Prosedur Kerja METODOLOGI PENELITIAN

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kecepatan 8700 rpm selama 1 menit. Larutan dalam microsentrifuge tube yang keluar melewati filter tube kini telah mengandung DNA.

3.4.3 Analisis Hasil Isolasi DNA dengan Spektrofotometer UV untuk DNA

BioDrop, 2015 Instrumen BioDrop DUO yang digunakan dalam analisis ini menggunakan sistem layar sentuh. Setelah dihidupkan dan proses kalibrasi selesai maka akan tampil 6 menu, pilih “Life Science”, kemudian antara “Nucleic Acid” dan “Protein” pilih “Nucleic Acid”, kemudian “DNA”. Mode pengukuran konsentrasi dan kemurnian DNA pun berhasil ditampilkan. Sebelum dilakukan pengukuran, lakukan beberapa penyesuaian antara lain: Pada menu “pathlength” pilih µLite 0.5mm. Untuk mendapatkan hasil pengukuran dalam nanogram, pada menu “unit” ubah “µgml” menjadi “ngµl”. Setelah pengaturan selesai, tekan “next” yang dilambangkan dengan simbol anak panah ke kanan, pengukuran telah dapat dilakukan. Sebelum mengukur sampel terlebih dahulu dilakukan analisis blangko, blangko dalam hal ini adalah elution buffer. Bersihkan sampel port dengan tisu, 2 µl elution buffer dimasukkan ke dalam sampel port kemudian pilih “Blangko” dengan simbol kuvet tanpa isi. Setelah itu di layar akan menampilkan nilai konsentrasi 0,000 ngµl dan pada nama sampel akan tertera reference. Pengukuran sampel dilakukan sama seperti perlakuan pada blangko, masukan sampel satu persatu dengan sebelumnya tidak lupa selalu membersihkan sampel port dengan tisu sebelum sampel baru dimasukkan. Selanjutnya pilih “Measure”dengan simbol kuvet berisi pada layar. Akan ditampilkan nilai konsentrasi beserta kemurnian DNA.

3.4.4 Uji Spesifisitas Primer dan Probe dengan metode BLAST

menggunakan Database NCBI Dari laman website NCBI, uji spesifisitas dilakukan dengan terlebih dahulu menuju ke laman BLAST. Pada laman BLAST, klik menu “Nucleotide Blast”. Setelah itu masukkan urutan basa yang akan diujikan di kolom “Enter Query Sequence”. Pisahkan antar urutan basa dengan tanda koma ,. Selanjutnya klik BLAST dan tunggu beberapa saat. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Muncul ditampilan berupa data yang berisikan daftar spesies yang memiliki kemiripan dengan data yang diujikan.

