Fungsi self-efficacy Hubungan self-efficacy dengan penyesuain diri pada pekerja outbonund freelance PT. Selaras Inti Prima Indonesia

hambatan saat melaksanakan tugas. Individu yang memiliki keyakinan yang kurang akan kemampuannya dapat dengan mudah menyerah bila menghadapi hambatan dalam melaksanakan tugas. Ketiga dimensi ini erat satu sama lain, tinggi rendahnya tingkat self-efficacy individu selalu diukur dalam hubungannya dengan ketiga dimensi tersebut. Individu dapat dikatakan memiliki self-efficacy yang tinggi apabila mampu melakukan tugas mulai dari yang mudah hingga yang sulit, serta memiliki keyakinan yang kuat akan kemampuannya bukan hanya dalam situasi dan aktivitas tertentu saja, melainkan juga dalam serangkaian aktivitas dan situasi yang bervariasi.

2.1.6. Fungsi self-efficacy

Self-efficacy setidaknya memiliki peran terhadap segala perasaan, pikiran pengambilan keputusan maupun tindakan individu sampai dengan hasil yang ditampilkan oleh individu. Begitu pula dalam hal berinteraksi dengan individu lain. Peran ini dapat juga disebut dengan fungsi self-efficacy, sesuai yang dijabarkan oleh Bandura 1986, 393-396, yaitu : 1. Pilihan Tingkah Laku Choice Behavior Keputusan sehari-hari individu yang melibatkan pilihan tindakkan merupakan bagian dari ketentuan penilaian self-efficacy pribadi. Individu cenderung menghindari tugas dan situasi yang diyakini berada di luar kemampuannya, 38 namun individu mampu menangani kegiatan yang dinilainya mampu untuk diatasi. Disaat individu mempertimbangkan untuk mencoba melakukan hal tertentu, individu akan bertanya pada dirinya apakah mampu atau tidak untuk melakukannya dan di sinilah self-efficacy berfungsi. 2. Usaha yang Dilakukan dan Daya Tahan Penilaian terhadap self-efficacy juga menentukan seberapa besar usaha yang akan dilakukan dan berapa lama individu mampu bertahan menghadapi segala hambatan dan gangguan dalam melakukan suatu tugas. Semakin tinggi tingkat self-efficacy, semakin besar usaha yang akan dilakukan dan semakin besar daya tahan dalam menghadapi hambatan tugas. 3. Pola Berpikir dan Reaksi Emosi Self-efficacy mempengaruhi pola berpikir dan reaksi emosi individu pada saat mengatasi dan melakukan transaksi dengan lingkungan. Self-efficacy yang dipersepsikan membentuk cara pikir kausal sebab-akibat. Individu dengan self-efficacy tinggi memusatkan perhatian pada usaha yang diperlukan sesuai dengan tuntutan situasi dan menjadikan rintangan sebagai dorongan untuk berusaha lebih keras. Individu akan melihat kegagalan akibat dari kurangnya usaha. Sedangkan individu dengan self-efficacy rendah melihat kegagalan sebagai akibat dari ketidak mampuannya. 4. Perwujudan dari Keterampilan yang Dimiliki Tingkat keterampilan atau kemampuan yang sama pada dua individu belum berarti dapat mewujudkan hasil yang sama pula. self-efficacy sangat berperan dalam mewujudkan keterampilan individu. Individu dengan self-efficacy 39 tinggi, tidak cepat menyerah dalam menjalankan tugas dan akan terus berusaha mengerahkan segenap kemampuan sehingga keterampilannya tercipta. Kaitan antara keempat fungsi self-efficacy di atas sangat erat dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Self-efficacy mempengaruhi pola berpikir individu dan reaksi emosinya di saat mempertimbangkan tugas yang akan dihadapinya dan kemudian menghasilkan pilihan tingkah laku yang juga dipertimbangkan berdasarkan informasi atau pengetahuan tentang kemampuannya. Setelah itu, individu akan berusaha melaksanakan tugas dengan tingkat ketekunan yang ikut dipengaruhi oleh self-efficacy, sehingga pada akhirnya individu dapat mewujudkan keterampilannya

2.1.7. Implikasi self-efficacy bagi para manajer