Adegan 2 Perjalanan masing-masing Pengantar Adegan yang Diteliti
Cake. Lalu dia bertemu dengan seorang gadis bernama Mawar yang ditemuinya di toko brownies Mama Cake. Mereka dipaksa foto bersama untuk kenang-kenangan
toko tersebut. Rakha dan Mawar bertemu kembali di stasiun Bandung karena sama-sama
akan pulang ke Jakarta. Di sanalah mereka resmi berkenalan yang dilanjutkan dengan Mawar menemani Rakha makan siang di sebuah restoran burger di stasiun. Mereka
awalnya sedikit canggung karena baru pertama kali bertemu. Saat makan siang di restoran burger mereka saling diam, dan tiba-tiba Mawar tertawa karena dia merasa
mereka berdua tampak lucu ketika masing-masing sibuk berfikir obrolan apa yang pas untuk dibicarakan. Setelah itu suasana menjadi cair. Mereka asik bercerita, Rakha
bercerita mengenai masalah dia selama ini. Rakha yang menjadi mahasiswa abadi karena tidak menyukai jurusan yang dia ambil merupakan paksaan dari ayahnya,
mmenurut Rakha dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk hidupnya. Namun menurut Mawar, Rakha bisa menjadi apa yang dia mau. Karena Rakha tau apa yang
dia sukai dan apa yang tidak dia sukai dalam hidup. Karena terlalu asyik berbincang- bincang, ketika mereka berpisah karena berbeda gerbong Rakha baru menyadari
kalau brownies Mama Cake-nya tertinggal di restoran. Ketika Rakha kembali kesana ternyata browniesnya sudah tidak ada.
Dengan kesal Rakha kembali lagi menuju toko kue Mama Cake. Ini untuk ketiga kalinya dia kembali dalam waktu sehari. Setelah brownies Mama Cake sudah
ditangan, Rakha hendak pulang ke Jakarta menggunakan kereta api. Namun ternyata jadwal untuk kereta menuju Jakarta sudah habis. Rakha sangat kecewa. Dia
disarankan oleh petugas tiket kereta api untuk naik travel, sebelum memesan travel Rakha ingin buang air kecil. Karena toilet stasiun antreanya sangat panjang, Rakha
memutuskan untuk buang air kecil sembarangan di tembok dekat rel kereta api. Ternyata Rakha sudah menjadi incaran kawanan preman sejak dari stasiun.
Ketika Rakha sedang buang air kecil para preman itu menyergap Rakha dari belakang dan mengambil dompet Rakha serta brownies Mama Cake. Rakha spontan melawan
dan para preman itu melarikan diri. Rakha langsung mengejar para preman itu dan sampailah dia di basecamp para preman stasiun itu. Rakha dengan sok gagah berani
meminta para preman itu untuk mengembalikan barang-barang miliknya. Para preman tentu saja tidak mengembalikan barang-barang milik Rakha, Rakha malah
dikeroyok oleh para preman. Bahkan sepatu Rakha pun juga ikut diambil. Akhirnya dengan babak belur dan tanpa alas kaki Rakha berjalan menyusuri
kota Bandung. Sampai akhirnya ia menemukan warung telepon wartel. Rakha memasuki wartel itu dengan ragu karena dia tidak memiliki uang sepeserpun untuk
membayar biaya telepon. Akhirnya dengan mengumpulkan keberanian Rakha mengatakan hal yang sebenarnya kepada penjaga wartel bahwa dia baru saja
dirampok dan ingin menelpon ayahnya untuk meminta jemput. Setelah mengira Rakha pengemis dan memberikan Rakha uang seribu rupiah dan Rakha menolaknya
dan bilang bahwa ia bukan pengemis akhirnya Rakha diijinkan untuk menggunakan telepon.
Rakha lalu menelepon ayahnya menceritakan kejadian yang dialaminya dan seperti biasa, ayahnya marah dan mengomeli Rakha panjang lebar sampai Rakha
tidak sadar bahwa biaya telepon mencapai tiga ratus ribu rupiah. Langsung saja Rakha meminta ayahnya untuk mengutus orang untuk menjemputnya. Ayah Rakha
akhirnya mengutus Tommy, saudara sepupu Rakha yang menurut ayahnya Rakha anak yang baik dan rajin. Rakha disuruh untuk menunggu Tommy di gedung sate.