3.4.5 Amplifikasi DNA menggunakan Real-Time PCR dengan metode

Hydrolysis Probe Langkah pertama pembuat larutan induk primer dan probe dibuat dengan konsentrasi 100 µM sesuai dengan instruksi yang terdapat dalam dokumen dari produsen, dari larutan induk tersebut diencerkan konsentrasinya menjadi 10 µM. Pengenceran dibuat sesuai perhitungan lampiran 4a dengan mencampurkan 10 µl larutan induk dan 90 µl aquadest di dalam microcentifuge tube, kemudian dihomogenkan dengan menaikturunkan pegas micropipet. Pembuatan master mix disesuaikan protokol yang ada lampiran 4b mengacu pada penelitian sebelumnya dimana konsentrasi primer ditetapkan sebesar 0,8 µM dan probe 0,2 µM Izzah, 2014. Sebelum melakukan pencampuran dilakukan perhitungan lampiran 4a, kemudian setiap reaksi master mix dibuat dengan mencampurkan secara berurutan 1,6 µl primer forward, 1,6 µl primer reverse, 1,4 µl aquadest, 0,4 µl probe dan 10 µl probe master. Setelah memasukkan probe dan probe master, campuran tidak boleh terlalu banyak di homogenkan untuk menghindari kerusakan. Ketika proses pencampuran sampai pada saat pemasukkan ke dalam instrumen, larutan diwajibkan tidak terpapar cahaya. Penambahan DNA template sebesar 5 µl menjadikan total keseluruhan campuran menjadi 20 µl. Sebelum running, dilakukan pengaturan subset dan sample editor serta program amplifikasi dengan LightCycler 480® Software 1,5 seperti pada tabel berikut: Tabel 4. Program amplifikasi Real-Time PCR Roche c , 2008 Setup Detection Format Block Type Reaction Volume Mono Color Hydrolysis Probe 96 20 µ L Programs UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Name Cycles Analysis Mode Pre-Incubation 1 None Amplification 40 Quantification Cooling 1 None Temperature Targets Target C Acquistion Mode Hold hh:mm:ss Ramp rate Cs Acquistion per C Preincubation 95 None 00:10:00 4,4 - Amplification 95 None 00:00:15 4,4 - 6061 Single 00:01:00 2,2 - 72 None 00:00:01 4,4 Cooling 40 None 00:00:10 1,5 - Keterangan: Suhu 61 o C untuk primer sapi Suhu 60 o C untuk primer babi Lampiran 6 Setelah campuran master mix dan program amplifikasi siap, terlebih dahulu masukkan 5 µl sampel atau DNA template pada multiwell plate sesuai dengan pengaturan yang telah dibuat pada subset editor. Kemudian masukkan 15 µl master mix ke setiap sampel secara perlahan dan dihomogenkan juga dengan sangat perlahan. Kemudian multiwell plate ditutup menggunakan sealing foil yang selanjutnya dirapatkan dan diratakan menggunakan comb, lalu masukkan pada mesin Real-Time PCR. Instrumen Real-Time PCR akan mengamplifikasi DNA secara otomatis dan langsung memberikan hasil amplifikasi dalam bentuk kurva amplifikasi. 34 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menganalisis cemaran daging babi pada produk bakso sapi menggunakan Real-Time PCR dengan metode Hydrolysis Probe. Cemaran daging babi dapat diketahui melalui amplifikasi DNA ditunjukkan dengan naiknya kurva amplifikasi apabila terjadi kontaminasi daging babi dalam produk bakso sapi yang diuji.

