hambatan saat melaksanakan tugas. Individu yang memiliki keyakinan yang kurang akan kemampuannya dapat dengan mudah menyerah bila menghadapi
hambatan dalam melaksanakan tugas.
Ketiga dimensi ini erat satu sama lain, tinggi rendahnya tingkat self-efficacy
individu selalu diukur dalam hubungannya dengan ketiga dimensi tersebut. Individu dapat dikatakan memiliki
self-efficacy yang tinggi apabila mampu melakukan tugas mulai dari yang mudah hingga yang sulit, serta memiliki
keyakinan yang kuat akan kemampuannya bukan hanya dalam situasi dan aktivitas tertentu saja, melainkan juga dalam serangkaian aktivitas dan situasi
yang bervariasi.
2.1.6. Fungsi self-efficacy
Self-efficacy setidaknya memiliki peran terhadap segala perasaan, pikiran pengambilan keputusan maupun tindakan individu sampai dengan hasil yang
ditampilkan oleh individu. Begitu pula dalam hal berinteraksi dengan individu lain. Peran ini dapat juga disebut dengan fungsi
self-efficacy, sesuai yang dijabarkan oleh Bandura 1986, 393-396, yaitu :
1. Pilihan Tingkah Laku Choice Behavior
Keputusan sehari-hari individu yang melibatkan pilihan tindakkan merupakan bagian dari ketentuan penilaian
self-efficacy pribadi. Individu cenderung menghindari tugas dan situasi yang diyakini berada di luar kemampuannya,
38
namun individu mampu menangani kegiatan yang dinilainya mampu untuk diatasi. Disaat individu mempertimbangkan untuk mencoba melakukan hal
tertentu, individu akan bertanya pada dirinya apakah mampu atau tidak untuk melakukannya dan di sinilah
self-efficacy berfungsi. 2. Usaha yang Dilakukan dan Daya Tahan
Penilaian terhadap self-efficacy juga menentukan seberapa besar usaha yang
akan dilakukan dan berapa lama individu mampu bertahan menghadapi segala hambatan dan gangguan dalam melakukan suatu tugas. Semakin tinggi tingkat
self-efficacy, semakin besar usaha yang akan dilakukan dan semakin besar daya tahan dalam menghadapi hambatan tugas.
3. Pola Berpikir dan Reaksi Emosi Self-efficacy mempengaruhi pola berpikir dan reaksi emosi individu pada saat
mengatasi dan melakukan transaksi dengan lingkungan. Self-efficacy yang
dipersepsikan membentuk cara pikir kausal sebab-akibat. Individu dengan self-efficacy tinggi memusatkan perhatian pada usaha yang diperlukan sesuai
dengan tuntutan situasi dan menjadikan rintangan sebagai dorongan untuk berusaha lebih keras. Individu akan melihat kegagalan akibat dari kurangnya
usaha. Sedangkan individu dengan self-efficacy rendah melihat kegagalan
sebagai akibat dari ketidak mampuannya. 4. Perwujudan dari Keterampilan yang Dimiliki
Tingkat keterampilan atau kemampuan yang sama pada dua individu belum berarti dapat mewujudkan hasil yang sama pula.
self-efficacy sangat berperan dalam mewujudkan keterampilan individu. Individu dengan
self-efficacy
39
tinggi, tidak cepat menyerah dalam menjalankan tugas dan akan terus berusaha mengerahkan segenap kemampuan sehingga keterampilannya
tercipta.
Kaitan antara keempat fungsi self-efficacy di atas sangat erat dan saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Self-efficacy mempengaruhi pola
berpikir individu dan reaksi emosinya di saat mempertimbangkan tugas yang akan dihadapinya dan kemudian menghasilkan pilihan tingkah laku yang juga
dipertimbangkan berdasarkan informasi atau pengetahuan tentang kemampuannya. Setelah itu, individu akan berusaha melaksanakan tugas dengan
tingkat ketekunan yang ikut dipengaruhi oleh self-efficacy, sehingga pada
akhirnya individu dapat mewujudkan keterampilannya
2.1.7. Implikasi self-efficacy bagi para manajer