yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang tua. -
Status perkawinan sangat penting dan menentukan, karena seseorang yang sudah menikah, pada usia berapapun dianggap dan diperlakukan sebagai
orang dewasa penuh. Karena itu definisi remaja dibatasi khusus bagi yang belum menikah.
Masa remaja disebut juga masa pubertas.Adapun ciri - ciri remaja secara fisik yaitu ciri kelamin primer pada remaja putera yang telah dapat menghasilkan cairan
sel sperma dan dada bertambah bidang.Sedangkan pada remaja puteri, menghasilkan sel telur dan mengalami menstruasi sebulan sekali dan pinggul melebar.Ciri sekunder
mulai tumbuh rambut - rambut baru pada tempat - tempat tertentu baik itu pada remaja putera maupun remaja puteri.Remaja putera lebih banyak bernafas dengan
perut, sedangkan remaja puteri dengan dada.Suara berubah dan parau. Pada ciri tersier, perubahan cara berjalan, mulai menghias, mulai percaya diri dan
perkembangannya mencapai kesempurnaan Depkes RI, 2006. Perubahan fisik yang telah lebih nyata dapat dilihat dari bertambahnya tinggi
badan dan berat badan serta kematangan serta kematangan seksual.Awal remaja, remaja puteri cenderung tinggi dibanding remaja putera. Begitu pula halnya dengan
berat badan, namun pada ahirnya remaja putera akan lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan remaja puteri. Perubahan hormonal seperti progesteron dan estrogen
turut berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan remaja Sarwono, 2000.
2.2. Pengetahuan Remaja Mengenai Air Minum
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
Universitas Sumatera Utara
pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang Notoatmodjo, 2012.
Pengetahuan dan pemahaman tentang kecukupan asupan air bagi tubuh sebenarnya harus ditingkatkan diberbagai kalangan masyarakat.Akan tetapi sungguh
disayangkan, ternyata banyak kalangan yang pengetahuan tentang air minum rendah.Terbukti pada penelitian yang dilakukan oleh Dekan Fakultas Ekologi
Manusia IPB, Hardinsyah beserta rekan pada tahun 2008. Dalam penelitian tersebut para peneliti menyimpulkan bahwa sebanyak 51,1 remaja mempunyai pengetahuan
yang rendah tentang air minum. Hanya 21,4 dari para remaja tersebut mengetahui empat kegunaan air minum bagi tubuh. Sementara penelitian yang dilakukan dari
kalangan masyarakat umum. Tidak hanya melibatkan remaja, sebanyak 43,2 orang yang mengetahui akibat dari kekurangan air minum. Yang mengetahui empat gejala
kekurangan air dalam tubuh hanya 44,2 Oktaviani, 2013. Studi yang dilakukan oleh Naya 2011, pada siswa SMA Triguna Ciputat,
mengenai tingkat pengetahuan siswa SMA tentang air minum menunjukkan bahwa ada 3,3 yang memiliki pengetahuan buruk, 91,3 siswa yang memiliki
pengetahuan sedang, dan hanya 4,4 memiliki pengetahuan baik. Penelitian oleh Oktaviyani 2012, di SMP Al Azhar 14 Semarang tentang
perbedaan konsumsi cairan dan status hidrasi remaja obesitas dan non obesitas menunjukkan skor pengetahuan yang baik tentang cairan pada non obesitas yaitu
77,4, sedangkan pada subjek obesitas 51,6.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian remaja mengalami masalah pemenuhan kebutuhan air minum.Ini menunjukkan masih kurangnya
pengetahuan remaja pada umumnya mengenai manfaat air minum dan air minum yang baik untuk kesehatan.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden Notoatmodjo, 2012.
2.3. Sikap Remaja Terhadap Air Minum