Tabulasi Analisis Elemen Adegan

01:28:09 01:28:13 01:29:39 01:30:06 01:31:05 01:31:09 01:31:42 01:33:07 01:33:26 01:35:39 01:36:01 01:41:29 01:45:59 01:46:08 01:47:53 01:49:33 01:49:37

1. Analisis Narasi dan Simbolik Antara Adegan Utama dan Pendukung

Pada Tabel 9.3. Pada tabel di atas menunjukkan adegan-adegan yang berhubungan dengan narasi satu sama lain. Berikut akan peneliti analisis sesuai dengan kebutuhan analisis film dari Christian Metz. Dalam adegan yang terdiri dari rangkaian gambar tersebut, Anggy Umbara sebagai sutradara film ini mencoba membahasakan sebuah nilai-nilai penting terkait dengan perjalanan menuju taubat. Pada adegan yang pertama pada kolom ke-1, menunjukkan sebuah suasana musholla di desa, musholla yang kecil, namun damai. Tampak Rio yang menanyakan mengapa salat harus dilaksanakan dan sosok 1865 tampak memberikan pemahaman dengan memberi makna tiap gerakan yang pada salat. Gambar ini diambil dengan jarak kamera long shot. Sutradara ingin menampilkan suasana dan pemandangan yang ada pada saat itu. Pada scene yang kedua, kita dapat melihat adegan ketika Willy sedang dipukuli oleh salah satu anggota geng motor dengan disaksikan oleh para anggota geng motor lainnya. Adegan ini dapat dilihat pada durasi 01:24:01. Willy terlihat sebagai sosok yang sangat lemah saat itu karena tidak mampu melawan. Jarak kamera yang digunakan adalah long shot dengan sedikit tambahan visual berupa tulisan di frame tersebut. Pada baris 2 kolom ke-2, adegan memperlihatkan Willy melihat tubuhnya sendiri sedang tergeletak tak berdaya sesudah dipukuli. Willy merasa sudah meninggal saat itu. Adegan ini terdapat pada durasi 01:26:31. Dia mengenang saat- saat masa kecilnya rajin mengaji bersama Rakha dan Rio dan semua kenang- kenangan baik mengenai dia dan orang-orang disekitarnya muncul saat itu. Jarak kamera yang digunakan adalah long shot. Adegan selanjutnya, Rakha mencoba untuk tidur sambil menunggu dijemput oleh sepupunya. Ia tertidur di pinggiran gedung sate. Ia terlihat sangat lusuh karena bajunya yang kotor dan mukanya yang babak belur habis dipukul preman stasiun. Jarak kamera yang digunakan dalam adegan ini adalah long shot. Adegan scene yang selanjutnya, sang sutradara menampilkan Rio yang sedang tiduran merenungi percakapannya dengan sosok 1865 mengenai shalat. Sambil melihat buah tomat yang diberikan oleh sosok 1865. Sang sutradara menyimbolkan buah tomat sebagai arti dari taubat tamat tomat. Adegan ini terdapat pada durasi 01:28:13. Jarak kamera yang digunakan adalah medium long shot. Pada adegan pendukung yang ke 5, sang sutradara menampilkan Rakha, Willy dan Rio bertemu pada satu mimpi. Mereka berada disebuah jalanan. Tiba-tiba ada kertas yang terjatuh dan kertas itu ternyata sebuah angka-angka yang menghitung