Setelah menutup teleponnya Rakha kembali ke meja penjaga wartel dan ternyata penjaga wartelnya sudah berbeda. Rakha mengucapkan terima kasih kepada penjaga
wartel tersebut, namun karena penjaga wartelnya berbeda dia tidak terima hanya ucapan terima kasih. Ia ingin Rakha membayar tarif telepon yang sudah ia pakai.
Rakha berusaha menjelaskan apa yang sudah terjadi dengannya bahwa ia dirampok oleh sekelompok preman di stasiun Bandung. Namun penjaga wartel tidak
percaya dan memaksa Rakha untuk membayar tarif teleponnya. Ketika Rakha sibuk merogoh-rogoh isi kantongnya untuk mencari uang, secara tiba-tiba penjaga wartel
itu mengajak Rakha untuk melalui jalan damai. Rakha dengan senang menyetujuinya. Penjaga wartel itu mengajak Rakha ke atas bangunan wartel tersebut. Tanpa disangka
sebelumnya ternyata penjaga wartel tersebut adalah penyuka sesame jenis gay. Ternyata Rakha hendak disodomi, dengan penuh tenaga Rakha melakukan
perlawanan dan berusaha melarikan diri dari tempat tersebut melalui jendela. Karena murka penjaga wartel tersebut meneriaki Rakha maling. Hal itu membuat Rakha
dikejar oleh warga kampong tersebut. Rakha berlari sekuat tenaga sampai akhirnya sebuah tomat menampar wajahnya dan ketika Rakha menoleh, ada mobil bak sayur.
Rakha pun bersembunyi disana, dan tidak lama mobil sayur tersebut berjalan dan Rakha turun ketika berada tepat di gedung sate.
Sementara itu, sehabis Rakha memukul Willy karena emosi Willy pun pisah jalan dengan Rio. Karena Rio tidak mau bersama-sama dengan orang yang
menurutnya memiliki banyak penyakit hatinya seperti sombong, dengki dan lainnya. Oleh karena itu, willy yang memiliki sifat playboy berjalan menuju ITB. Dia
menelpon gadis yang baru dikenalnya sehabis mereka ke toko kue Mama Cake untuk memberi tahu bahwa Willy ingin bertemu. Si gadis tersebut mengangkat telepon
Willy dan ketika tau Willy jalan kaki tidak menggunakan mobil, gadis itu langsung berubah sikapnya dan menutup teleponnya. Saat Willy sudah sampai di ITB ternyata
si gadis sudah pergi dengan pria lain menggunakan mobil mewah. Willy menjadi kesal. Dia tidak jadi bertemu dengan gadis cantik itu. Dan dia tidak tahu lagi apa yang
harus dilakukannya di kota Bandung seorang diri. Dia terus menyusuri jalanan di kota Bandung. Sampai waktu sudah malam
hari Willy berhenti di sebuah café untuk istirahat sejenak. Tiba-tiba dia melihat pasangan kekasih sedang bertengkar hebat. Si perempuan berlari mengejar sang pria
sambil terus memaki dan bertanya, sementara sang pria hanya diam tanpa menjawab dan berbicara sedikitpun sambil terus berjalan menuju motornya lalu pergi begitu
saja. Perempuan itu menuju mobilnya dengan kesal dan menggerutu. Mobil perempuan itu berada tepat di samping Willy. Willy menawarkan rokok kepada
perempuan itu yang ternyata adalah surfer night. Akhirnya Willy mencairkan suasana dengan bertanya dimana tempat paling indah yang ada di Bandung. Sang perempuan
tiba-tiba langsung masuk ke dalam mobil dan menyalakan gas, lalu mengajak Willy ikut bersamanya dan menunjukkan tempat yang Willy inginkan. Nayla mengajak
Willy menuju sebuah bukit. Di bukit tersebut Willy bisa melihat seluruh kota Bandung di malam hari dihiasi cahaya lampu yang cantik. Willy tidak tahu bahwa
Nayla mengirimkan sms kepada kekasihnya bahwa dia sedang berada ditempat biasa mereka bertemu dengan pria lain. Membaca sms tersebut tentu saja kekasih Nayla
marah besar. Dengan mengajak geng motornya, kekasih Nayla menuju bukit itu. Willy
yang kaget karena tiba-tiba ada sekelompok geng motor, dia langsung pamit pulang kepada Nayla. Namun dicegah oleh ketua geng motor tersebut. Kekasih Nayla yang
marah langsung memukul Willy dengan brutal. Sedangkan anggota yang lain hanya melihat dan tertawa tanpa mencoba melerai sedikitpun. Nayla juga hanya diam.
