11 dipengaruhi saraf otonom. Pada saat temperatur badan menurun terjadi
vasokonstriksi, sedangkan pada saat temperatur badan meningkat terjadi vasodilatasi untuk meningkatkan pembuangan panas.
c. Persepsi sensoris
Kulit sebagai indra yang berperan penting terhadap rangsangan dari luar berupa tekanan, raba, suhu, dan nyeri melalui beberapa reseptor seperti
reseptor meissner, diskus merkell, korpuskulum golgi sebagai reseptor raba, korpuskulum paccini sebagai reseptor tekanan, korpuskulum ruffini
dan krauss sebagai reseptor suhu dan nervus end plate sebagai reseptor nyeri. Rangsangan dari luar diterima oleh reseptor-reseptor tersebut dan
diteruskan ke sistem saraf pusat dan selanjutnya diinterpretasi oleh korteks serebri.
d. Absorbsi
Beberapa bahan dapat diabsorbsi kulit masuk ke dalam tubuh melalui dua jalur yaitu melalui epidermis dan melalui kelenjar sebasea. Bahan yang
mudah larut dalam lemak lebih mudah diabsorbsi dibanding air dan bahan yang larut dalam air.
e. Fungsi lain
Kulit dapat menggambarkan status emosional seseorang dengan memerah, memucat maupun kontraksi otot penegak rambut.
2.3.3 Jenis-jenis kulit
Ditinjau dari sudut perawatan, kulit terdiri atas 3 jenis Wasiaatmadja, 1997:
a. Kulit normal
Kulit yang ideal, yang sehat, tidak mengkilap atau kusam, segar, dan
12 elastis dengan minyak dan kelembaban cukup.
b. Kulit berminyak
Kulit yang mempunyai kadar minyak permukaan kulit yang berlebihan sehingga tampak mengkilat, kotor, dan kusam. Jenis kulit ini memiliki pori
melebar sehingga kesannya kasar dan lengket. c.
Kulit kering Kulit yang mempunyai lemak permukaan kulit yang kurang atau sedikit
sehingga pada perabaan terasa kering, kasar karena banyak lapisan kulit yang retak, kaku atau tidak elastis dan mudah terihat kerutan.
2.3.4 Sistem pengaturan air di kulit
Permeabilitas kulit terhadap air sangat terbatas. Barrier yang mengatur keluarnya air dari kulit dan masuknya air ke dalam kulit tidak terletak langsung di
bawah permukaan kulit, tetapi ada di bawah lapisan stratum korneum yang diberi nama barrier Rein Tranggono dan Latifah, 2007.
Kandungan air pada jaringan di bawah stratum korneum sekitar 70-80, sedangkan kandungan air pada stratum korneum hanya sekitar 10. Lapisan
stratum korneum yang agak kering ini secara fisiologis penting untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur. Namun stratum korneum tidak boleh kering
karena dapat menyebabkan kurangnya elastisitas dan mudah sobek. Derajat kandungan air dalam stratum korneum tergantung pada suplai air dan kelembaban
udara sekitar Tranggono dan Latifah, 2007. Untuk fungsi fisiologisnya, kulit memerlukan lemak dan air, keduanya
berhubungan secara erat. Lapisan lemak di permukaan kulit dan bahan-bahan dalam stratum korneum yang bersifat higroskopis dan dapat menyerap air disebut
sebagai Natural Moisturizing Factor NMF. Kemampuan stratum korneum
13 untuk mengikat air sangat penting bagi fleksibilitas dan kelenturan kulit
Tranggono dan Latifah, 2007.
2.3.5 Patofisiologi kulit kering
Pada keadaan normal, air mengalir secara difusi dari dermis menuju ke epidermis melalui dua cara yaitu melalui stratum korneum dan ruang interseluler.
Oleh sebab itu secara normal air akan keluar dari tubuh melalui epidermis, keadaan tersebut dikenal dengan istilah trans epidermal water loss TEWL. Van
Scott dan Dieullangard, 1986. TEWL normal berkisar 0,1-0,4 mgcm
2
per jam. Proses difusi pasif terjadi karena terdapatnya perbedaan kandungan air dari stratum basalis 60-70,
stratum granulosum 40-60 dan stratum korneum kurang dari 15 sehingga air mengalir dari stratum basalis ke stratum korneum. Dengan demikian maka stratum
korneum merupakan barier hidrasi yang sangat penting dalam mempertahankan kelembaban kulit. Pada kulit yang sakit seperti pada psoriasis dan eksim terdapat
kelainan epidermis, barier kulit melemah sehingga kecepatan TEWL meningkat Van Scott dan Dieullangard, 1986. Pengukuran TEWL berguna dalam
mengidentifikasi kerusakan kulit yang disebabkan oleh bahan kimia tertentu, kerusakan fisik seperti pengelupasan kulit atau kondisi patofisiologis seperti
eksim karena laju peningkatan TEWL sebanding dengan tingkat kerusakan Barel, et al., 2009.
Seramid merupakan komponen utama lipid interseluler stratum korneum dan banyak mengandung asam linoleat. Ikatan antara seramid dan air akan
membentuk emulsi yang halus sehingga nampak halus dan lembut. Pada keadaan tertentu, cuaca bersuhu rendah dengan kelembaban relatif rendah, ikatan antara
seramid dan air tersebut akan mengkristal sehingga kulit menjadi kering kasar
14 dan kusam Van Scott dan Dieullangard, 1986.
2.4 Kosmetik