Jenis Data Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

2. Struktur Modal Struktur modal adalah perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitas perusahaan dan dapat diukur dengan debt to equity ratio DER yang dapat dirumuskan sebagai berikut : DER = ����� ���� ����� ������� 3. Kebijakan Dividen Kebijakan Dividen adalah kebijakan yang dikaitkan dengan penentuan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan. Kebijakan dividen dapat diukur dengan Dividend Payout Ratio DPR yang dapat dirumuskan sebagai berikut : DPR = ������� ��� ������ ��ℎ�� ���� ��� ������ ��ℎ��

3.7. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan suatu perusahaan. Sumber data sekunder yang digunakan dari laporan keuangan, laporan publikasi, artikel maupun ikhtisar statistik dari perusahaan-perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berasal dari Indonesia Stock Exchange Statistics dan website idx.co.id.

3.8. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan dengan dokumentasi dan studi kepustakaan. Dokumentasi yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan semua data sekunder yang dipublikasikan oleh Indonesia Stock Exchange Statistics dan website idx.co.id tentang perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2014. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi dengan metode penggabungan atau pooling data. Sedangkan studi kepustakaan yang dilakukan yaitu dengan membaca dan mencari literatur yang relevan dengan penelitian. Dalam hal ini melalui buku-buku, surat kabar, artikel ilmiah, jurnal, majalah dan lain sebagainya.

3.9. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan analisis data kuantitatif karena menganalisis data yang berupa angka- angkanumerik. Umumnya analisis data kuantitatif digunakan pada saat peneliti menggunakan pendekatan survei, penelitian eksperimen, penelitian kuantitatif dan beberapa penelitian lainnya yang mengandung data-data berupa angka-angka. Dalam penelitian ini, analisis data menggunakan metode regresi linier berganda dengan bantuan program analisis statistik komputer untuk menguji struktur modal dan kebijakan dividen sebagai variabel independen terhadap nilai perusahaan sebagai variabel dependen.

3.9.1. Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif berfungsi mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum dari data tersebut. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Analisis deskriptif memberikan gambaran deskripsi tentang suatu data yang dilihat dari mean, median, standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum.

3.9.2. Uji Asumsi Klasik Regresi Berganda

Uji asumsi klasik regresi berganda bertujuan untuk menganalis apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian adalah model yang terbaik. Jika model yang digunakan adalah yang terbaik, maka data yang dianalisis layak untuk dijadikan sebagai rekomendasi untuk pengetahuan atau tujuan pemecahan masalah praktis.

3.9.2.1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau tidak. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Cara lain menguji normalitas data adalah dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov. Kriteria untuk menentukan normal atau tidaknya data, maka dapat dilihat pada nilai probabilitasnya. Data adalah normal, jika nilai Kormogorov Smirnov adalah tidak signifikan Asymp. Sig 2- tailedα0,05.

3.9.2.2. Uji Multikolinearitas

Mulitikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen. Cara yang digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat nilai faktor inflasi varian Variance Inflasi FactorVIF, yang tidak melebihi 10, jika nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan data bebas dari gejala multikolinearitas. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF=1tolerance dan menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi. Nilai cutt off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau nilai VIF 10.

3.9.2.3. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan yang lain. Jika variasi residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Model yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji grafik plot dan uji statistik. Dasar pengambilan keputusannya adalah : jika pola tertentu, seperti titik-titik poin-poin yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik poin-poin menyebar di bawah dan di atas angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisistas. Cara lain untuk menguji heterokedastisistas adalah dengan menggunakan uji Glejser, dilakukan dengan meregresikan variabel- variabel bebas terhadap nilai absolut residualnya. Kriteria penarikan kesimpulannya adalah tidak terjadi heterokedastisistas jika nilai t dengan probabilitas sig 0,05.

