BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Keterpaparan Pornografi Siswa Di SMA Al-Azhar Medan
Secara umum pengertian pornografi adalah tulisan, gambar atau perkataan yang tidak senonoh, menggambarkan subyek erotik dan bertujuan membangkitkan
gairah perilaku seksual Soebagyo, 2007. Kenyataan ini berarti bahwa tahapan efek paparan yang terjadi pada mereka yang terpapar pornografi cenderung akan
melakukan tindakan perilaku seksual menyimpang. Hasil penelitian ini cukup nyata bahwa dari keseluruhan siswa yang diteliti
ternyata sebanyak 73,3 pernah terpapar dengan pronograf Tabel 4.2. Sumber- sumber sebagai penyebab keterpaparan umumnya berasal dari internet, novel,
majalah, televesi, Hp dan teman-teman. Kenyatan ini tidak berbeda dari hasil survei yang dilakukan oleh Yayasan Kita dan Buah Hati di Jabodetabek 2005 dengan
1.705 responden remaja memperoleh hasil bahwa lebih dari 80 anak usia 9-12 tahun telah mengakses materi pornografi melalui situs-situs internet BKKBN, 2004.
Seperti diketahui bahwa tayangan media massa yang menonjolkan aspek pornografi diyakini sangat erat hubungannya dengan meningkatkan berbagai kasus
penyimpangan seksual yang terjadi pada remaja dan siswa. Seperti dikatakan oleh Kartono 2003, bahwa rangsangan kuat dari luar seperti film-film seks, sinetron,
buku-buku bacaan serta majalah-majalah bergambar seksi akan memberikan konsekuensi terhadap memuncaknya atau semakin panasnya reaksi-reaksi perilaku
seksual.
Universitas Sumatera Utara
Sejalan dengan hasil kajian BKKBN 2004 ternyata juga ditemukan bahwa di Indonesia, keterpaparan pornografi telah menjadi hal yang sangat umum karena
sangat mudah diakses oleh setiap kalangan usia. Aliansi Selamatkan Anak ASA Indonesia 2006 menyatakan bahwa Indonesia secara umum selain menjadi negara
tanpa aturan yang jelas tentang pornografi, juga mencacat rekor sebagai negara kedua setelah Rusia yang paling rentan untuk terpapar pornografi dan menyerang pada
anak-anak. Demikian juga hasil penelitian Resnayeti 2000 pada remaja siswa SMP dan
SMU di Jakarta Timur melaporkan bahwa media elektronik berupa televisi, video, dan internet telah memapari lebih dari 65 responden berkaitan dengan seks dan
reproduksi. Selain itu penelitian lain pada remaja di salah satu SMU Negeri di Jakarta juga menunjukkan bahwa usia terpapar pornografi pertama kali adalah pada usia di
atas 13 tahun sebesar 44. Remaja yang mempunyai pengalaman pernah membaca buku porno sebanyak 92,7, menonton film porno sebanyak 86,2, melalui video
porno 89,1 , dan melalui internet 87,1 Raviqoh, 2002 dalam Supriati, 2008. Mengacu kepada hasil penelitian dengan mengambil kasus di SMA Al Azhar
dan didukung oleh beberapa hasil kajian pernah dilakukan maka dapatlah disimpulkan bahwa keterpaparan pornografi yang terjadi pada siswa sangat terkait
dengan keterlibatan mereka untuk mengakses media-media sebagai sumber tayangan pronografi. Ini berarti bahwa keterpaparan pornografi tidak terlepas dari begitu
pesatnya kemajuan teknologi informasi yang berkembang saat ini, seperti teknologi media elektronik dan media sajian meliputi majalah, buku-buku, novel dan
sejenisnya.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Keterpaparan Pornografi Dan Pengetahuan Seksual Siswa