Narasi Adegan Yang Diteliti
2. Masalah dan Konflik
Masalah yang muncul pada adegan ini adalah ketika Rakha tidak menyukai pendapat-pendapat Willy mengenai kebiasaan Willy yang playboy yang suka
berkenalan dengan gadis-gadis cantik. Dia kasihan dengan Lolly pacarnya Willy yang juga adalah teman SMA Willy.
Konflik muncul ketika mobil Rakha hilang dan Rakha, Willy dan Rio saling menyalahkan. Willy menyalahkan Rakha kenapa dia sempat membuang handphone
nya di jalan. Namun, Rakha tidak merasa bersalah karena ia melakukan itu untuk kebaikan Willy dan hubungan Willy dengan pacarnya, Lolly. Willy merasa Rakha
yang sempat naksir Lolly ingin merebut Lolly darinya. Rakha tersinggung lalu memukul Willy. Ketika dilerai oleh Rio, Rakha tambah emosi karena Rio sangat
konyol meninggalkan mobilnya begitu saja karena ingin bermain-main dengan sapi dan kambing yang ada di sekitar situ. Akhirnya Rakha dengan emosi meninggalkan
kedua temannya. Rio tidak mau pergi bersama Willy karena dia tidak mau tertular penyakit hati yang dimiliki Willy. Penyakit sombongnya, angkuhnya.
3. Lokasi
Karena film ini bergenre fiksi ada beberapa adegan yang dilakukan di studio. Namun ada pula yang shot on location seperti lokasi di sepanjang perjalanan dari
Jakarta menuju Bandung, toko kue, stasiun, musholla di sebuah desa terpencil, bukit bintang dan lokasi ikon kota Bandung yaitu Gedung sate.
4. Waktu
Penggunaan waktu dalam setiap adegan di film ini dijelaskan sebagai berikut: Pagi, dimana Rakha, Willy dan Rio memulai perjalanan dari Jakarta ke Bandung.
Siang, dimana kejadian yang terjadi dimana konflik dan masalah muncul di waktu siang. Malam, di waktu mereka mengalami titik puncak yang mengubah hidup
mereka. Rakha hampir dicabuli oleh homo pemilik wartel, Willy dikeroyok sekumpulan orang yang tak dikenal karena jalan dengan pacar dari salah satu pemuda
itu, dan Rio yang merenungi ucapan-ucapan dari sosok lpria misterius 1865. Tidak ada musim-musim tertentu yang divisualisasikan di film ini hanya waktu pagi, siang
dan malam hari dan waktu yang dilakukan di film ini adalah 36 jam perjalanan Rakha, Willy dan Rio.
Dalam film yang bergenre drama komedi ini, memiliki dialog yang padat dan panjang. Film ini adalah film ngomong, karena dibandingkan dengan gerakan
lebih banyak ketika para tokoh sedang berdiskusi atau melakukan percakapan dengan waktu yang cukup lama dan panjang. Yang kuat dalam film ini adalah dialognya.
Setiap dialognya sangat berisi dan berbobot. Adegan bermula ketika Rakha diminta ayahnya untuk memenuhi permintaan
terakhir neneknya yang sedang sakit parah yaitu membawakan satu kotak brownies Mama Cake langsung dari tempat pembuatannya yaitu di Bandung. Lalu Rakha dan
kedua temannya yaitu Willy dan Rio ikut menemani Rakha. Dalam perjalanan mereka mengalami konflik yang membuat mereka berpisah dan melanjutkan
perjalanan masing-masing.
Lalu mereka mengalami konflik masing-masing. Rakha yang harus bolak- balik menuju toko kue Mama Cake karena selalu hilang brownies yang dibelinya.
Sampai akhirnya dia bertemu dengan Mawar seorang gadis yang ditemuinya di toko kue tersebut. Lalu Willy yang akhirnya mendapatkan pelajaran dari sifatnya yang
playboy. Ia dipukuli salah satu anggota geng motor karena jalan dengan pacarnya. Willy dipukuli sampai hampir mati. Di waktu yang sama Rio yang bertemu kembali
dengan sosok 1865 disebuah desa terpencil. Rio merenungi kata-kata sosok 1865 mengenai shalat. Karena Rio selama ini menurutnya menganut agama cinta jadi tidak
perlu melakukan shalat. Rio mencintai seluruh alam semesta dan makhluk hidupnya namun Rio lupa mencintai pencipta alam semesta itu sendiri yaitu Allah SWT.
Akhirnya setelah mendapatkan mimpi yang sama dan aneh ketiganya langsung merenung. Willy langsung bangun sehabis pingsan karena dipukuli. Rakha
yang sedang tidur dipinggiran gedung sate langsung bangun dan merenung maksud mimpi tersebut dan Rio langsung mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat.
Akhirnya mereka bertiga bertemu kembali. Willy melihat Rakha sedang duduk di pinggirian gedung sate saat Willy sedang naik taksi. Rakha berhasil menemukan Rio
lewat telepati yang dihubungkan Rio ke Rakha. Belum selesai sampai disitu, mereka harus mencari brownies Mama Cake
karena brownies yang terakhir mereka punya dimakan oleh Tommy sepupu Rakha yang datang menjemput, lalu Tommy berikan kepada bocah pengaman di jalanan.
Rakha berpikir keras bagaimana caranya ia harus memenuhi amanah dari neneknya tersebut. Akhirnya Rakha teringat Mawar, Rakha meminta brownies Mama Cake
kepada Mawar. Tanpa disangka ternyata brownies Mama Cake yang ada pada Mawar adalah milik Rakha. Mawar salah mengambil brownies saat di stasiun dan sebenarnya
punya Mawarlah yang hilang. Akhirnya setelah penuh perjuangan dan mengalami kejadian-kejadian yang
sangat berharga, Rakha berhasil membawakan brownies Mama Cake yang langsung dari tempat pembuatannya di Bandung. Namun sayang sekali, saat Rakha tiba
neneknya sudah meninggal dunia. Namun Rakha sempat memberikan brownies Mama Cake kepada neneknya melalui kejadian yang sulit dipercaya, yaitu lewat
mimpi. Dari paparan narasi diatas, dapat peneliti kaji bahwasannya mitos yang ingin
dibangun dalam narasi tersebut adalah Rakha, Willy dan Rio melalui setting atau latar dimana adegan diambil, melalui kata-kata yang digunakan didalam dialog dan
monolog yang dilakukan oleh pemain. Adapun penjelasan mitos secara detail dapat dilihat pada tabel denotasi dan konotasi.