Faktor-faktor yang mempengaruhi self-efficacy Informasi Tentang Kemampuan Diri.

penentu tinggi rendahnya tingkat self-efficacy pada individu yang terpupuk dari masa kecil hingga dewasa Bandura, 1986, 414.

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi self-efficacy

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat self- efficacy dalam diri individu, sebagaimana yang diuraikan oleh Bandura 1982, 240, yaitu : a. Sifat Tugas yang Dihadapi Individu Derajat kompleksitas dan kesulitan dari tugas yang dihadapi akan mempengaruhi penilaian individu terhadap kemampuannya. Semakin komplek dan sulit suatu tugas, individu akan semakin menilai rendah kemampuannya. Sebaliknya, jika dihadapkan pada tugas sederhana dan mudah, maka individu akan menilai tinggi kemampuannya. b. Insentif Eksternal Bandura menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat meningkatkan self- efficacy adalah competence cotingent incentif, yaitu insentif reward yang diberikan oleh orang lain yang merefleksikan keberhasilan individu dalam menguasai atau melaksanakan sesuatu. c. Status atau Peran Individu dalam Lingkungan. Seseorang yang memiliki status yang lebih tinggi akan memperoleh derajat kontrol yang lebih besar pula, sehingga dapat diharapkan akan memiliki tingkat self-efficacy yang lebih tinggi. Sebagai contoh ; seorang pimpinan 32 cenderung memiliki derajat self-efficacy yang lebih tinggi dari pada bawahannya karena pimpinan memiliki derajat yang lebih tinggi.

2.1.4 Informasi Tentang Kemampuan Diri.

Seseorang akan meningkat self-efficacy-nya jika mendapatkan informasi yang positif tentang dirinya, begitu juga sebaliknya. Informasi mengenai kemampuan individu dapat diperoleh melalui empat sumber Bandura, 1986, 399-401, yaitu: 1. Pencapaian Kinerja Enactive Attainment Pencapaian kinerja merupakan sumber yang paling mempengaruhi self- efficacy, karena didasarkan pada pengalaman yang nyata dari keberhasilan dan kegagalan yang dialami individu dalam suatu bidang. Keberhasilan dapat meningkatkan self-efficacy, dan kegagalan yang berulang akan menurunkannya, terutama jika kegagalan terjadi pada awal unjuk kerja dan tidak dikarenakan usaha yang kurang atau salahnya strategi sebagai penyebab kegagalan. Kegagalan yang dapat diatasi dengan usaha dapat meningkatkan self-efficacy melalui pengalaman yang dapat menguasai kesulitan yang dialami. 2 Pengalaman Orang Lain Vicarious Experince Informasi yang diperoleh dari mengamati perilaku orang lain, yang serupa baik karakter maupun tingkat kemampuannya, dapat meningkatkan self- efficacy, walaupun pengaruhnya lebih kecil dibandingkan denganpencapaian nyata individu. Melihat orang lain berhasil, dapat meningkatkan keyakinan bahwa individu juga memiliki kapasitas untuk menguasai aktivitas serupa. 33 Begitu juga di lain pihak, melihat orang yang memiliki kompetensi sama dengan dirinya gagal walaupun sudah berusaha keras, akan menurunkan penilaian kemampuan dan usaha individu. 3. Persuasi Verbal Verbal Persuation Persuasi verbal biasanya untuk menyakinkan individu bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mencapai tujuannya. Informasi mengenai kemampuan individu ini disampaikan secara verbal oleh orang yang berpengaruh. Persuasi verbal dapat mempengaruhi individu untuk berusaha lebih keras dalam mencoba sesuatu yang dihindari atau meneruskan tugas tertentu yang telah lama ditinggalkan, dan meyakinkan bahwa individu mampu menguasai tugas tersebut. 4. Keadaan FisiologisEmosi Physiological State Informasi mengenai keadaam fisik yang diterima individu akan mempengaruhi pandangan mengenai kemampuannya dalam mengerjakan suatu tugas, contohnya, seorang pemain sepak bola merasa akan kalah sebelum pertandingan karena sudah merasa lelah atau otot-ototnya kaku. Informasi yang diperoleh melalui empat sumber ini untuk selanjutnya akan diseleksi, ditimbang disatukan oleh individu sehingga membentuk persepsi mengenai kemampuan yang dimilikinya. Self-efficacy individu dipengaruhi oleh persepsi terhadap kemampuan yang dimilikinya, sejauhmana sifat atau tingkat kesulitan tugas yang dihadapi, seperti apa insentif eksternal yang berupa reward diberikan, bagaimana peran yang berupa tingkat kepentingan individu di dalam 34 lingkungan kerja, serta sejauhmana informasi yang diperoleh mengenai hasil kerja atau keberhasilan masa lampau, pengalaman pribadi dan individu lain, anggapan individu lain tentang diri pribadi dan penghargaan yang diberikan, juga mengenai keadaan fisiologis dari individu yang bersangkutan. Faktor-faktor seperti sifat tugas, insentif eksternal, peran dan informasi ini dapat mempengaruhi self-efficacy di dalam diri individu. 35 Gambar 2.1 Regulation Of Cognitive Processes Through Perceived Self-Efficacy Sumber keyakinan Pola yang berkaitan Dampak Self Efficacy Umpan balik dengan perilaku Pencapaian kinerja Pengalaman orang lain Persuasi verbal Keadaan fisiologis Tinggi- “Saya tahu dapat mengerjakan pekerjaan ini”. Self-Efficacy Rendah- “Saya pikir , saya tidak dapat melakukan pekerjaan ini”. • Pasif • Menghindari tugas yang sulit • Mengembangkan aspirasi yang lemah dan komitmen yang rendah • Terfokus pada pribadi yang tidak efesien • Jangan pernah mencoba melakukan suatu usaha yang lemah • Berhenti atau tidak berani karena kegagalan • Menyalahkan kegagalan pada kekurangan kemampuan atau nasib buruk • Khawatir, mengalami tress, menjadi tertekan • Berpikir mengenai alasan kegagalan • Akif-memilih kesempatan yang paling baik • Mengelola situasi- menghindari atau menetralkan kesulitan • Menetapkan tujuan- membangun stándar • Merencanakan, mempersiapkan, dan mempraktikkan • Mencoba dengan keras, gigih • Memecahkan persoalan dengan kreatif • Belajar dari kegagalan • Memperlihatkan keberhasilan • Membatasi stress Gagal Berhasil 36

2.1.5. Dimensi self-efficacy