Hasil Analisis Isolat DNA dengan Spektrofotometer UV
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mengetahui tingkat spesifisitas primer dan probe yang digunakan apakah hanya mengamplifikasi satu jenis spesies saja.
Uji spesifisitas primer dilakukan dengan memasukan urutan basa dari primer forward, probe dan pasangan dari primer reverse untuk kemudian di
cari kemiripannya dengan urutan basa yang ada dalam database NCBI. Pengunjung dapat memilih sumber database sebagai acuan pencarian, dalam
hal ini database yang digunakan adalah nucleotida collection nrnt. Dari pencarian tersebut ditampilkan spesies-spesies yang memiliki kemiripan
urutan basanya dengan urutan basa dari data yang dimasukkan, maka didapatlah spesies yang paling identik. NCBI, 2015
Gambar 4.1 Hasil Uji spesifisitas primer dan probe sapi dengan program
BLAST pada laman NCBI
Keterangan: = primer forward ;
= probe = RT primer reverse
Uji spesifisitas primer sapi digunakan DNA target dengan panjang amplifikasi 120 pasang basa yang diperoleh dari area sitokrom b mitokondria
susunan basa dna pada sapi. Hasil dari uji spesifisitas ini didapatkan kesesuaian hasil dengan yang diharapkan. Diperoleh kesesuaian dengan DNA
mitokondria spesies Bos taurus yang merupakan spesies sapi yang banyak beredar di Indonesia. Hanya spesies tersebut yang memiliki urutan basa
identik 100 dengan urutan basa dari primer dan probe yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa primer forward, probe dan primer reverse yang
digunakan spesifik dengan DNA sapi.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.2 Hasil Uji spesifisitas primer dan probe babi dengan program
BLAST pada laman NCBI
Keterangan: = primer forward ;
= probe = RT primer reverse
Uji spesifisitas primer babi digunakan DNA target dengan panjang amplifikasi 131 pasang basa . Hasil dari uji spesifisitas ini didapatkan spesies
Sus scrofa yang merupakan spesies babi yang banyak beredar di Indonesia. Spesies tersebut memiliki urutan basa identik 100 dengan urutan basa dari
primer dan probe yang digunakan. Selain Sus scrofa, terdapat dua spesies lagi yang memiliki identitas 100 dengan urutan basa dari primer dan probe yang
digunakan. Perbedaan walau hanya 1 pasang basa saja masih memungkinkan menyebabkan terjadinya kesalahan analisis. Spesies tersebut adalah Atherurus
africanus sejenis landak yang terdapat di benua Afrika dan Phlebotomus perniciosus yakni nyamuk yang terdapat di benua Eropa. Berdasarkan
perbedaan spesies dan lokasi penyebaran yang cukup signifikan, pasangan primer dan probe ini masih relevan digunakan untuk identifikasi babi di
Indonesia. Primer forward, probe dan primer reverse yang digunakan spesifik dengan DNA dari spesies babi yang beredar di Indonesia yakni Sus scrofa.