4.1 Hasil Analisis Isolat DNA dengan Spektrofotometer UV

Berdasarkan hasil analisis, proses ekstraksi dan isolasi DNA menggunakan kit komersial High Pure PCR Template preparation pada penelitian ini menghasilkan isolat DNA yang cukup baik. Isolat DNA didapatkan dengan menggunakan prinsip memisahkan DNA yang terikat pada filter dari pengotor lalu mengelusinya, menyesuaikan dengan protokol dan fungsi dari reagen dalam kit tersebut Lampiran 2 3. Lisis sel dilakukan dengan inkubasi menggunakan Proteinase K dimana keberadaan garam kaotropik menyebabkan inaktifasi seketika semua nuklease. Sentrifugasi membuat terjadinya ikatan yang selektif antara asam nukleat dengan kapas fiberglas pada filter. Kemudian terjadi ikatan asam nukleat kembali selama proses wash and spin yang merupakan tahapan pembersihan molekul-molekul kecil. Tahap terakhir digunakan dapar rendah garam untuk melepaskan asam nukleat yang diperoleh dari kapas fiberglas. Roche b , 2012 Isolat DNA yang diperoleh dianalisis dengan Spektrofotometer UV khusus analisis asam nukleat dengan volume mikro. Dari analisis ini didapat konsentrasi dan kemurnian Isolat DNA. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Konsentrasi dan kemurnian DNA hasil isolasi No. Isolat DNA Konsentrasi ngµl Kemurnian A260A280 Daging Segar 1. Daging Sapi 77,52 1,913 2. Daging Babi 80,08 1,824 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nilai konsentrasi dan kemurnian DNA diperoleh melalui pengukuran menggunakan Spektrofotometer UV khusus analisis volume mikro dengan limit deteksi 1 ngµl dan akurasi panjang gelombang ± 2 nm. BioDrop, 2015. Analisis dilakukan pada panjang gelombang 260 nm dan 280 nm. Dari perbandingan panjang gelombang 260 nm dan 280 nm di dapat rasio angka yang mencerminkan tingkat kemurnian DNA terhadap protein. Konsentrasi DNA pada Daging Sapi DS adalah 77,52 ngµl dan Daging Babi DB sebesar 80,08 ngµl. Konsentrasi ini mendekati dengan target konsentrasi percobaan yang diharapkan menggunakan kit High Pure PCR Template Preparation yakni dapat mengisolasi DNA dari sampel berupa jaringan sebanyak 20 µg200 µl atau setara dengan 100 ngµl Roche b , 2012. Hasil Isolat bakso baik simulasi maupun sampel diperoleh konsentrasi yang lebih rendah. Konsentrasi Simulasi Bakso Sapi SS; Simulasi Bakso Babi SB; Bakso AA; Bakso FF; Bakso GG; Bakso II; Bakso KiKI; Bakso KoKO; Bakso Mr.B Mr.B dan Bakso SR SR yang didapatkan dalam ngµl berturut-turut adalah 15,52; 38,06; 35,95; 56,15; 33,65; 33,81; 36,70; 18,12; 32,04; dan 46,06. Nilai konsentrasi DNA pada olahan daging bakso berkisar antara 15-50 ngµl, nilai tersebut kurang dari setengah dibandingkan Simulasi Bakso 3. Simulasi Bakso Sapi 15,52 1,638 4. Simulasi Bakso Babi 38,06 1,897 Sampel Bakso 5. Bakso A 35,95 1,716 6. Bakso F 56,15 1,747 7. Bakso G 33,65 1,629 8. Bakso I 33,81 1,707 9. Bakso Ki 36,70 1,773 10. Bakso Ko 18,12 1,629 11. Bakso Mr.B 32,04 1,880 12. Bakso SR 46,06 1,642 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta konsentrasi pada daging segar. Konsentrasi yang diperoleh dari semua sampel memenuhi syarat untuk diujikan menggunakan Real-Time PCR. Kemurnian dari Isolat DNA yang diperoleh akan mempengaruhi akurasi percobaan. Sampel dengan tingkat kemurnian rendah tidak murni menunjukkan adanya kontaminasi yang akan menyebabkan hasil amplifikasi tidak spesifik. Kontaminasi dengan protein yang terjadi pada isolat DNA dikarenakan proses ekstraksi yang kurang sempurna. DNA dikatakan murni dari campuran protein apabila nilai perbandingan A260A280 berkisar antara 1,8 sampai 2,0 Sambrook et al., 1989. Kemurnian atau nilai perbandingan A260A280 pada sampel daging sapi dan daging babi masing-masing 1,913 dan 1,824. Angka tersebut telah masuk dalam kisaran kemurnian yang baik. Berbeda dengan daging segar, hasil yang bervariasi ditunjukkan pada sampel bakso. Angka kemurnian Simulasi Bakso Sapi; Simulasi Bakso Babi; Bakso A; Bakso F; Bakso G; Bakso I; Bakso Ki; Bakso Ko; Bakso Mr.B dan Bakso SR masing-masing adalah 1,638; 1,897; 1,716; 1,747; 1,629; 1,707; 1,773; 1,629; 1,880 dan 1,642. Hanya Simulasi Bakso Babi dan Bakso Mr.B saja yang tergolong memiliki kemurnian ideal yakni dengan angka 1,897 dan 1,880. Sisanya mendapat angka tidak terpaut jauh dibawah 1,8. Rasio ~ 1,8 umumnya dapat diterima untuk DNA dikatakan murni NanoDrop, 2007. Konsentrasi dan kemurnian Isolat DNA merupakan faktor penting dalam analisis DNA. Konsentrasi yang baik tanpa di iringi kemurnian yang baik pula sangat memungkinkan terjadinya kesalahan analisis disebabkan DNA yang tidak spesifik. Sebaliknya, kemurnian yang baik namun tidak dibarengi pula dengan konsentrasi yang baik menyebabkan tidak teramplifikasinya DNA sampel jika konsentarsinya rendah atau justru menghasilkan amplifikasi yang berlebihan jika konsentrasinya tinggi sehingga berakibat terjadinya kesulitan dalam menganalisis sampel yang di uji karena kurva amplifikasinya terlalu cepat mencapai fase plateau.