Sampai tiba-tiba ada bunyi sirine polisi dan ketua geng motor tersebut memberikan instruksi kepada kekasih Nayla untuk segera pergi karena takut ketahuan. Padahal
ternyata bunyi sirine itu berasal dari sebuah ambulans yang dipakai seorang sopir ambulans dan suster untuk berpacaran. Sirine tidak sengaja berbunyi karena ternyata
ada sebuah tomat yang mengganjal di klakson. Willy pun terselamatkan. Rio yang kelihatan paling bahagia diantara kedua temannya, seperti tidak
sedang memiliki beban. Dia tidak memikirkan pertengkaran dengan kedua temannya itu. Dia hanya memikirkan kebebasannya di alam luas. Bermain-main dengan
binatang-binatang seperti sapi, kambing dan lain-lain. Berjalan tanpa alas kaki di pematangan sawah. Secara tidak disengaja Rio kembali bertemu dengan sosok pria
misterius yang selalu menggunakan jaket jeans yang di belakangnya bertuliskan 1865. Sosok 1865 itu mengajak Rio untuk menyatu dengan air. Karena Rio penasaran
bagaimana caranya menyatu dengan air, akhirnya mereka pergi ke sebuah musholla kecil di dekat sawah, ternyata yang dimaksud sosok 1865 dengan menyatu dengan air
adalah berwudhu. Dengan sombongnya Rio menunjukkan cara ia berwudhu, dengan gerakan yang asal yang penting basah. Sosok 1865 yang melihat itu hanya tertawa
kecil. Kemudian dia mulai berwudhu. Rio memperhatikan cara pria itu berwudhu, sangat dihayati dan tenang tidak seperti Rio yang wudhunya asal kena air dan
terkesan terburu-buru. Setelah selesai berwudhu pria itu mengajak Rio untuk sholat namun Rio menolaknya dan menunggu di luar musholla.
Sosok 1865 : Yuk Katanya mau menyatu sama air..
Rio : Maksud lo wudhu? Yah wudhu mah gue bisa..
Sosok 1865 : Kalo wudhunya kaya gitu sih kucing juga bisa
yo.. Rio
: Lah terus? Sosok 1865
: Bismillah.. selesai wudhu. Yuk Rio
: Lo aja deh. Gue tunggu luar yah..
6
Sosok 1865 sangat penasaran mengapa Rio enggan melakukan ibadah shalat
bersama-sama, kenapa Rio lebih memilih menunggu di luar daripada shalat. Sedangkan Rio bingung mengapa umat muslim harus melakukan shalat dan mengapa
shalat harus mempunyai gerakan-gerakan khusus. Berikut percakapannya: Sosok 1865
: Yo, lo ko ga solat? Rio
: Agama gue kan agama cinta jadi gak perlu solat2 kaya gitu. Oh oke. Gue mau nanya deh
dari dulu gue gak pernah ngerti. Kenapa sih orang solat mesti jungkir balik kaya gitu? Trus
lo kenapa solat?
