Pengukuran Tegangan Tinggi ALAT UKUR LISTRIK

548 Pembangkitan Tenaga Listrik Transformator tegangan berfungsi untuk menurunkan tegangan pada sisi tegangan tinggi primer menjadi tegangan rendah skunder, dengan menggunakan perbandingan belitan. Pada sisi tegangan tinggi jumlah belitannya lebih banyak jika dibandingkan jumlah belitan pada sisi skunder. Contoh transformator tegangan yang digunakan untuk mengukur tegangan ditunjukkan pada Gambar XIII.6. Jumlah perbandingan belitan primer dan skundernya adalah 60:1 Gambar XIII.6 Transformator Tegangan pada Line 69 kV Hubungan antara jumlah belitan primer dan skunder terhadap besarnya tegangan primer dan skunder pada transformator tegangan dirumuskan sebagai berikut: 2 1 2 1 E E N N 13-1 Keterangan N 1 adalah jumlan belitan primer N 2 adalah jumlan belitan skunder E 1 adalah jumlan tegangan primer E 2 adalah jumlan tegangan skunder Contoh transformator tegangan ditunjukkan pada Gambar XIII.7. Besarnya daya 7.000 VA, 80,5 kV, 5060 Hz dengan tingkat kepresisian 0,3 dan BIL 650 kV. Terminal primer berada pada bushing yang dihubungkan pada tegangan tinggi dan dihubungkan pada ground. Tegangan belitan skunder 115 V dengan tegangan pada masing-masing V Voltmeter AC 0-150 V Tegangan Line 69 kV Transformator tegangan Primer Skunder Alat Ukur Listrik 549 tap 4 V dengan tinggi 2565 mm, tinggi porselin bushing 1.880 mm dengan oli 250 L dan berat 740 kg. Gambar XIII.7 Contoh Aplikasi Transformator Tegangan pada Pengukuran Tegangan Tinggi Contoh bentuk voltmeter dengan range 9.000 V dan ampermeter dengan range 2. 500 A produksi General Electric ditunjukkan pada Gambar XIII.8 Gambar XIII.8 Contoh Bentuk Amperemeter dan Volmeter 550 Pembangkitan Tenaga Listrik

C. Pengukuran Daya Listrik

Dalam teori teknik tenaga listrik terurai untuk menentukan besarnya daya listrik yang dipakai dalam satuan Volt Amper VA dan yang lebih tinggi kVA kilo Volt Amper. Dapat pula dikatakan Watt dan kW kilo Watt jika faktor daya atau cos f diperhitungkan. Dalam uraian secara perhitungan, besarnya daya P adalah: P = E . I. Cos f watt, untuk daya arus bolak–balik satu phasa P= E . I. Cos f . 3 Watt untuk daya arus bolak–balik tiga phasa. Dalam praktiknya kita tinggal melihat hasil yang telah didata pada alat ukur. Di sini akan kelihatan berapa besar daya yang dipakai pada alat pemakai. Lihat skema gambar pengukur daya pada Gambar XIII.9. Gambar XIII.9 Kontruksi dasar Watt Meter Keterangan : L – medan lapan spool arus P – medan putar spool tegangan Gambar XIII.10 Pengukur Daya Watt-meter 1 phasa Alat Ukur Listrik 551 Gambar XIII.11 Pengukur Daya Watt-Meter 1 Phasa3 Phasa Gambar XIII.12 Skema Bagan Watt-Meter 1 Phasa Gambar XIII.13 Skema Bagan Watt-Meter 1 Phasa dan 3 Phasa A