Biasanya shot terkait dengan pengambilan kamera. Seperti Close up CU, Point of view POV dan Middle Shot MS.
e. Camera Angle
Sudut kamera, biasanya selalu menciptakan makna-makna yang signifikan dengan kondisi atau situasi objek. Seperti sudut kamera POV high angle shot yang
mencerminkan superioritas atau kekuasaan.
f. Camera Movement
Pergerakan kamera merupakan suatu bentuk penciptaan makna yang dinamis. Perpindahan dari zoom out ke zoom in misalnya, memiliki nilai dan dinamika
makna sendiri.
g. Lighting
Pencahayaan merupakan salah satu aspek penting dalam film. pencahayaan dapat menimbulkan suasana dan mood yang menegaskan makna. Kegelapan di hutan
misalnya menciptakan makna ketakutan dan kengerian.
h. Dieges And Sound
Dieges atau diagenic sound di dalam film merupakan „dunia film‟. Dia merupakan
bagian dari setiap aksi yang di jalankan aktor. Misalnya suara musik yang mengiringi jalannya aktor dan lainnya.
i. Visual Effects SFX
SFX merupakan gambar generasi komputer CGI yang mana tujuannya untuk menciptakan sebuah realitas dan makna melalui efek-efek gambar dan suara.
j. Genre
Genre adalah ragam dari naratif yang sedang dibicarakan di dalam film.
k. Iconography
Ikonografi merupakan aspek penting dari genre. Hal inilah yang menjadi simbol- simbol pendukung genre. Seperti padang pasir yang mendukung karakter koboi.
l. The Star System
Bintang-bintang film tertentu bisa menjadi bagian penting dalam ikonografi dan menjadi penegas makna. Bisa menjadi penegas karakter dan aksi.
m. Realism
Media dapat menyuguhkan tingkat realitas yang sangat tinggi, sehingga sesuatu terkesan benar-benar nyata. Dengan layar yang jernih, jelas, sound yang kuat, dan
ruang yang sengaja dibuat gelap, pemirsa dapat merasakan atmosfer realitas yang tinggi.
Demikianlah kompleksitas di dalam semiotika film. komponen tersebutlah yang dijadikan acuan untuk mengkaji lebih dalam terkait sistem tanda
di dalam film. film merupakan salah satu komunikasi massa yang memiliki makna sendiri bagi penontonnya.
C. Konsep Taubat
1. Pengertian Taubat
Taubat berarti kembali kepada Allah. Proses kembali itu tidak sah dan tidak sempurna kecuali dengan mengenal Allah dengan cara mengenali bermacam
nama serta beragam sifat-Nya. Pengaruh nama dalam diri kita juga penting diperhatikan. Proses kembali itu tidak sah tanpa mengetahui bahwa jika kita lari
dari Allah, kita akan disandera musuh kita. Untuk bisa bertobat, kita pun harus yakin bahwa kita tidak akan terjerumus ke dalam cengkeraman musuh kita kecuali
disebabkan ketidaktahuan akan Tuhan serta keberanian kepada-Nya.
37
Taubat
37
Dede Permana M.A, Tuhan Ingin Aku Kembali, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, H. 80-81