Penghitungan Pajak Penghasilan Bagi Karyawan Yang Tidak Memiliki

Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp 24.290.052 PPh Terutang 5 x 120 x PKP Setahun Rp 1.457.403 PPh Pasal 21 per bulan Rp 121.450 2 Nama Hendrawan Golongan III-A1 Tanggungan KI2 Gaji Pokok Rp 2.855.180 Tunjangan Tetap Rp 945.495 Tunjangan Catu Rp 406.609 Tunjangan Transportasi Rp 739.236 Tunjangan Air dan Listrik Rp 285.260 Tunjangan Khusus Rp 488.510 Jamsostek 4,54 Rp 129.630 Penghasilan Bruto Rp 5.849.920 Pengurangan 1. Biaya Jabatan 5 x Penghasilan Bruto Rp 292.496 2. Iuran Jamsostek 2 Rp 57.103 Jumlah Rp 349.599 Penghasilan Netto Sebulan Rp 5.500.321 Penghasilan Netto Setahun Rp 66.003.825 PTKP Berdasarkan Golongan + _ - Untuk WP Sendiri Rp 24.300.000 - Isteri Bekerja Rp 24.300.000 - Tambahan WP Kawin Rp 2.025.000 - Tambahan 2 Anak Rp 4.050.000 Rp 54.675.000 Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp 11.328.825 PPh Terutang 5 x 120 x PKP Setahun Rp 679.730 PPh Pasal 21 perbulan Rp 56.644

E. Sistem Pelaksanaan Pemungutan dan Pemotongan Pajak Penghasilan

Pasal 21 atas Gaji Karyawan Pada PPKS Unit Usaha Marihat, Pematang Siantar 1. PPKS Unit Usaha Marihat selaku pemberi kerja memotong pajak dari gaji yang diterima karyawan. 2. PPh Pasal 21 dihitung dari total penerimaan gaji dan tunjangan-tunjangan dikurangi biaya jabatan dan iuran-iuran yang dibayarkan oleh karyawan dikurangi PTKP dikalikan dengan tarif pajak kemudian dibuat bukti pemotongan. 3. Pemotong pajak mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak KPP tempat PPKS Unit Usaha Marihat terdaftar sebagai Wajib Pajak. 4. Pemotong pajak mengambil formulir-formulir yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban perpajakan pada KPP setempat dimana PPKS Unit Usaha Marihat terdaftar. _ 5. Setelah menghitung dan memotong PPh Pasal 21, PPKS Unit Usaha Marihat menyetor ke Bank yang telah ditunjuk oleh Dirjen Anggaran. Penyetoran dilakukan dengan menggunakan Surat Setor Pajak SSP untuk setiap bulan takwim. Penyetoran selambat-lambatnya dilakukan tanggal 10 bulan takwim berikutnya. 6. PPKS Unit Usaha Marihat selaku pemotong pajak melaporkan PPh Pasal 21 dengan menggunakan SPT masa ke KPP tempat PPKS Unit Usaha Marihat terdaftar. Pelaporan paling lambat tanggal 20 bulan takwim berikutnya. 7. Apabila dalam 1 bulan takwim terjadi kelebihan penyetoran PPh Pasal 21 maka kelebihan tersebut diperhitungkan dengan PPh Pasal 21 yang terutang bulan berikutnya dalam tahun takwim yang bersangkutan. 8. PPKS Unit Usaha Marihat sebagai pemotong pajak harus memberikan bukti pemotongan PPh Pasal 21 kepada orang pribadi bukan sebagai pegawai tetap pada saat dilakukannya pemotongan pajak. 9. PPKS Unit Usaha Marihat wajib mengisi, menandatangani dan menyampaikan SPT Tahunan PPh Pasal 21 ke KPP tempat PPKS Unit Usaha Marihat terdaftar. Selambat-lambatnya tanggal 31 Maret tahun takwim berikutnya. 10. SPT Tahunan PPh Pasal 21 disampaikan ke KPP dengan lampiran-lampiran yang ditentukan dalam penunjuk pengisian SPT Tahunan PPh Pasal 21 untuk tahun yang bersangkutan. 11. Selain melaporkan SPT secara langsung melalui KPP, pemotong pajak juga bisa menggunakan aplikasi pengisian SPT secara elektronik yang telah resmi dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak DJP melalui aplikasi e-