Krim pelembab Mekanisme bahan pelembab

15 Basis yang dapat dicuci dengan air adalah emulsi minyak dalam air, dan dikenal dengan sebagai krim. Basis vanishing cream termasuk golongan ini Lachman, et al., 1994. Basis krim vanishing cream disukai pada penggunaan sehari-hari pada penggunaan sehari-hari karena memiliki keuntungan yaitu memberikan, tidak berminyak serta memiliki kemampuan penyebaran yang baik. Humektan gliserin, propilen glikol, sorbitol sering ditambahkan pada vanishing cream untuk mengurangi penguapan air pada permukaan kulit Voight, 1995. Basis krim untuk tipe air dalam minyak juga mempunyai kelebihan dalam membersihkan kotoran yang larut dalam minyak dan tidak menyebabkan kulit kering dan kasar. Namun tipe ini mempunyai kekurangan yaitu lebih mahal, lebih lengket dan terasa panas menutupi pori-pori. Oleh karena itu krim ini kurang diminati dalam sediaan pelembab Wasiaatmadja, 1997.

2.4.3 Krim pelembab

Krim pelembab moisturizers termasuk kosmetik perawatan yang bertujuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh seperti udara kering, sinar matahari terik, umur lanjut, berbagai penyakit dalam tubuh yang mempercepat penguapan air sehingga kulit menjadi kering Wasiaatmadja, 1997. Cara mencegah penguapan air dari sel kulit Wasiaatmadja, 1997, adalah: 1. Menutupi permukaan kulit dengan minyak oklusif 2. Memberikan humektan yaitu zat yang mengikat air dari udara dan dalam kulit 3. Membentuk sawar terhadap kehilangan air dengan memberikan zat hidrofilik yang menyerap air 16 4. Memberikan tabir surya agar terhindar dari pengaruh sinar matahari yang dapat mengeringkan kulit Pelembab bekerja pada bagian kulit lapisan epidermis di stratum korneum. Bila air yang dikandung stratum korneum hilang, kulit akan menjadi kering dan bersisik. Meskipun lapisan film lipid bukan sebagai mantel penutup yang menolak air, tapi dapat membantu menahan air agar tetap tinggal dalam kulit Anief, 1997. Secara alamiah kulit telah berusaha untuk melindungi diri dari kekeringan dengan adanya tabir lemak di atas kulit yang diperoleh dari kelenjar lemak dan sedikit kelenjar keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang berfungsi sebagai sawar kulit. Namun dalam kondisi tertentu faktor perlindungan alamiah tersebut tidak mencukupi. Oleh karena itu, dibutuhkan perlindungan tambahan non alamiah yaitu dengan cara memberikan kosmetik pelembab kulit Wasiaatmadja, 1997.

2.4.4 Mekanisme bahan pelembab

Bahan pelembab memiliki 2 jenis mekanisme dalam melebabkan kulit: a. Bahan pelembab oklusif Tipe bahan pelembab ini adalah bahan berminyak yang melapisi stratum korneum sehingga mencegah penguapan air. Bahan pelembab oklusif yang paling banyak digunakan adalah petrolatum. Petrolatum dapat mencegah penguapan air dari stratum korneum sampai 99. Petrolatum memang efektif dalam penurunan penguapan air, namun estetikanya yang rendah menyebabkan adanya kebutuhan untuk komposisi pelembab oklusif lain. Bahan pelembab oklusif lainnya adalah skualen, lanolin, asam stearat, setil alkohol, karnauba, lesitin, kolesterol, propilen glikol dan minyak dari 17 mineral, tumbuhan atau minyak sintetis lainnya. Minyak mineral paling banyak digunakan selain petrolatum. b. Pelembab humektan Mekanisme lainnya dari pelembab adalah dengan menggunakan humektan. Humektan adalah bahan yang menyerap air. Dalam formulasi pelembab, humektan menarik air dari dermis ke epidermis yang terdehidrasi atau menarik air dari udara sehingga terjaga kelembaban kulit Alam, et al., 2009. Golongan humektan yaitu: golongan gula sukrosa, dekstrosa, maltosa, fruktosa dan golongan poliol glikol, sorbitol, gliserol, manitol Purnomo, 1995.

2.4.5 Syarat dari kosmetik pelembab