Definisi dan Unsur Pajak
Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan, pajak didefinisikan sebagai kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Unsur-unsur yang ada dalam definisi pajak dapat diuraikan sebagai berikut : 1
Dapat Dipaksakan Salah satu hal yang membedakan pajak dengan pungutaniuran
lainnya adalah sifat “memaksa” yang melekat didalamnya. Pajak merupakan kontribusi yang dapat dipaksakan, sementara sumbangan atau hadiah
merupakan kontribusi yang bersifat sukarela. Dalam memungut pajak, pemerintah memiliki kewenangan penuh untuk melakukan pemaksaan agar
Wajib Pajak memenuhi kewajiban perpajakannya. Oleh karena itu, pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan selalu dapat
dipaksakan. 2
Dipungut Berdasarkan Undang-undang Unsur definisi pajak yang juga sangat penting adalah bahwa pajak
harus ditetapkan berdasarkan undang-undang. Karena pemungutan pajak dapat dipaksakan dan tidak memberikan imbalan secara langsung, maka
pemungutan pajak harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari rakyat melalui DPR. Hal ini sesuai dengan bunyi Pasal 23 ayat 2 UUD 1945,
yaitu “Segala pajak untuk kegunaan kas negara berdasarkan undang- undang”. Oleh sebab itu, pemungutan pajak harus mendapat persetujuan
dari rakyat mengenai jenis pajak apa saja yang akan dipungut serta berapa besarnya pemungutan pajak. Proses persetujuan rakyat tersebut tentunya
hanya dapat dilakukan dengan suatu undang-undang. 3
Tidak Mendapatkan Manfaat Langsung Pajak dipungut bukan untuk special benefit, artinya si pembayar pajak
tidak menerima langsung manfaat atas kontribusi pembayaran pajaknya. Kriteria inilah yang membedakan pajak dengan pungutan lainnya seperti
retribusi. Meskipun pembayaran pajak tidak mendapatkan manfaat secara langsung yang bisa dirasakan bukan berarti uang pajak bisa semena-mena
digunakan oleh pemerintah, apalagi saat ini tuntutan akan pelaksanaan tata pemerintahan yang baik good governance bukan lagi sekadar wacana.
Karena itu, akuntabilitas dan transparansi penggunaan penerimaan pajak mutlak harus dilakukan jika pemerintah sungguh-sungguh menginginkan
adanya social trust yang pada akhirnya akan membentuk voluntary tax compliance
. Selain itu dalam paradigma definisi pajak yang terbaru, konsepsi benefit telah berkembang sedemikian rupa sehingga pembayaran
pajak pada akhirnya harus tetap mendapatkan benefit paling tidak berupa kemudahan akses informasi ke pemerintah.
4 Digunakan Untuk Menjalankan Fungsi Negara
Salah satu instrumen yang digunakan negara untuk menjalankan fungsinya adalah pajak. Pajak dipungut dengan tujuan untuk membiayai
pengadaan public goods, namun pajak bisa juga dipungut untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan oleh pemerintah antara lain fungsi
alokasi, distribusi dan stabilisasi. Pemanfaatan pajak untuk menjalankan
fungsi negara pemerintah hendaknya berpegang pada prinsip-prinsip good governance
, yaitu penegakan hukum, transparansi, akuntabilitas, efisiensi, profesionalisme dan melibatkan partisipasi masyarakat secara luas.