Data Hasil Penelitian Kadar Bioetanol 49

xiii DAFTAR SINGKATAN ADP Adenosin Di Pospat ATP Adenosin Tri Pospat BBN Bahan Bakar Nabati EPR Energi Profit Rasio GC Gas Chromatography MTBE Methyl Tertiarybuthyl Ether NADH Nikotinamida Adenina Dinukleotida Hidrogen NAD + Nikotinamida Adenina Dinukleotida ix ABSTRAK Bioetanol merupakan salah satu jenis energi terbarukan yang sedang dikembangkan di dunia untuk memenuhi kebutuhan konsumsi energi. Bioetanol yang diperoleh dari hasil penelitian ini menggunakan hidrolisat limbah kulit buah kakao. Kulit buah kakao merupakan limbah padat perkebunan yang melimpah dan belum banyak dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah fermipan yang digunakan terhadap lamanya waktu fermentasi dan menghasilkan bioetanol dari hidrolisat limbah kulit kakao melalui proses fermentasi menggunakan tanin sebagai penghambat terjadinya oksidasi pada etanol misalnya pembentukan asam asetat dalam fermentasi dan fermipan sebagai sumber mikroorganismenya untuk mengonversi menjadi etanol. Bahan utama yang digunakan adalah hidrolisat limbah kulit buah kakao yang diperoleh dari hidrolisis menggunakan asam sulfat 4 M selama 2 jam dengan suhu 100 o C, fermipan, dan tanin. Kemudian hidrolisat tersebut difermentasi dengan menggunakan fermipan dengan variasi kadar yaitu 3, 5, dan 7 ww dan ditambahkan gambir sebagai sumber tanin selama 2, 3, 4 dan 5 hari lalu dilakukan distilasi dengan menggunakan rotary evaporator merk Ruchi Evaporator R-205 pada suhu 80 o C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi tersebut menghasilkan etanol. Analisa kuantitatif menggunakan instrumentasi GC dengan hasil kadar terbesar pada kadar fermipan 3 ww pada hari ke-3 yaitu 99,8174, yield terbesar pada pada kadar fermipan 5 ww pada hari ke-5 yaitu 34,4483. Analisa kualitatif menguji indeks bias menggunakan refraktometer ABBE dengan mengambil sampel pada kadar etanol terbesar yaitu 1,3285. Kata kunci: Bioetanol, hidrolisat limbah kulit buah kakao, fermipan, tanin, fermentasi. x ABSTRACT Bioethanol is one kind of renewable energy which is being improved in the world to fulfill the demands of energy consumption. Bioethanol which was produced in this research used the hydrolysate of husk cacao waste. The husk cacao is solid waste plantation which is abundant and hasn’t yet had an amount of usings. The purpose of this research is knowing the effect of the quantities of bread yeast used in this research to the length of days fermentation and producing bioethanol got from the hydrolysate of husk cacao waste by using fermentation process added with tannin as preventive oxidation in bioethanol such as formation of acetate acid, and using bread yeast as the source of microorganism to convert into bioethanol. The main substances are the hydrolysate of husk cacao waste produced from acid hydrolysis process using sulphate acid 4 M during two hours at 100 o C degree, tannin, and bread yeast. Afterwards the hydrolysate was fermented in variation sums of bread yeast 3, 5, and 7 ww and added with gambier as tannin source in 2, 3, 4, and 5 days and then the hydrolysate was distilled at 80 o C degree by using rotary evaporator having trade mark Ruchi Evaporator R-205. The result of this research indicated that the fermentation process produced bioethanol. The quantitative analysis used GC instrument and the largest content degree of bioethanol was 99,8174 in amount of bread yeast 3 ww in the third day of fermentation and the largest yield degree of bioethanol was 34,4483 in amount of bread yeast 5 ww in the fifth day of fermentation. The qualitative analysis used refractometre having trade mark ABBE to examine refractive index by choosing the sample having the largest content degree of bioethanol and the result was 1,3285. Key words: Bioethanol, the hydrolysate of husk cacao waste, bread yeast, tannin, fermentation process. 