7 pandamarine, pandanamine Lopez dan Notato, 2005, flavonoid seperti rutin,
katekin, epikatekin, kaempferol, dan narigin Ghasemzadeh dan Jaafar, 2013, karetonoid, tokoferol, tokotrienol Lee, et al., 2004, tanin, saponin, steroid
terpenoid dan glikosida. Karakteristik aroma pandan berasal dari kandungan senyawa 2-asetil-1-pirona Kurniawati, 2010. Selain itu daun pandan wangi juga
memiliki glukosa dan fruktosa yang bersifat humektan yang dapat bersifat menarik air dari udara. Kandungan karbohidrat dalam daun pandan banyak
digunakan sebagai suplemen karbohidrat Faras, et al., 2013. Daun pandan wangi juga digunakan sebagai antioksidan dalam pangan Nor, et al., 2008.
2.2 Ekstraksi
2.2.1 Pengertian ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu cara menarik satu atau lebih zat dari bahan asal menggunakan suatu cairan penarik atau pelarut. Umumnya ekstraksi dikerjakan
untuk simplisia yang mengandung zat-zat yang berkhasiat atau zat-zat lain untuk keperluan tertentu. Simplisia yang digunakan umumnya sudah dikeringkan, tetapi
kadang simplisia segar juga dipergunakan. Simplisia dihaluskan lebih dahulu agar proses difusi zat-zat berkhasiatnya lebih cepat Syamsuni, 2006.
2.2.2 Tujuan ekstraksi
Tujuan ekstraksi dimaksudkan agar zat berkhasiat yang terdapat dalam simplisia masih berada dalam kadar yang tinggi sehingga memudahkan untuk
mengatur dosis zat berkhasiat karena dalam sediaan ekstrak dapat distandarisasikan kadar zat berkhasiatnya sedangkan kadar zat berkhasiat dalam
simplisia sukar diperoleh kadar yang sama Anief, 1999.
8
2.2.3 Metode ekstraksi
Menurut Depkes RI 1989 ada beberapa metode ekstraksi yaitu: 1.
Cara dingin a.
Maserasi Maserasi adalah proses penyarian simplisia dengan menggunakan pelarut
dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan kamar. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga
sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan di luar sel, maka larutan
yang terpekat didesak ke luar. Peristiwa tersebut berulang hingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
b. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Serbuk
simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut,
cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Untuk menentukan akhir perkolasi, dilakukan pemeriksaan zat
aktif secara kualitatif pada perkolat terakhir. Proses perkolasi terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya
penetesanpenampungan ekstrak, terus menerus sampai diperoleh ekstrak. 2.
Cara panas a.
Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan
9 dengan adanya pendingin balik. Keuntungan dari metode ini adalah
digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung. Kerugiannya adalah membutuhkan
volume total pelarut yang besar. b.
Digesti Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu umumnya pada temperatur 40-50ºC.
c. Infundasi
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98ºC selama waktu tertentu 15-20
menit. Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama ≥30
menit dan temperatur sampai titik didih air.
d. Sokletasi
Sokletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi oleh
pendingin balik dan turun menyari simplisia dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon. Keuntungan metode ini adalah
dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak, pelarut yang digunakan lebih sedikit dan pemanasannya dapat diatur.
2.3 Kulit