Sistem Pelaksanaan Pemungutan dan Pemotongan Pajak Penghasilan

5. Setelah menghitung dan memotong PPh Pasal 21, PPKS Unit Usaha Marihat menyetor ke Bank yang telah ditunjuk oleh Dirjen Anggaran. Penyetoran dilakukan dengan menggunakan Surat Setor Pajak SSP untuk setiap bulan takwim. Penyetoran selambat-lambatnya dilakukan tanggal 10 bulan takwim berikutnya. 6. PPKS Unit Usaha Marihat selaku pemotong pajak melaporkan PPh Pasal 21 dengan menggunakan SPT masa ke KPP tempat PPKS Unit Usaha Marihat terdaftar. Pelaporan paling lambat tanggal 20 bulan takwim berikutnya. 7. Apabila dalam 1 bulan takwim terjadi kelebihan penyetoran PPh Pasal 21 maka kelebihan tersebut diperhitungkan dengan PPh Pasal 21 yang terutang bulan berikutnya dalam tahun takwim yang bersangkutan. 8. PPKS Unit Usaha Marihat sebagai pemotong pajak harus memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21 kepada orang pribadi bukan sebagai pegawai tetap pada saat dilakukannya pemotongan pajak. 9. PPKS Unit Usaha Marihat wajib mengisi, menandatangani dan menyampaikan SPT Tahunan PPh Pasal 21 ke KPP tempat PPKS Unit Usaha Marihat terdaftar. Selambat-lambatnya tanggal 31 Maret tahun takwim berikutnya. 10. SPT Tahunan PPh Pasal 21 disampaikan ke KPP dengan lampiran-lampiran yang ditentukan dalam penunjuk pengisian SPT Tahunan PPh Pasal 21 untuk tahun yang bersangkutan. 11. Selain melaporkan SPT secara langsung melalui KPP, pemotong pajak juga bisa menggunakan aplikasi pengisian SPT secara elektronik yang telah resmi dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak DJP melalui aplikasi e- Filing http:djponline.pajak.go.id atau melalui Application Service Provider ASP yang ditunjuk oleh DJP.

F. Realisasi Pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada PPKS Unit

Usaha Marihat Pematang Siantar TABEL 3.7 Realisasi Pembayaran PPh Pasal 21 Tahun 2013 dan Tahun 2014 PPKS Unit Usaha Marihat Tahun 2013 Tahun 2014 PPh Pasal 21 yang Dibayar Rp 430.507.000,- Rp 600.557.000,- Sumber Data : PPKS Unit Usaha Marihat Data Diolah Tabel diatas menunjukan jumlah realisasi pembayaran PPh Pasal 21 pada Tahun 2013 sebesar Rp 430.507.000,- mengalami peningkatan pada Tahun 2014 menjadi Rp 600.557.000,-. Total Pembayaran PPh Pasal 21 setiap tahun mengalami perubahan karena adanya perubahan jumlah tenaga kerja. Pada tahun 2013 jumlah tenaga kerja sebanyak 274 dua ratus tujuh puluh empat orang dan mengalami penurunan menjadi 255 dua ratus lima puluh lima orang pada tahun 2014. Penurunan ini dapat berubah setiap bulan dikarenakan adanya tenaga kerja yang dimutasi, pensiun atau meninggal dunia. Selain karena adanya tenaga kerja yang dimutasi, pensiun atau meninggal dunia perubahan jumlah pembayaran pajak juga dikarenakan terjadinya kenaikan pangkat atau golongan, sehingga gaji yang diperoleh karyawan juga ikut meningkat termasuk banyaknya pembayaran diluar kenikmatan gaji dan pemberian insentif. Berikut ini persentasi perubahan dalam membayar Pajak Penghasilan Pasal 21 : A – B 100 B Rp 600.557.000 – Rp 430.507.000 100 = 39,5 Rp 430.507.000 Keterangan : A = Pembayaran PPh Pasal 21 Tahun 2014 B = Pembayaran PPh Pasal 21 Tahun 2013 Dari perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembayaran PPh Pasal 21 mengalami peningkatan 39,5 dari tahun 2013 dengan jumlah Rp 430.507.000,- menjadi Rp 600.557.000,- pada tahun 2014.

G. Kendala-kendala yang Dihadapi Dalam Pembayaran PPh 21 Di PPKS

Unit Usaha Marihat dan Upaya Mengatasinya 1. Terlalu cepatnya PemerintahDirektorat Jenderal Pajak melakukan perubahan peraturan atau undang-undang tentang tata cara pembayaran, penghitungan dan pelaporan pajak seperti pengisian Surat Setor Pajak SSP, Surat Pemberitahuan SPT Tahunan, formulir 1721-A1 dan formulir 1721-A2 sehingga banyak Wajib Pajak yang salah dalam melakukan pengisian data. Untuk mengatasi kendala tersebut, pemotong pajak yang telah ditunjuk oleh perusahaan akan membantu Wajib Pajak dalam melakukan pengisian formulir 1721-A1 dan 1721-A2. 2. Kurangnya penyuluhan yang baik dari Kantor Penyuluhan Pajak KPP tentang tata cara pembayaran, penghitungan dan pelaporan pajak yang x x