3.9.2.4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode ke t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah bebas dari autokorelasi. Salah satu cara mengidentifikasi autokorelasi adalah dengan melihat nilai Durbin Watson D-W: 1. Jika nilai D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif, 2. Jika nilai D-W diantara -2 dan +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3. Jika nilai D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

3.9.3. Menganalisis Regresi

Apabila model regresi berganda sudah bebas dari masalah asumsi klasik, maka regresi boleh dilanjutkan untuk dianalisis. Apabila persamaan regresi tidak menggunakan konstanta constant maka nilai koefisisen yang digunakan adalah pada kolom Standardized Coefficients. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji determinasi antara variabel independen yaitu struktur modal dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Y = α + β1X1 + β2X2 + e Keterangan : Y = Nilai Perusahaan α = Konstanta β1 = Koefisien Regresi dari struktur modal β2 = Koefisien regresi dari kebijakan deviden X1 = Struktur Modal X2 = Kebijakan Deviden e = Variabel Residual Error Setelah persamaan regresi sudah didapatkan maka dapat dilakukan analisis nilai R-Square. Nilai R-Square adalah nilai untuk melihat bagaimana variasi nilai variabel terikat dipengaruhi oleh variasi nilai variabel bebas. Selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis.

3.9.4. Koefision Determinasi atau Uji R

2 Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Menurut Ghozali 2007 koefisien determinasi merupakan ikhtisar yang menyatakan seberapa baik garis regresi mencocokkan data. Nilai R² berkisar antara 0-1 0 R 2 1. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Sebaliknya, nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang cross section relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing- masing pengamatan, sedangkan untuk data runtut waktu time series biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Adapun kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel dependen yang dimasukkan dalam model.

3.9.5. Uji Hipotesis

3.9.5.1. Uji Pengaruh Simultan Uji Statistik F

Untuk menganalisis apakah hipotesis diterima atau ditolak, maka dapat dilihat nilai F yakni pada nilai probabilitasnya. Uji statistik F menunjukkan apakah variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependennya. Kriteria pengambilan keputusannya, yaitu: a. Bila F hitung F tabel atau probabilitas nilai signifikan Sig ≤ 0,05, maka hipotesis tidak dapat ditolak, ini berarti bahwa secara simultan variabel independen memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. b. Bila F hitung F tabel atau probabilitas nilai signifikan Sig ≥ 0,05, maka hipotesis tidak diterima, ini berarti bahwa secara simultan variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

3.9.5.2. Uji Parameter IndividualParsial Uji Statistik T

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing- masing variabel independen secara individu dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji statistik nilai t dimaksudkan apabila peneliti bermaksud menganalisis secara parsial. Pada uji statistik t, nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel, dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Bila t hitung t tabel atau probabilitas tingkat signifikansi Sig 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak, variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. b. Bila t hitung t tabel atau probabilitas tingkat signifikansi Sig 0,05, maka Ha ditolak dan Ho diterima, variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 52 BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis tingkat sertifikat BI, inflasi, dan nilai kurs terhadap return saham LQ 45 dan dampaknya terhadap IHSG

2 35 106

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Kebijakan Dividen, Cash Holding, Ukuran Perusahaan dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Perusahaan LQ – 45 Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 - 2013

2 11 124

Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Lq 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015).

0 2 27

Pengaruh Laporan Arus Kas terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus pada Saham LQ-45 Periode 2012-2014).

0 0 22

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas terhadap Return Saham pada Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2014.

0 0 22

Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga Saham Terhadap Dividen (Study pada perusahaan LQ 45 di Bursa Efek indonesia).

0 0 1

BAB II KERANGKA TEORI - Analisis Pengaruh Struktur Modal Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan(Studi Pada Saham-Saham Lq 45 Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2014)

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Pengaruh Struktur Modal Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan(Studi Pada Saham-Saham Lq 45 Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2014)

0 0 9

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Pada Saham-saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2008- 2014)

0 0 9

PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN INDEKS LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA Skripsi

0 0 30