Aktivitas Belajar TINJAUAN PUSTAKA

guru maupun siswa dituntut berperan aktif, untuk itu guru harus menciptakan suasana yang dapat melibatkan siswa secara aktif. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku dan tindakan yang dialami oleh siswa itu sendiri. Dimyati dan Mudjiono 2002 menyatakan bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Belajar merupakan bagian dari aktivitas, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Aktivitas belajar harus dilakukan siswa sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar. Seiring dengan itu, Djamarah 2000 menyatakan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik. Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang didahului dengan perencanaan dan didasari untuk mencapai tujuan belajar, yaitu perubahan pengetahuan dan keterampilan yang ada pada diri siswa yang melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar yang dilakukan adalah kegiatan yang dapat mendukung pencapaian tujuan dalam proses pembelajaran. Seperti yang diungkapkan jar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah rangkaian kegiatan belajar siswa di sekolah baik yang dilakukan di dalam maupun di luar kelas. Di dalam aktivitas belajar itu sendiri terkandung tujuan yaitu ingin mengadakan perubahan diri baik tingkah laku, pengetahuan, keterampilan, maupun kedewasaan bagi pelajar. Paul B. Diedrich dalam Hamalik 2004 mengklasifikasikan aktivitas siswa dalam 8 kelas sebagai berikut 1. Visual Activities yang termasuk di dalamnya misal, membaca, memperhatikan, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain 2. Oral Activities seperti, menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3. Listening Activities meliputi, mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, pidato, musik. 4. Writing Activities meliputi, menulis karangan, laporan angket, menyalin. 5. Drawing Activities meliputi, menggambar, membuat peta, grafik, diagram. 6. Motor Activities meliputi, melakukan percobaan, membuat konstruksi, bemain, berkebun, beternak. 7. Mental Activities misalnya, menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalis, melihat hubungan, mengambil kesimpulan. 8. Emosional Activities seperti, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Aktivitas-aktivitas dalam belajar juga dapat dibedakan menjadi aktivitas yang relevan dengan pembelajaran on task dan aktivitas yang tidak relevan off task. Aktivitas yang relevan dengan pembelajaran on task, contohnya adalah bertanya kepada teman, bertanya kepada guru, mengemukakan pendapat, aktif memecah- kan masalah, berdiskusi dan bekerja sama. Aktivitas yang tidak relevan dengan pembelajaran off task, contohnya adalah tidak memperhatikan penjelasan guru, mengobrol dengan teman, dan keluar masuk kelas.

D. Keterampilan Generik Sains

Sains berasal dari natural science atau science saja yang sering disebut dengan Ilmu Pengetahuan Alam IPA yang meliputi Kimia, Bilogi, Fisika, Geologi, dan Astronomi. Belajar sains sarat akan kegiatan berfikir, sehingga pembelajaran sains perlu diubah modusnya agar dapat membekali setiap siswa dengan keterampilan berfikir dari mempelajari sains menjadi berfikir melalui sains. Dengan demikian, diharapkan siswa memiliki kemampuan berfikir dan bertindak berdasarkan pengetahuan sains yang dimilikinya atau lebih dikenal sebagai keterampilan generik sains. Pembelajaran dengan melatih keterampilan generik sains merupakan suatu pembelajaran yang mengajak siswa berfikir melalui sains dalam kehidupannya. Sunyono 2009 bahwa pada dasarnya cara berpikir dan berbuat dalam mempelajari berbagai konsep sains dan menyelesaikan masalah, serta belajar secara teoritis di kelas maupun dalam praktik adalah sama, karena itu ada kompetensi generik. Kompetensi generik adalah kompetensi yang digunakan secara umum dalam berbagai kerja ilmiah. Kompetensi generik diturunkan dari keterampilan proses dengan cara memadukan keterampilan itu dengan komponen- komponen alam yang dipelajari dalam sains. Jika memperhatikan kompetensi dasar dalam standar kompetensi dari BSNP Badan Standar Nasional Pendidikan tampak bahwa yang dimaksudkan dengan kompetensi dasar adalah kompetensi khusus yang berkaitan dengan sesuatu konsep. Kompetensi generik adalah kompetensi yang lebih luas daripada kompetensi dasar. Kompetensi generik merupakan kompetensi yang dapat digunakan untuk mempelajari berbagai konsep dan menyelesaikan berbagai masalah sains. Dalam satu kegiatan ilmiah, misalnya kegiatan memahami konsep, terdiri dari beberapa kompetensi generik. Kegiatan- kegiatan ilmiah yang berbeda dapat mengandung kompetensi-kompetensi generik yang sama. Menurut Brotosiswoyo 2001: Kemampuan generik sains dalam pembelajaran IPA dapat dikatagorikan menjadi 9 indikator yaitu 1 pengamatan langsung, 2 pengamatan tak langsung, 3 kesadaran tentang skala besaran, 4 bahasa simbolik, 5 kerangka logika taat asas, 6 inferensi logika, 7 hukum sebab akibat, 8 pemodelan matematika, 9 membangun konsep.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATERI REAKSI REDOKS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BAHASA SIMBOLIK DAN PENGUASAAN KONSEP

0 6 33

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATERI TERMOKIMIA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA NEGERI 1 GADINGREJO

0 34 31

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA

0 21 42

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI KOLOID UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 8 43

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA PADA SUB KONSEP EKOSISTEM PANTAI.

0 0 38

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF JIGSAW DAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP GETARAN-GELOMBANG DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF.

0 0 46

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP SISTEM GERAK TUMBUHAN.

0 2 34

MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP CAHAYA DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP.

0 1 44

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

0 0 7