4.2 Hasil Analisis Uji Spesifisitas Primer dan Probe dengan Database NCBI

Analisis primer dan probe dilakukan secara in silico dengan menggunakan program BLAST yang di akses dari laman NCBI. Tujuan analisis ini untuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengetahui tingkat spesifisitas primer dan probe yang digunakan apakah hanya mengamplifikasi satu jenis spesies saja. Uji spesifisitas primer dilakukan dengan memasukan urutan basa dari primer forward, probe dan pasangan dari primer reverse untuk kemudian di cari kemiripannya dengan urutan basa yang ada dalam database NCBI. Pengunjung dapat memilih sumber database sebagai acuan pencarian, dalam hal ini database yang digunakan adalah nucleotida collection nrnt. Dari pencarian tersebut ditampilkan spesies-spesies yang memiliki kemiripan urutan basanya dengan urutan basa dari data yang dimasukkan, maka didapatlah spesies yang paling identik. NCBI, 2015 Gambar 4.1 Hasil Uji spesifisitas primer dan probe sapi dengan program BLAST pada laman NCBI Keterangan: = primer forward ; = probe = RT primer reverse Uji spesifisitas primer sapi digunakan DNA target dengan panjang amplifikasi 120 pasang basa yang diperoleh dari area sitokrom b mitokondria susunan basa dna pada sapi. Hasil dari uji spesifisitas ini didapatkan kesesuaian hasil dengan yang diharapkan. Diperoleh kesesuaian dengan DNA mitokondria spesies Bos taurus yang merupakan spesies sapi yang banyak beredar di Indonesia. Hanya spesies tersebut yang memiliki urutan basa identik 100 dengan urutan basa dari primer dan probe yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa primer forward, probe dan primer reverse yang digunakan spesifik dengan DNA sapi.

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara Metode SYBR Green dan Metode Hydrolysis Probe dalam Analisis DNA Gelatin Sapi dan DNA Gelatin Babi dengan Menggunakan Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR)

1 64 90

Analisis Cemaran Daging Babi Pada Kornet Sapi di Wilayah Ciputat dengan Menggunakan Metode Polymerase Chain Reaction (PCR)

3 16 72

Deteksi DNA Babi dan DNA Sapi dengan Menggunakan Metode Insulated Isothermal Polymerase Chain Reaction (ii-PCR)

1 9 66

Deteksi DNA Gelatin Sapi Dan Gelatin Babi Pada Simulasi Gummy Vitamin C Menggunakan Real -Time PCR Untuk Analisis Kehalalan

1 11 70

Perbandingan antara metode SYBR green dan metode hydrolysis probe dalam analisis DNA gelatin sapi dan DNA gelatin babi dengan menggunakan real time PCR

1 33 90

Analisis Kandungan Gelatin Babi dan Gelatin Sapi pada Cangkang Kapsul Keras yang Mengandung Vitamin A Menggunakan Real-Time Polymerase Chain Reaction

0 13 80

DETEKSI DAGING BABI PADA PRODUK BAKSO YANG DIJAJAKAN DI PUSAT KOTA SALATIGA MENGGUNAKAN TEKNIK POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR).

0 1 2

IDENTIFIKASI DAGING BABI PADA BAKSO YANG BEREDAR DI PASAR WAGE PURWOKERTO MENGGUNAKAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) DAN ANALISIS RESTRIKSI MENGGUNAKAN ENZIM BamH1 DAN BseD1 SKRIPSI

0 0 14

IDENTIFIKASI KANDUNGAN DAGING BABI PADA DENDENG SAPI YANG BEREDAR DI SWALAYAN PURWOKERTO MENGGUNAKAN METODE REAL-TIME POLYMERASE CHAIN REACTION (RT-PCR) - repository perpustakaan

0 0 15

HALAMAN PERSETUJUAN IDENTIFIKASI DAGING BABI DALAM DAGING KEBAB YANG BEREDAR DI PURWOKERTO MENGGUNAKAN METODE REAL-TIME POLYMERASE CHAIN REACTION (RT-PCR) KHOTIMAH

0 0 17