Sosok 1865 : Logikanya sih di agama gue orang yang paling
deket sama Tuhan ngelakuin solat. Nah gue sbg
6
Percakapan dapat dilihat pada durasi 01:07:42
pengikutnya ya gue ngelakuin solat. Gini yah, nih supaya lo bisa tambah ngerti. Itu unsur api
yo. Sifat dari api yang menjulang vertikal, tegas, tegap berani menghadapi hidup. Nah kalo ini
nih sekarang horizontal, unsur angin, angan imajinasi, lo banget tuh yo. Gak keliatan tapi
bisa dirasain. Bisa bikin kita terbang malah bisa bikin satu kota berterbangan berhamburan krn
emang dahsyat kekuatannya. Nah kalo ini unsur air yo.. adegan sujud selalu mencari tempat
yang rendah. Menjaga lo dari sifat tinggi hati. Low profile. Flexible sama wadah apapun. Kalo
skr nih unsur gunung. Kokoh kuat tak tergoyahkan
menjaga bumi
supaya gak
goncang. Api angin air dan gunung bersatu degan alam. iyah. Ini cara terbaik gue buat bisa
menyatu sama alam. Dengan ngelakuin gerakan solat kaya gitu.
Rio : 4 unsur terpenting dalam hidup. Gue tau yang
kelimanya. Cinta. Sosok 1865
: Bener bgt lo. Liat nih sebentar lg, ini yang namanya cinta. Mengibarkan rahmat ke alam
semesta. Salam. Assalam wr.wb.2x
Rio : Kenapa cinta?
Sosok 1865 : Tp gak cuma berhenti disitu yo, masih ada.
Apa? Yg lebih kuat dari cinta, lebih tinggi, lebih lembut dan lebih hakiki dari yang namanya
cinta
Rio : Lebih tinggi dari cinta?
Sosok 1865 : Ikhlas. Ikhlas. Kalo gak ada ikhlas itu semua
elemen yang tadi tuh gak ada artinya yo.
7
Percakapan di atas memperlihatkan bahwa Rio menganggap agamanya adalah agama cinta. Dia mencintai seisi alam semesta, namun dia lupa mencintai sang
pemilik dan pencipta alam semesta yaitu Allah SWT. Rio sesungguhnya beragama Islam. Sosok 1865 memberikan pemahaman kepada Rio salah satu cara untuk
7
Percakapan dapat dilihat pada durasi 01:13:57
menjadi lebih dekat dengan Allah SWT dan salah satu cara dia untuk lebih menyatu dengan alam adalah dengan melakukan shalat dan dalam setiap gerakan shalat tidak
sembarangan hanya gerakan semata tapi memiliki arti dan makna khusus. Perintah Allah agar umatnya melakukan shalat sebenarnya banyak tercantum dalam beberapa
ayat Al- qur’an, salah satunya ayat Al-Baqarah ayat 43:
“Dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah bersama orang yang rukuk
.” Al-Baqarah:43
8
Setelah selesai membahas shalat, sosok 1865 pamit untuk melanjutkan perjalanannya. Sebelum pulang, ia memberikan Rio buah tomat yang katanya adalah
pilihan yang tepat untuk menjadi vegetarian.
Table 3.3 Scene Perjalanan setelah bertengkar dan menuju Taubat
8
Al-Baqarah ayat 43
Scene Cut of Shot
Cast Interpretasi
Simbolik 1
Pria misterius
dan Rio Menampilkan
bahwa Rio
sangat memperhatikan
cara pria
misterius tersebut
saat melakukan
wudhu.
2 Rakha,
Mawar dan pelayan toko
Menampilkan bahwa
saat Rakha
dan Mawar pertama
kali bertemu
dan diminta
untuk foto
bersama.
3 Willy
dan Nayla
Menampilkan bahwa
Willy mengajak
Nayla berkenalan
dengan
cara berbagi rokok
dan api.
4 Pria
1865, Rio
dan seorang pria
sedang melalukan
shalat Menampilkan
bahwa pria
1865 sedang
menjelaskan gerakan shalat
kepada Rio.
5 Rakha
dan penjaga
wartel menampilkan
bahwa Rakha
melakukan perlawanan
ketika hendak disodomi
6
Willy dan
sekumpulan pemuda
geng motor Menampilkan
bahwa Willy
sedang dikeroyok oleh
salah satu
anggota geng
motor
Tabel 4.3 Ikon, Indeks dan Simbol dalam Adegan Perjalanan Rakha, Willy dan Rio setelah
bertengkar dan menuju taubat Ikon
Ikon dalam adegan ini adalah kota Bandung yang banyak terpengaruh oleh ideologi-ideologi barat. Banyak terjadi free sex
disana dan juga pencinta sesama jenis.
