BUAH KAKAO Theobroma cacao L.

7 Tabel 2.2 komposisi kulit buah kakao [ ] [ ] [ ] Komponen Jumlah serat kasar 40,03 protein 9,71 selulosa 36,23 hemiselulosa 1,14 lignin 20-27,95 abu 41,60 lemak kasar 21,74 Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen BETN 31,41 Total Digestible Nutrient TDN 52,88 Neutral Detergent Fiber NDF 75,36 Acid Detergent Fiber ADF 68,70 Dari tabel 2.2 di atas dengan komposisi selulosa yang cukup banyak dapat dilihat bahwa kulit kakao memiliki potensi untuk mengonversi glukosa yang ada pada substratnya menghasilkan bioetanol. Selain biji, limbahnya sangant sangat bermanfaat, baik kulit buah, pulp, maupun plasentanya. Kulit buah cokelat dapat digunakan untuk campuran bahan makanan ternak, sumber gas bio, dan bahan pembuatan pectin. Pulp dan plasenta sebagai limbah pada fermentasi biji cokelat berguna untuk pembuatan alkohol dan cocoa jelly [ ]. Melihat kondisi di atas, maka sebenarnya Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk mengembangkan BBN Bahan Bakar Nabati dari kulit buah kakao. Terlebih lagi kakao telah benar-benar dicanangkan untuk dikembangkan secara besar-besaran oleh pemerintah. Hal ini akan menjadi nilai positif bagi Indonesia karena produksi bijinya ditingkatkan secara kualitas maupun kuantitas serta limbahnya dimanfaatkan sebagai BBN Bahan Bakar Nabati. Jadi tidak akan ada limbah yang terbuang percuma dan akan menjadi keuntungan bagi Indonesia [ ]. Kakao merupakan satu-satunya dari 22 jenis marga Theobroma, suku Sterculiaceae, yang diusahakan secara komersial. Menurut Tjitrosoepomo 1988 sistematika tanaman ini sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta Anak divisi : Angioospermae Kelas : Dicotyledoneae 8 Anak kelas : Dialypetalae Bangsa : Malvales Suku : Sterculiaceae Marga : Theobroma Jenis : Theobroma cacao, L Gambar 2.1 Buah Kakao Theobroma cacao, L [ ] PT. Perkebunan XXVI 1991 melaporkan bahwa daging buah, pulp dan plasenta merupakan bagian dari buah kakao yang dimasukkan sebagai kulit. Sedangkan dari 15 Kg buah akan diperoleh lebih kurang 12 Kg kulit buah kakao basah, dan lebih kurang 3 Kg biji kakao basah sekitar 1 Kg biji kakao kering. Jika memang secara garis besar produksi kakao tersebut dalam bentuk biji, maka akan diperoleh limbah yang sangat melimpah. Misalnya saja pada tahun 2008 Indonesia dapat menghasilkan biji kakao 803.594 ton maka limbah yang tersedia sekitar 3.214.367 ton. Dengan demikian, kulit buah kakao sangat berpotensi digunakan sebagai bahan baku pembuatan BBN yang berupa bioetanol [ ].

2.2 SELULOSA

Selulosa merupakan jenis polisakarida yang paling melimpah dan merupakan konstituen utama pada setiap struktur tanaman serta diproduksi juga oleh sebagian binatang dan sebagian kecil dari bakteri. Perbedaan terbesarnya adalah pada komposisi dan struktur anatomi dari dinding sel antara tumbuhan, hewan, dan bakteri. Kandungan 9 selulosa pada kayu rata-rata 48-50 sedangkan pada bagas berkisar antara 49-55 [ ], sedangkan pada kulit buah kakao sebesar 36,23 [ ]. Teknologi untuk mengonversi selulosa menjadi etanol sudah ada, tetapi stoikiometri dari prosesnya merugikan. Walaupun setiap langkah dalam proses konversi fermentasi glukosa menjadi etanol menghasilkan yield 100, hampir dua per tiga selulosanya menghilang, terkonversi menjadi karbon dioksida saat fermentasi glukosa menjadi etanol [ ]. Bahan lignoselulosa merupakan komponen organik berlimpah di alam, yang terdiri dari tiga polimer yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin. Komponen terbesar adalah selulosa 35-50, hemiselulosa 20-35 dan lignin 10-25 [ ]. Selulosa adalah unsur pokok pada tanaman dan merupakan biopolimer linier dari molekul anhidroglukopiranosa pada ikatan β-1,4 glukosidik yang berlimpah di alam [ ]. Selulosa [C 6 H 2 O 5 ] n [ ] merupakan bahan yang kaya akan karbon. Karbon yang terkandung dalam selulosa dapat dimanfaatkan dalam proses fermentasi mikroba. Sebelum difermentasi, selulosa tersebut harus disakarifikasi terlebih dahulu menjadi gula-gula sederhana glukosa dan fruktosa [ ]. Gambar 2.2 Molekul Selulosa [ ] Hemiselulosa [C 5 H 2 O 4 ] n [ ] merupakan istilah umum bagi polisakarida yang larut dalam alkali. Hemiselulosa sangat dekat asosiasinya dengan selulosa dalam dinding sel tanaman [ ]. Lignin [C 10 H 12 O 4 ] n [ ] adalah polimer yang tersusun oleh unit fenil propana. Polimer lignin tidak linear melainkan cenderung membentuk cabang dan struktur tiga dimensi. Sebanyak 23 bagian unit fenil propana dalam lignin dihubungkan oleh ikatan