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Krisis energi yang terjadi akhir-akhir ini mendorong pemerintah menggalakkan sumber enegi terbarukan dari komoditas perkebunan atau dikenal dengan bahan bakar nabati BBN. Beberapa komoditas perkebunan yang potensial sebagai sumber bahan bakar nabati BBN biofuel adalah kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, dan jarak kepyar [ ] . Namun apabila dipahami lebih jauh, dengan menggunakan bahan baku tersebut akan mengakibatkan alih fungsi dan berkurangnya bahan pangan. Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan sub sektor perkebunan dari 15 komoditas yang dicanangkan untuk dikembangkan secara besar-besaran di Indonesia [ ] . Komponen limbah buah kakao yang terbesar berasal dari kulit buahnya atau bisa disebut pod kakao yaitu sebesar 75 dari total buah. Pod kakao merupakan limbah lignoselulosik yang mengandung lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Kandungan selulosa dan hemiselulosa pada pod kakao ini yang berpotensi untuk diolah lebih lanjut menjadi etanol [ ] . Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar meningkat karena cadangan minyak bumi yang makin menipis, harga minyak bumi yang cenderung meningkat, berlakunya peraturan reduksi emisi gas rumah kaca, dan kebijakan penghapusan methyl tertiarybuthyl ether MTBE, serta adanya kecenderungan beralihnya konsumsi pada sumber energi ramah lingkungan dan terbarukan [ ]. Empat proses utama dalam proses produksi bioetanol adalah pretreatment, hidrolisis, fermentasi, dan pemurnian [ ]. Proses fermentasi merupakan proses biokimia dimana terjadi perubahan-perubahan atau reaksi-reksi kimia dengan pertolongan jasad renik penyebab fermentasi tersebut bersentuhan dengan zat makanan yang sesuai dengan pertumbuhannya. Akibat terjadinya fermentasi sebagian atau seluruhnya akan berubah menjadi alkohol setelah beberapa waktu lamanya [ ]. 2 Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Pembuatan Bioetanol dari Kulit Kakao Theobroma Cacao L. Tahun Peneliti Keterangan 2013 Putu Kristiani K, La Ode Sabarudin, Rima Melati, Haeruddin [ ] Bahan baku: Filtrat cairan pulp kakao sebanyak 500 ml Metode: - Fermentasi anaerob selama 14 hari setiap 24 jam sekali waktu fermentasi . - penambahan 7,5 gram serbuk kulit bakau - suhu fermentasi diatur agar tetap memenuhi persyaratan optimal pertumbuhan dari Saccharomyces cerevisiae Optimum: - kadar alkohol tertinggi adalah 12 hari fermentasi dengan kadar alkohol 4,85 2009 Agustinus Eka P dan Amran Halim [ ] Bahan baku: Nira siwalan sebanyak 200 ml Metode: - starter ditambahkan ke substrat 200 ml nira siwalan dengan kadar 5, 10, 15 selanjutnya difermentasi secara anaerob selama 3,4, dan 5 hari - Temperatur fermentasi = temperatur ruangan Optimum: - waktu fermentasi optimum adalah pada hari ke-4 - persen starter optimum fermentasi adalah 15 - kadar etanol maksimum yang diperoleh adalah 6,17 dengan konversi sebesar 94,5 dan yield sebesar 48,6 2012 A.Rachman Fauzi, Didik Haryadi, Slamet Priyanto [ ] Bahan baku: pod kakao hasil ayakan 40 mesh Metode: - Hidrolisis menggunakan H 2 SO 4 2 N selama 4 jam 100 o C - Fermentasi pada ±30 o C dan pH 5 secara anaerob selama 144, 168, 192, dan 216 jam dengan menambahkan