,49 4,26
4,84 4,92
5,46 7
Bank Mandiri Persero Tbk.
10,75 10,23 9,81 7,81
7,31 7,26
7,16 8,61
8 Indofood Sukses
Makmur Tbk. 3,11
2,45 1,34
0,7 0,74
1,04 1,08
1,49 9
Perusahaan Gas Negara
Persero Tbk. 2,47
1,35 1,22
0,8 0,66
0,6 1,09
1,17
10 Telekomunikasi Indonesia Tbk.
1,38 1,22
0,98 0,69
0,66 0,65
0,63 0,88
11 United Tractors Tbk.
1,05 0,76
0,84 0,69
0,56 0,61
0,56 0,72
Sumber : Data idx yang telah diolah, 2015 Jika DER semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan profitabilitas akan semakin rendah. Proporsi penggunaan hutang dalam struktur modal yang terlalu tinggi akan menurunkan nilai
perusahaan karena perolehan manfaat dari penggunaan hutang lebih rendah dari biaya yang dikeluarkan perusahaan. Pada tabel 4.3
menunjukkan gambaran rata-rata debt to equity ratio perusahaan- perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Dari tabel 4.3 dapat dilihat
bahwa perusahaan dari sektor perbankan atau bank menunjukkan rata-rata
DER yang tinggi, hal ini mengindikasikan bahwa bank lebih banyak menggunakan sumber modal atau dana dari pihak ketiga eksternal.
Sedangkan kebijakan dividen adalah keputusan tentang seberapa banyak laba saat ini yang akan dibayarkan sebagai dividen daripada
ditahan untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan. Kebijakan dividen dalam penelitian ini dikonfirmasi dalam bentuk Dividend Payout
Ratio DPR. Dividend payout ratio merupakan persentase laba yang dibagikan kepada pemegang saham umum dari laba yang diperoleh
perusahaan. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi dividend payout ratio yang ditetapkan oleh perusahaan, maka semakin kecil dana yang tersedia
untuk ditanamkan oleh perusahaan. Sebaliknya dividend payout ratio yang berkurang dapat mencerminkan laba perusahaan yang semakin berkurang.
Aspek penting dari kebijakan dividen adalah menentukan alokasi laba yang sesuai diantara pembayaran laba sebagai dividen dengan laba yang
ditahan pada perusahaan.
Tabel 4.4 Dividend Payout Ratio Perusahaan dalam satuan
No. Nama
Perusahaan DPR
DPR DPR DPR DPR DPR DPR Rata- rata
2008 2009
2010 2011
2012 2013
2014
1 Astra Agro
Lestari Tbk. 30,23 85,82 64,81 65,14 44,75 59,01 15,35 52,15
2 Astra
International Tbk.
38,32 33,47 13,24 45.07 45,03 45,04 13,5 33,38
3 Bank Central
Asia Tbk. 42,68 39,84 32,71 35,78 24,08 28,54 24,26 32,56
4 Bank Negara
Indonesia Persero Tbk.
10 35
30 20
30 30,01 22,79
25,4
5 Bank Rakyat
Indonesia Persero Tbk.
34,92 22,28 12,47 20
29,74 29,74 25,63 20,72
6 Bank Danamon
Tbk. 29,95
49,8 34,99 30
30 30
46,56 35,9
7 Bank Mandiri
Persero Tbk. 34,84
5,65 31,94 20
30 30
26,38 25,54 8
Indofood Sukses Makmur Tbk.
39,9 39,34 39,55 49,93 49,81 49,8 38,17 43,78
9 Perusahaan Gas
Negara Persero Tbk.
151,24 60,01 60
55 57,06 48,31 70,56 71,74
10 Telekomunikasi Indonesia Tbk.
56,37 51,25 56,37 68,22 68,42 72,66 46,3 59,94
11 United Tractors Tbk.
40,01 28,76 50,68 51,83 53,57 53,25 13,55 41,66 Sumber : Data idx yang telah diolah, 2015
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa Perusahaan Gas Negara Persero Tbk. Memiliki nilai DPR paling tinggi diantara keseluruhan
sampel penelitian yaitu sebesar 71,74. Sedangkan nilai DPR yang paling rendah diduduki oleh Bank Rakyat Indonesia yaitu sebesar 20,72, dan
jika dilihat dari nilai DPR dari tahun 2008-2014 mengalami fluktuasi yang sangat signifikan hampir pada semua sampel penelitian. DPR menentukan
besarnya dividen yang diterima oleh pemilik saham dan besarnya dividen
ini secara positif dapat mempengaruhi harga saham terutama pada pasar modal didominasi strategi mangejar dividen sebagai target utama.
4.3 Analisis Data