9 selulosa pada kayu rata-rata 48-50 sedangkan pada bagas berkisar antara 49-55
[ ], sedangkan pada kulit buah kakao sebesar 36,23 [ ]. Teknologi untuk mengonversi selulosa menjadi etanol sudah ada, tetapi stoikiometri
dari prosesnya merugikan. Walaupun setiap langkah dalam proses konversi fermentasi glukosa menjadi etanol menghasilkan yield 100, hampir dua per tiga selulosanya
menghilang, terkonversi menjadi karbon dioksida saat fermentasi glukosa menjadi etanol
[ ]. Bahan lignoselulosa merupakan komponen organik berlimpah di alam, yang terdiri
dari tiga polimer yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin. Komponen terbesar adalah selulosa 35-50, hemiselulosa 20-35 dan lignin 10-25
[ ].
Selulosa adalah unsur pokok pada tanaman dan merupakan biopolimer linier dari molekul anhidroglukopiranosa pada ikatan β-1,4 glukosidik yang berlimpah di
alam [ ].
Selulosa [C
6
H
2
O
5
]
n
[ ] merupakan bahan yang kaya akan karbon. Karbon yang
terkandung dalam selulosa dapat dimanfaatkan dalam proses fermentasi mikroba. Sebelum difermentasi, selulosa tersebut harus disakarifikasi terlebih dahulu menjadi
gula-gula sederhana glukosa dan fruktosa
[ ].
Gambar 2.2 Molekul Selulosa
[ ]
Hemiselulosa [C
5
H
2
O
4
]
n
[ ]
merupakan istilah umum bagi polisakarida yang larut dalam alkali. Hemiselulosa sangat dekat asosiasinya dengan selulosa dalam dinding
sel tanaman
[ ].
Lignin [C
10
H
12
O
4
]
n
[ ] adalah polimer yang tersusun oleh unit fenil propana.
Polimer lignin tidak linear melainkan cenderung membentuk cabang dan struktur tiga dimensi. Sebanyak 23 bagian unit fenil propana dalam lignin dihubungkan oleh ikatan
10 eter C
–O–C, sedangkan sisanya oleh ikatan karbon C–C. Ikatan tersebut menyebabkan lignin tahan terhadap hidrolisis. Akan tetapi, lignin terurai menjadi asam
format, metanol, asam asetat, aseton, dan vanilin pada suhu tinggi. Pereaksi yang biasa digunakan untuk mengendapkan lignin ialah H
2
SO
4
pekat dan HCl pekat
[ ].
2.3 BIOETANOL
Bioetanol dapat dibuat dari bahan-bahan bergula atau bahan berpati seperti tebu, nira nipah, sagu, sorgum, ubi kayu, ubi jalar, ganyong, dan lain-lain. Bahan-bahan
tersebut banyak tersedia di Indonesia, sehingga sangat berpeluang untuk digunakan sebagai energi alternatif. Bioetanol sangat berpotensi dikembangkan di Indonesia,
karena didukung oleh potensi lahan yang luas, sumberdaya manusia petani, keanekaragaman hayati, dan sumberdaya alam yang melimpah
[ ]. Bioetanol sering ditulis dengan rumus EtOH. Rumus molekul etanol adalah
C
2
H
5
OH, sedang rumus empirisnya C
2
H
6
O atau rumus bangunnya CH
3
-CH
2
-OH. Bioetanol merupakan bagian dari kelompok metil CH
3
- yang terangkai pada kelompok metilen -CH
2
- dan terangkai dengan kelompok hidroksil -OH. Secara umum akronim dari bioetanol adalah EtOH Ethyl-OH
[ ].
Gambar 2.3. Rumus Bangun Bioetanol
[ ]
Bioetanol memiliki potensi untuk mengurangi gas rumah kaca berdasarkan metode produksinya. Bioetanol ini berpotensi untuk mengganti bahan bakar minyak fosil
menjadi bahan bakar yang terbarukan sehingga menjadi alasan utama mengapa etanol dipertimbangkan dan diimplementasikan
[ ]. Bioetanol adalah fermentasi alkohol, disebut sebagai etil alkohol etanol yang
dihasilkan dari fermentasi mikroba, sebagai alternatif produksi sintetik etanol dari sumber petrokimia. Bioetanol diperoleh dengan distilasi hidrolisat biomassa yang telah
11 difermentasi. Bioetanol dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar cair untuk mesin
pembakaran internal, baik sebagai bahan bakar tunggal yang digunakan maupun bercampur dengan minyak bumi
[ ].
2.4 ETANOL
Etanol yang disebut juga sebagi etil alkohol, mempunyai sifat berupa cairan yang tidak stabil, mudah terbakar dan tidak berwarna. Etanol merupakan alkohol rantai lurus
dengan rumus molekul C
2
H
5
OH [ ], larut dalam air, eter, aseton, benzene, dan semua
pelarut organik, serta memiliki bau khas alkohol. Sifat-sifat kimia dan fisis ethanol sangat tergantung pada gugus hidroksil. Pada tekanan 0,114 bar 11,5 kPa etanol dan
air dapat membentuk larutan azeotrop
[ ].
Tabel 2.3 Sifat Fisika Etanol [ ]
Properti Nilai
Berat Molekul gmol 46,1
Titik Beku
o
C -114,1
Titik Didih Normal
o
C 78,32
Densitas gml 0,7983
Viskositas Cp 1,17
Panas penguapan normal Jkg 839,31
Panas pembakaran Jkg 29676,6
Panas jenis Jkg 2,42
Nilai oktan Indeks Bias
106-111 1,36143
Etanol terbagi dalam tiga grade, yaitu grade industri dengan kadar alkohol 90-94, netral dengan kadar alkohol 96-99,5 umumnya digunakan untuk minuman keras atau
bahan baku farmasi dan grade bahan bakar dengan kadar alkohol diatas 99,5
[ ].
Etanol murni jarang digunakan untuk transportasi melainkan biasanya dicampur dengan bensin, yang paling terkenal digunakan untuk kendaraan adalah campuran E85,
dimana 85 etanol dan 15 bensin. Etanol yang mengandung oksigen lebih banyak daripada bensin akan menghasilkan pembakaran yang sempurna, sehingga dapat
mengurangi emisi dari hidrokarbon dan bahan partikulat yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna bensin. Bahkan, permintaan bioetanol akan tumbuh sangat