Indeks Indeks dalam adegan ini antara lain Willy dipukuli oleh salah satu
anggota geng motor di kota bandung karena jalan dengan salah satu pacar dari anggota geng motor tersebut.
Simbol Simbol yang terdapat pada adegan ini adalah pada sikap salah satu
geng motor dalam menyelesaikan masalah. Dengan langsung menghukum secara sepihak dan langsung memukuli Willy begitu
saja dan tidak sendirian namun ditemani anggota geng motor yang lainnya.
Unsur sinematografi dalam adegan 2 ini akan dijelaskan secara teknis, dimulai dari yang pertama. Pada potongan adegan yang pertama terlihat Rio sedang
memperhatikan sosok 1865 yang sedang melakukan wudhu di sebuah musholla kecil di sebuah desa. Adegan ini divisualisasikan dengan jarak kamera medium shot. Sang
sutradara ingin mengintrepretasikan gerakan dan ekspresi subjek. Sosok 1865 sangat sungguh-sungguh dan serius ketika mengambil air wudhu dan Rio menunjukkan
reaksi muka binggung dan kaget. Pada potongan shot berikutnya, Rakha sedang dipaksa oleh pelayan toko kue
brownies Mama Cake untuk berfoto bersama dengan seorang gadis yang tidak dikenalnya sama sekali dan baru bertemu saat itu yang ternyata bernama Mawar.
Karena foto mereka akan dipajang ditembok toko tersebut. Adegan ini divisualisasikan dengan jarak kamera long shot. Sang sutradara memperlihatkan latar
belakang tempat dan situasi dari shot tersebut. Pada gambar yang ketiga, jarak kamera yang diambil adalah medium shot.
Dengan tokohnya adalah Willy dan Nayla, sang sutradara ingin memvisualisasikan cara Willy berkenalan dengan seorang gadis yaitu dengan memberikan nayla rokok
dan api untuk menyalakan rokok tersebut. Lalu pada shot selanjutnya, dua adegan atau gambar dijadikan dalam satu
frame. Yang pertama adalah shot orang yang sedang sholat di musholla dengan posisi tegap dengan jarak kamera long shot untuk memperlihatkan orang tersebut sedang
melakukan ibadah sholat di musholla tempat Rio dan sosok 1865 berada. Dan gambar yang kedua memvisualisasikan Sosok 1865 sedang memberikan pemahaman
mengenai gerakan-gerakan sholat, bahwa setiap gerakan sholat memiliki arti dan makna tersendiri. Jarak kamera yang digunakan adalah medium shot.
Pada shot yang kelima memvisualisasikan perlawanan Rakha saat akan disodomi oleh pemilik wartel. Rakha tidak memiliki uang sepeserpun untuk
membayar tarif telepon karena habis dirampok dan si pemilik wartel yang tampak dari luar sangat sangar menawarkan jalan damai kepada Rakha yang ternyata adalah
sodomi. Jarak kamera yang digunakan adalah long shot, sang sutradara ingin memperlihatkan latar belakang tempat Rakha yaiut disebuah gudang beserta alat-alat
untuk melakukan praktek tersebut. Adegan ini berada pada durasi 01:19:18. Shot yang terakhir dalam adegan ini diperankan oleh Willy dan geng motor.
Jarak kamera yang digunakan adalah extreme long shot. Sang sutradara ingin memvisualisasikan situasi yang sedang terjadi, Willy dipukuli oleh salah seorang dari
anggota geng motor tersebut dan teman-teman yang lainnya hanya melihat dan menertawakan Willy. Willy tidak sanggup melawan karena takut dan begitu banyak
orang yang ada disana. Secara
keseluruhan adegan-adegan
diatas memiliki
unsur-unsur sinematografi. Jarak kamera yang digunakan antara lain; medium shot, long shot dan
extreme long shot. Pencahayaannya natural, cahaya yang ada di lokasi, atau menggunakan sumber cahaya utama key light. Setting yang digunakan adalah shot
on location. Lalu, aspek suara dan editing yang digunakan adalah dieges sound dan non
dieges sound
dengan editing
di dominasi
oleh tipe
montase, establishingreestablishing shot dan cut in yang diiringi musik instrumental.