4. Aspek-aspek harga diri
Menurut Frey dan Carlock 1987 harga diri memiliki dua aspek yang saling berhubungan. Aspek-aspek
tersebut, yaitu: a.
Merasa mampu, yaitu perasaan bahwa individu mampu mencapai tujuan yang diinginkannya. Menjadi mampu berarti individu memiliki keyakinan pikiran,
perasaan, dan prilaku yang sesuai dengan realita dirinya. Apabila individu mampu atau berhasil dalam tujuannya maka harga dirinya meningkat.
b. Merasa berguna, yaitu perasaan individu bahwa ia berguna untuk hidup.
Merasa berguna berarti menguatkan diri dan menghormati dirinya sendiri. Individu yang memandang dirinya tidak layak akan menurunkan harga
dirinya.
5. Pembentukan harga diri
Seorang bayi tidak dilahirkan dengan harga diri. Perlahan-lahan melalui interaksinya dengan orangtua, orang lain yang mempunyai makna bagi anak,
teman-teman sebayanya anak membentuk penilaian mengenai dirinya Frey Carlock, 1987. Hal ini sejalan dengan pandangan Coopersmith 1967 yang
mengemukakan bahwa yang sangat besar peranannya dalam pembentukan harga diri seorang anak adalah orang-orang disekitar anak tersebut significant other
seperti orangtua, teman sebaya dan lainnya. Ketika anak masih kecil orangtua merupakan orang yang paling berarti bagi anak karena interaksi lebih sering
terjadi dengan orangtua. Interaksi antara orangtua dan anak pada masa kecil membentuk harga diri seorang anak.
Universitas Sumatera Utara
Perkembangan harga diri ini dimulai sejak bayi melalui interaksi dengan orangtuanya. Perasaan mampu, dan perasaan berguna atau berarti pada anak
diperoleh melalui perhatian dan kasih sayang yang dirasakan anak pada awal kehidupannya. Seperti pada saat ia lapar dan ibunya memberi makan, saat ia
menangis ayah atau ibu mendekapnya dan sebagainya. Melalui pengalaman- pengalaman ini berkembanglah perasaan bahwa ia berarti bagi orangtuanya.
Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, dasar dari perasaan mampu dan berguna semakin meluas, berkenaan dengan orang-orang lain selain
keluarganya. Anak juga harus belajar bahwa ia merupakan bagian dari kelompoknya, ia juga mulai belajar peran jenis kelaminnya. Semakin besar anak,
anak mulai lebih sering berinteraksi dengan teman sebayanya, dari sini ia juga belajar kemampuannya tidak lagi hanya dinilai oleh keluarganya tetapi juga oleh
teman bermainnya. Lingkungan sosialnya teman-teman sebaya dilingkungannya merupakan orang yang dapat membentuk harga diri seorang anak Horrocks,
1976. Ketika anak berusia 7-8 tahun, anak mulai dapat membangun pandangan
menyeluruh mengenai perasaan mereka terhadap diri sendiri dan telah dapat membedakan macam-macam harga diri seperti kompetensi akademik, fisik, dan
sosial. Menjelang usia 9-10 tahun anak benar-benar memiliki pengertian yang jelas mengenai nilai diri mereka dan kompetensi dalam bidang yang berbeda.
Menjelang usia 10-12 tahun anak mulai memiliki konsep diri dan perasaaan mengenai dirinya yang relatif stabil, dan akan menetap pada usia 13 tahun
Mussen, 1985.
Universitas Sumatera Utara
Konsep diri adalah kerangka kognitif yang mengorganisir bagaimana kita mengetahui diri kita dan bagaimana kita memproses informasi-informasi yang
relevan dengan diri. Salah satu komponen yang lebih spesifik dari konsep diri adalah harga diri yang melibatkan unsur evaluasi atau penilaian diri Baron
Byrne, 1994. Carl Rogers dalam Frey dan Carlock,1987 menjelaskan bahwa konsep diri menyangkut persepsi diri yang menunjuk pada cara seseorang melihat
dirinya, menilai dirinya, sedangkan harga diri mengacu pada apa yang kita rasakan tentang diri kita, merupakan penilaiaan keberhargaan yang diberikan
seseorang terhadap dirinya sendiri. Harga diri tampak jelas dari kesuksesan atau kegagalan menginternalisasikan
nilai dan sikap Berns, 2004. Singkatnya menurut Mead dalam Berns, 2004 seseorang yang telah dibesarkan dengan berfokus pada pujian atau penerimaan
akan memiliki harga diri yang tinggi, sebaliknya seseorang yang ditolak dan dikritik akan memiliki harga diri yang rendah.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa harga diri terbentuk melalui perlakuan-perlakuan yang diterima individu dari lingkungannya yang
diperoleh melalui penghargaan, penerimaan dan interaksi individu dengan lingkungannya.
Universitas Sumatera Utara
B. Peran Ayah 1. Definisi peran ayah