Agama atau kepercayaan akan mengatur masyarakat dalam memilih jenis makanan yang boleh dan tidak boleh untuk dimakan. Aturan tentang makanan
yang tidak dapat dimakan, diteladani seseorang berdasarkan aturan tingkah laku sosial. Mereka hanya memahami secara struktural, tidak dengan mengikuti
implikasi sebab dan akibat dari aturan-aturan yang jelas. Misalnya larangan makan daging sapi bagi orang Hindu. Pada orang yang beragama Hindu, sapi
tidak mereka konsumsi karena menurut kepercayaan mereka sapi itu adalah binatang suci. Berdasarkan hal tersebut, agama atau kepercayaan tentu akan
mempengaruhi seseorang dalam memenuhi kebutuhan gizinya Meiyenti, 2006 dikutip dari Siregar, 2007.
Menurut Fatimah 2006 perilaku seseorang dalam memilih makanan sangatlah subjektif. Hal ini dapat dimengerti karena pemilihan dipengaruhi oleh
latar belakang hidup seseorang. Pada umumnya ada tiga pengaruh seseorang dalam memilih makanan, yaitu: 1 lingkungan keluarga, tempat seseorang hidup
dan dibesarkan, 2 lingkungan di luar sistem sosial keluarga yang mempengaruhi langsung kepada dirinya maupun keluarganya, 3 dorongan yang berasal dalam
diri atau disebut faktor internal.
3.5. Kesehatan
Menurut pernyataan dari Organisasi Kesehatan Dunia WHO, kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara lengkap dan
bukan hanya sekedar tidak mengidap penyakit atau kelemahan. Kesehatan seseorang berpengaruh besar terhadap kebiasaan makan dan pemenuhan
kebutuhan akan zat-zat gizi. Sariawan atau gigi yang sakit seringkali membuat
Universitas Sumatera Utara
individu memilih makanan yang lembut. Tidak jarang orang yang kesulitan menelan, memilih menahan lapar daripada makan Prohealth, 2009.
Dalam keadaan kekurangan makanan, makan yang terlalu berlebihan dan gizi yang tidak seimbang adalah merupakan perwujudan yang sangat menonjol
mengenai penyimpangan dalam hal gizi yang secara langsung dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan seseorang. Seseorang perlu memperhatikan pola
makannya, agar dalam hal makan dapat dilakukan secara secukupnya sehingga dapat hidup dengan kondisi kehidupan yang sehat Arisbambang, 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dari penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi pada mahasiswi
yang tinggal mandiri, mengidentifikasi pemenuhan kebutuhan gizi mahasiswi yang tinggal mandiri dan menentukan faktor mana yang paling dominan
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan gizi pada mahasiswi yang tinggal mandiri. Banyak faktor yang mempengaruhi mahasiswi yang tinggal mandiri dalam
memenuhi kebutuhan gizinya, antara lain yaitu: 1 status sosial ekonomi, yang menggambarkan kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok manusia yang
ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi keluarga, pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi, 2 personal
preference, sikap seseorang dalam pemenuhan kebutuhan gizi yang didasarkan atas kebiasaan makan makanan yang disukai dan tidak disukai, 3 pengetahuan,
merupakan hasil dari “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, 4 kebiasaan makan, merupakan
tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan, 5 kesehatan, keadaan sehat fisik,
psikis dan kesejahteraan sosial secara lengkap dan bukan hanya sekedar tidak mengidap penyakit atau kelemahan.
Universitas Sumatera Utara